26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Istri Ini Dicambuk & Ditetesi Lilin Sebelum Disetubuhi

Foto: Amri/ Farida, istri yang mengalami kekerasan seksual dari suaminya selama 17 tahun.
Foto: Amri/
Farida, istri yang mengalami kekerasan seksual dari suaminya selama 17 tahun.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesabaran Farida Gustina (42) selama 17 tahun, habis sudah. Dia tak tahan lagi dicambuk tali pinggang atau tubuhnya ditetesi lilin, tiap kali akan bersetubuh dengan suaminya, Syafrizal (41).

Ibu 3 anak yang menetap di Jl. PWI Kec. Percut Seituan itu akhirnya melapor ke Polsek Percut Seituan, Kamis (22/1) siang. Diakui Farida, prilaku seks menyimpang suaminya, diketahui sejak anak pertama mereka berumur sekitar 5 bulan. Padahal, sebelumnya, Syafrizal biasa saja saat bersetubuh.

Belakangan, sejak sering minum tuak dan mabuk, belangnya mulai terlihat. Farida disiksa dulu baru ditiduri. Bahkan, Syafrizal kerap memaksa, meski Farida lagi tak mood. Gilanya, puas menyetubuhi, Syafrizal juga kerap mencekik dan menampar Farida, lalu pergi begitu saja.

Awal-awalnya, Farida kaget juga. Namun, dia akhirnya memaklumi prilaku seks suami meski dia yang tersiksa. Tapi, makin lama, aksi Syafrizal makin gila.

Bahkan, tanpa alasan apapun, kadang tangan Syafrijal melayang menampar wajah istrinya. Apalagi kalau makanan tak enak maka Farida jadi sasaran kekerasan ditendang dipukul di depan ketiga anaknya.

Farida sering protes. Bahkan mengancam akan meninggalkannya. Lagi, Syafrizal selalu bisa membujuknya dengan janji. Namun, janji itu selalu dilanggar. Prilaku Syafrizal selalu terulang tiap mereka ‘campur’. Dua tahun lalu, Farida sampai nekat kabur ke rumah orangtuanya di Pasar IX Tembung gara-gara tak tahan.

Tapi dia dijemput. Syafrizal memohon maaf dan berjanji tak akan bertingkah aneh lagi. Tapi, janji tinggal janji. Justru Syafrizal makin beringas. Setelah dijemput, Farida kembali dihajar bahkan dikurung di kamar dan disiksa secara seksual. “Dia siksa aku pakai lilin. Aku disuruh telanjang terus ditetesin lilin. Sakit rasanya, terus itulah dia gituin aku,” ujar Farida malu.

Lagi, Farida kerap memaafkan Syafrizal, yang meminta maaf dan janji tak berbuat begitu lagi. Tapi, tetap saja, tiap akan bersetubuh, Syafrizal seakan berubah wujud. Kelainan seksnya muncul dan Farida yang menahankan siksaannya. Bila menolak, justru Farida makin bonyok.

Akhirnya, Farida tak kuat lagi. Berawal dari kejadian Rabu (21/1) malam. Farida disuruh beli rokok. Sepulangnya dari warung, mendadak nafsu Syafrizal bangkit. Tanpa basa-basi, dia memukuli Farida tanpa sebab. Bahkan menelanjanginya di depan anak-anaknya yang sudah kelas 6 SD dan SMP.

Syafrizal lalu menarik Farida ke kamar. Di sana, dia dipukuli tali pinggang, baru menidurinya. “Tadi malam dia juga siksa aku di depan anak-anak. Dipukulinya aku pakai tali pinggang terus aku disetubuhinya. Rasanya sakit kali. Aku melawan, tapi ditumbuknya dadaku sampai gak bisa nafas,” beber Farida.

Kekerasan Syafrizal ternyata bukan jadi rahasia Farida saja. Tetangga dan warga sekitar sudah mengetahuinya. Maklum, pertengkaran dan kegaduhan tiap kali Syafrizal beraksi, sering terdengar. Apalagi, Farida kerap dipergoki menangis dengan sejumlah luka di tubuh.

Farida pun kerap dilihat warga dilempar Syafrizal. Sangkin geramnya, warga dan keplor pernah menarik paksa Syafrizal keluar rumah lalu disidang di balai kampung untuk diadili dan akan diserahkan ke polisi. Namun, lagi-lagi terhambat karena Farida masih memaafkan Syafrizal karena kasihan.

“Udah sering kami lihat dipukul pakai kayu, entah apa masalahnya. Geram, kami tarik lah si Syafrizal. Dua bulan yang lalu itu. Sempat dipukuli warga dan mau diserahkan ke polisi, karena kasihan istrinya damailah mereka. Eh rupanya terulang lagi,” ujar Mita, warga setempat yang turut menemani Farida melapor.

Hal senada diakui keplor setempat yang disapa Pak Tanjung. “Capek kami. Udah tujuh kali dan ini yang terakhir kayaknya. Gak ada efek jera makanya ini pakai jalur hukum,” ujarnya. Dia juga sempat kesal dengan Farida. Sebab, tiap kali Syafrizal akan dipolisikan, selalu dimaafkan karena kasihan.

Wrga sendiri menganggap Syafrizal sok preman. Karena kerap berbicara kasar dan suka menghardik. Warga yang kesal pernah berkelahi dengan Syafrijal dan merendamnya di parit. “Sok hebat dia, maki-maki warga yang ikut campur urusan rumah tangganya katanya. Geram, kami libas dan celupkan ke parit, mau kami

Matikan. Tapi si Farida menghalangi, padahal buat kebaikan dia juga ini,” kesal Arie (34) warga setempat, berharap polisi segera menangkapnya.

Namun, Syafrizal masih diburu. Dia keburu tahu dipolisikan, sehingga memilih kabur. “Udah lama kejadian ini, aku tau kali aibnya kayak mana kalau berhubungan, sering disiksa, dipukul, ditendang. Cuma aku malas ceritakannya lebih lanjut, yang penting sekarang dia udah lapor polisi,” ujar Pak Tanjung.

Kini Farida bersama tiga anaknya pulang ke rumah orangtuanya. Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung mengaku pihaknya tengah mencari Syafrizal. “Masuk DPO dan akan segera kita tangkap,” tegasnya.(mri/trg)

 

Foto: Amri/ Farida, istri yang mengalami kekerasan seksual dari suaminya selama 17 tahun.
Foto: Amri/
Farida, istri yang mengalami kekerasan seksual dari suaminya selama 17 tahun.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kesabaran Farida Gustina (42) selama 17 tahun, habis sudah. Dia tak tahan lagi dicambuk tali pinggang atau tubuhnya ditetesi lilin, tiap kali akan bersetubuh dengan suaminya, Syafrizal (41).

Ibu 3 anak yang menetap di Jl. PWI Kec. Percut Seituan itu akhirnya melapor ke Polsek Percut Seituan, Kamis (22/1) siang. Diakui Farida, prilaku seks menyimpang suaminya, diketahui sejak anak pertama mereka berumur sekitar 5 bulan. Padahal, sebelumnya, Syafrizal biasa saja saat bersetubuh.

Belakangan, sejak sering minum tuak dan mabuk, belangnya mulai terlihat. Farida disiksa dulu baru ditiduri. Bahkan, Syafrizal kerap memaksa, meski Farida lagi tak mood. Gilanya, puas menyetubuhi, Syafrizal juga kerap mencekik dan menampar Farida, lalu pergi begitu saja.

Awal-awalnya, Farida kaget juga. Namun, dia akhirnya memaklumi prilaku seks suami meski dia yang tersiksa. Tapi, makin lama, aksi Syafrizal makin gila.

Bahkan, tanpa alasan apapun, kadang tangan Syafrijal melayang menampar wajah istrinya. Apalagi kalau makanan tak enak maka Farida jadi sasaran kekerasan ditendang dipukul di depan ketiga anaknya.

Farida sering protes. Bahkan mengancam akan meninggalkannya. Lagi, Syafrizal selalu bisa membujuknya dengan janji. Namun, janji itu selalu dilanggar. Prilaku Syafrizal selalu terulang tiap mereka ‘campur’. Dua tahun lalu, Farida sampai nekat kabur ke rumah orangtuanya di Pasar IX Tembung gara-gara tak tahan.

Tapi dia dijemput. Syafrizal memohon maaf dan berjanji tak akan bertingkah aneh lagi. Tapi, janji tinggal janji. Justru Syafrizal makin beringas. Setelah dijemput, Farida kembali dihajar bahkan dikurung di kamar dan disiksa secara seksual. “Dia siksa aku pakai lilin. Aku disuruh telanjang terus ditetesin lilin. Sakit rasanya, terus itulah dia gituin aku,” ujar Farida malu.

Lagi, Farida kerap memaafkan Syafrizal, yang meminta maaf dan janji tak berbuat begitu lagi. Tapi, tetap saja, tiap akan bersetubuh, Syafrizal seakan berubah wujud. Kelainan seksnya muncul dan Farida yang menahankan siksaannya. Bila menolak, justru Farida makin bonyok.

Akhirnya, Farida tak kuat lagi. Berawal dari kejadian Rabu (21/1) malam. Farida disuruh beli rokok. Sepulangnya dari warung, mendadak nafsu Syafrizal bangkit. Tanpa basa-basi, dia memukuli Farida tanpa sebab. Bahkan menelanjanginya di depan anak-anaknya yang sudah kelas 6 SD dan SMP.

Syafrizal lalu menarik Farida ke kamar. Di sana, dia dipukuli tali pinggang, baru menidurinya. “Tadi malam dia juga siksa aku di depan anak-anak. Dipukulinya aku pakai tali pinggang terus aku disetubuhinya. Rasanya sakit kali. Aku melawan, tapi ditumbuknya dadaku sampai gak bisa nafas,” beber Farida.

Kekerasan Syafrizal ternyata bukan jadi rahasia Farida saja. Tetangga dan warga sekitar sudah mengetahuinya. Maklum, pertengkaran dan kegaduhan tiap kali Syafrizal beraksi, sering terdengar. Apalagi, Farida kerap dipergoki menangis dengan sejumlah luka di tubuh.

Farida pun kerap dilihat warga dilempar Syafrizal. Sangkin geramnya, warga dan keplor pernah menarik paksa Syafrizal keluar rumah lalu disidang di balai kampung untuk diadili dan akan diserahkan ke polisi. Namun, lagi-lagi terhambat karena Farida masih memaafkan Syafrizal karena kasihan.

“Udah sering kami lihat dipukul pakai kayu, entah apa masalahnya. Geram, kami tarik lah si Syafrizal. Dua bulan yang lalu itu. Sempat dipukuli warga dan mau diserahkan ke polisi, karena kasihan istrinya damailah mereka. Eh rupanya terulang lagi,” ujar Mita, warga setempat yang turut menemani Farida melapor.

Hal senada diakui keplor setempat yang disapa Pak Tanjung. “Capek kami. Udah tujuh kali dan ini yang terakhir kayaknya. Gak ada efek jera makanya ini pakai jalur hukum,” ujarnya. Dia juga sempat kesal dengan Farida. Sebab, tiap kali Syafrizal akan dipolisikan, selalu dimaafkan karena kasihan.

Wrga sendiri menganggap Syafrizal sok preman. Karena kerap berbicara kasar dan suka menghardik. Warga yang kesal pernah berkelahi dengan Syafrijal dan merendamnya di parit. “Sok hebat dia, maki-maki warga yang ikut campur urusan rumah tangganya katanya. Geram, kami libas dan celupkan ke parit, mau kami

Matikan. Tapi si Farida menghalangi, padahal buat kebaikan dia juga ini,” kesal Arie (34) warga setempat, berharap polisi segera menangkapnya.

Namun, Syafrizal masih diburu. Dia keburu tahu dipolisikan, sehingga memilih kabur. “Udah lama kejadian ini, aku tau kali aibnya kayak mana kalau berhubungan, sering disiksa, dipukul, ditendang. Cuma aku malas ceritakannya lebih lanjut, yang penting sekarang dia udah lapor polisi,” ujar Pak Tanjung.

Kini Farida bersama tiga anaknya pulang ke rumah orangtuanya. Kapolsek Percut Seituan, Kompol Ronald Sipayung mengaku pihaknya tengah mencari Syafrizal. “Masuk DPO dan akan segera kita tangkap,” tegasnya.(mri/trg)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/