SUMUTPOS.CO – “Muli bwanji?” (Apa kabar?) demikian tulisan di salah satu papan reklame besar dalam bahasa setempat, Chichewa.
Papan reklame besar lainnya menunjukkan sebuah pesawat terbang, mengumumkan tarif panggilan murah.
Kemana saja Anda pergi di kota-kota besar di Malawi, Anda akan melihat upaya untuk menarik pelanggan, dari mulai logo di payung yang digunakan oleh pedagang kaki lima hingga kaos dan bahkan mobil.
Namun jasa seluler tidak murah di negara ini.
Bahkan, sebuah laporan oleh Serikat Telekomunikasi Internasional mengatakan rata-rata orang Malawi membelanjakan lebih dari $12 (Rp130.000) untuk pulsa ponsel.
Jumlah itu lebih dari separuh penghasilan rata-rata orang Malawi per bulan.
Berikut belanja pulsa ponsel sejumlah negara dan persentase penghasilan mereka:
Paling murah:
Makao, Cina – 0,11% dari pendapatan perbulan
Hongkong, Cina – 0,18% dari pendapatan perbulan
Denmark – 0,19% dari pendapatan perbulan
Paling mahal:
Malawi – 56,29% dari pendapatan perbulan
Madagaskar – 52,55% dari pendapatan perbulan
Republik Afrika Tengah – 51,63% dari pendapatan perbulan
Paling murah di Afrika:
Mauritius – 0,79% dari pendapatan perbulan
Tunisia – 1,62% dari pendapatan perbulan
Botswana – 1,64% dari pendapatan perbulan
Sumber: ITU: Measuring the Information Society Report 2014