MEDAN, SUMUTPOS.CO – Korban-korban Nabila Khadijah Khairuddin tersangka kasus penipuan dan penggelapan uang tiket pesawat jamaah umrah terus bermunculan. Para korban mempertanyakan keberadaan dan proses hukum terhadap tersangka ini. Pasalnya, polisi tidak tegas dan terindikasi ‘menyimpang’ dalam penanganan terhadap Nabila.
Setelah PT Mulia Mas Berjaya yang mengalami kerugian 1.310 tiket pesawat dengan total miliaran rupiah, muncul dua nama perusahaan lain yakni PT Eka Berkah Wisata (Al Baroqah Tour & Travel) dan PT Sahara Rizky Holiday.
PT Eka Berkah Wisata mengalami kerugian Rp6,9 miliar dengan total tiket pesawat hampir 800 kursi. Sedangkan PT Sahara Rizky Holiday Rp900 jutaan dengan total 90 tiket.
Eka Yulianti Putri selaku Direktur Utama (Dirut) PT Eka Berkah Wisata mengatakan, perbuatan yang dilakukan Nabila sudah menjadi suatu mata pencaharian. Menurutnya, Nabila melakukan penipuan dan penggelapan ini tak hanya sendiri tetapi melibatkan keluarganya.
“Dia (Nabila, Red) tidak bermain sendirian tetapi suami (Rg), ibu kandungnya (Fz) dan mertuanya (Wt) diduga juga ikut terlibat. Mereka ini sudah suatu jaringan yang memainkan peran masing-masing,” ujar Eka kepada Sumut Pos, kemarin (2/3).
Ia menjelaskan, modus yang dilakukan Nabila cs dengan cara menawarkan tiket pesawat promo umrah. Harga yang ditawarkannya di bawah dari normal.
“Waktu itu, pada bulan 5 (Mei 2014, Red) dia menawarkan tiket umrah promo kepada saya dan kami bertemu di suatu tempat. Lalu dia menawarkan harga satu tiket Rp9 jutaan, sementara normalnya sekitar Rp14 jutaan. Demi meyakinkan, dia pun menyarankan agar saya melihat-lihat kantor travelnya di daerah Jalan Marindal,” jelasnya.
Singkat cerita, kata Eka, ia pun percaya dan mencoba membeli 15 tiket pesawat untuk keberangkatan jamaah umrahnya pada bulan Ramadan tahun lalu (2014). Ternyata, lanjut Eka, jamaahnya pun berangkat ke Makkah sesuai yang dijanjikan.
Setelah itu, pada Oktober dia menawarkan kembali dengan harga yang tak jauh berbeda di bawah normal untuk keberangkatan Januari, Februari, dan Maret 2015. Total tiketnya sebanyak 750 kursi.
“Jadi, modus awalnya itu dia mengorbankan uangnya terlebih dahulu untuk menutupi 15 tiket pesawat di bawah harga normal. Setelah targetnya percaya, dia menawarkan lagi dengan jumlah banyak. Mulut dia manis sewaktu menawarkan. Dia pun mengiming-iming ada batasan waktu harga promo, sehingga targetnya mau tidak mau percaya dan membeli apa yang ditawarkannya,” ungkap Eka.