26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

BNN Razia, Napi Ngamuk Serang Kalapas dan Pegawai BNN

BADUNG – Semula, tim dari BNN (Badan Narkotika Nasional) akan menangkap napi narkoba bernama Riyadi di Lapas Kerobokan, Badung, Bali, kemarin dini hari (25/6). Tapi, penangkapan itu tak berjalan mulus. Riyadi melawan dan memprovokasi puluhan napi lain sehingga mereka mengamuk. Lapas Kerobokan pun rusuh.

Akibat kerusuhan itu, beberapa orang terluka. Bahkan, Kalapas Kerobokan Siswanto ikut menjadi  korban. Dia menjadi target lemparan batu para napi. Tangan kanannya lecet dan kepalanya memar.

Selain dia, seorang kamerawan menjadi sasaran amukan napi hingga terluka parah. Sayang, identitas kamerawan tersebut belum bisa dipastikan. Sebagian menyebut si kamerawan bekerja di salah satu stasiun televisi. Ada juga yang menyebut dia anggota BNN bidang humas.

Informasi yang diperoleh di TKP (tempat kejadian perkara) menyebutkan, rombongan BNN yang dipimpin Brigjen Benny Mamoto dini hari itu memang dijadwalkan akan menangkap Riyadi. Dia adalah napi narkoba yang juga bekas anggota Polri. Bahkan, dia pernah bergabung di Densus 88. Dia diduga terkait dengan jaringan narkoba di Jakarta yang baru-baru ini digulung Polda Metro Jaya.

Kericuhan bermula ketika Riyadi akan ditangkap sekitar pukul 02.00. Saat itu Riyadi yang semestinya menghuni blok H tersebut ternyata tak berada di lokasi yang seharusnya. Setelah diselidiki, ternyata dia berada di blok C2. Tanpa membuang waktu, tim BNN melancarkan rencana yang didahului dengan tes urine.

Namun, belum sempat rencana itu dilakukan, tim BNN mendapatkan perlawanan dari para napi penghuni blok C2. Mereka mengamuk. Diduga, itu terjadi gara-gara provokasi yang dilancarkan oleh Riyadi. Aksi saling dorong pun terjadi sehingga membuat tim BNN terdesak mundur. Saat itu Siswanto, Kepala PLP (Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan) Andi Yudho, dan seorang kamerawan yang semula mendampingi tim BNN tertahan di dalam blok C2.

Mereka lantas menjadi sasaran amukan para napi. Selain itu, para napi meluber ke luar blok. Sebab, saat tim BNN mundur, pintu blok C2 belum terkunci. Bahkan, aksi mereka berlanjut dengan mendobrak sejumlah pintu jaga utama. Untung, kala itu pintu-pintu tersebut masih terkunci. Karena tak bisa keluar, mereka mengobrak-abrik beberapa fasilitas di dalam kawasan lapas. Di antaranya, aula, musala, serta ruang kantor berikut berkas-berkas yang menyangkut administrasi. Para napi juga membakar satu unit kulkas di dalam kantin.
Dalam keadaan rusuh seperti itu, Siswanto langsung berkoordinasi dengan Polres Badung dan Polsek Kuta. Lalu, pada pukul 03.15 muncul perintah dari Kapolres Badung AKBP Dwi Suseno kepada jajarannya untuk melakukan pengamanan luar biasa di lapas.

Kerusuhan tersebut baru mereda sekitar pukul 06.00. Tapi, saat itu para napi yang terlibat kerusuhan tak bersedia masuk ke dalam tahanan. Mereka memilih bertahan di aula. “Waktu itu para napi belum mau masuk ke dalam ruang tahanan. Maka, sampai siang ini (kemarin siang, Red) kami masih standby,” terang seorang polisi kemarin siang.
Berdasar pantauan Radar Bali (Sumut Pos Group) hingga kemarin siang, Lapas Kerobokan dijaga ketat oleh petugas lapas maupun kepolisian. Bahkan, beberapa awak media yang ingin memantau situasi terakhir lapas itu tidak diperkenankan. (hai/pra/jpnn)

BADUNG – Semula, tim dari BNN (Badan Narkotika Nasional) akan menangkap napi narkoba bernama Riyadi di Lapas Kerobokan, Badung, Bali, kemarin dini hari (25/6). Tapi, penangkapan itu tak berjalan mulus. Riyadi melawan dan memprovokasi puluhan napi lain sehingga mereka mengamuk. Lapas Kerobokan pun rusuh.

Akibat kerusuhan itu, beberapa orang terluka. Bahkan, Kalapas Kerobokan Siswanto ikut menjadi  korban. Dia menjadi target lemparan batu para napi. Tangan kanannya lecet dan kepalanya memar.

Selain dia, seorang kamerawan menjadi sasaran amukan napi hingga terluka parah. Sayang, identitas kamerawan tersebut belum bisa dipastikan. Sebagian menyebut si kamerawan bekerja di salah satu stasiun televisi. Ada juga yang menyebut dia anggota BNN bidang humas.

Informasi yang diperoleh di TKP (tempat kejadian perkara) menyebutkan, rombongan BNN yang dipimpin Brigjen Benny Mamoto dini hari itu memang dijadwalkan akan menangkap Riyadi. Dia adalah napi narkoba yang juga bekas anggota Polri. Bahkan, dia pernah bergabung di Densus 88. Dia diduga terkait dengan jaringan narkoba di Jakarta yang baru-baru ini digulung Polda Metro Jaya.

Kericuhan bermula ketika Riyadi akan ditangkap sekitar pukul 02.00. Saat itu Riyadi yang semestinya menghuni blok H tersebut ternyata tak berada di lokasi yang seharusnya. Setelah diselidiki, ternyata dia berada di blok C2. Tanpa membuang waktu, tim BNN melancarkan rencana yang didahului dengan tes urine.

Namun, belum sempat rencana itu dilakukan, tim BNN mendapatkan perlawanan dari para napi penghuni blok C2. Mereka mengamuk. Diduga, itu terjadi gara-gara provokasi yang dilancarkan oleh Riyadi. Aksi saling dorong pun terjadi sehingga membuat tim BNN terdesak mundur. Saat itu Siswanto, Kepala PLP (Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan) Andi Yudho, dan seorang kamerawan yang semula mendampingi tim BNN tertahan di dalam blok C2.

Mereka lantas menjadi sasaran amukan para napi. Selain itu, para napi meluber ke luar blok. Sebab, saat tim BNN mundur, pintu blok C2 belum terkunci. Bahkan, aksi mereka berlanjut dengan mendobrak sejumlah pintu jaga utama. Untung, kala itu pintu-pintu tersebut masih terkunci. Karena tak bisa keluar, mereka mengobrak-abrik beberapa fasilitas di dalam kawasan lapas. Di antaranya, aula, musala, serta ruang kantor berikut berkas-berkas yang menyangkut administrasi. Para napi juga membakar satu unit kulkas di dalam kantin.
Dalam keadaan rusuh seperti itu, Siswanto langsung berkoordinasi dengan Polres Badung dan Polsek Kuta. Lalu, pada pukul 03.15 muncul perintah dari Kapolres Badung AKBP Dwi Suseno kepada jajarannya untuk melakukan pengamanan luar biasa di lapas.

Kerusuhan tersebut baru mereda sekitar pukul 06.00. Tapi, saat itu para napi yang terlibat kerusuhan tak bersedia masuk ke dalam tahanan. Mereka memilih bertahan di aula. “Waktu itu para napi belum mau masuk ke dalam ruang tahanan. Maka, sampai siang ini (kemarin siang, Red) kami masih standby,” terang seorang polisi kemarin siang.
Berdasar pantauan Radar Bali (Sumut Pos Group) hingga kemarin siang, Lapas Kerobokan dijaga ketat oleh petugas lapas maupun kepolisian. Bahkan, beberapa awak media yang ingin memantau situasi terakhir lapas itu tidak diperkenankan. (hai/pra/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/