26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Wasapada! Penyakit Kerancuan Kelamin Ternyata Paling Banyak ada di Daerah Ini

Keluarga Torikin yang sebaian besar anaknya mengalami penyakit kerancuan kelamin. FOTO: RADAR SEMARANG
Keluarga Torikin yang sebaian besar anaknya mengalami penyakit kerancuan kelamin. FOTO: RADAR SEMARANG

SUMUTPOS.CO- PENYAKIT kerancuan kelamin heboh setelah empat anak pasangan Torikin, 42, dan Seni, 39, warga Semarang didiagnonsa mengalami penyakit yang dikenal sebagai congenital adrenal hyperplasia (CAH)  itu. Kini keempat anak Torikin sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), Semarang.

Jawa Pos (Induk JPNN) berusaha menulusuri penyakit CAH hingga ke Semarang. Berdasar data yang dimiliki RSND, paling banyak pasien berasal dari kawasan pantai utara (pantura) Jawa. Yakni, daerah Brebes, Pati, sampai Blora. Namun, pihaknya juga menerima pasien dari berbagai tempat di tanah air.

Sejak kapan kawasan pantura punya banyak kasus seperti itu? Tidak diketahui dengan pasti. Sebab, penyebab penyakit kerancuan kelamin belum diketahui pasti. Dari total penderita, 27 persen kasus terbukti diturunkan secara genetis. Sisanya tidak diketahui, mungkin disebabkan pestisida, obat-obatan selama hamil, atau jamu.

“Tipe bahaya dari CAH adalah salt losing. Mengancam jiwa,” ujar dr Achmad Zulfa Juniarto MSi Med SpAnd PhD Senin (16/3).

CAH adalah kelainan bawaan yang dipicu gangguan pada kelenjar adrenal atau anak ginjal. Organ itu tidak dapat memproduksi kortisol atau hormon stres. Jika tidak diobati, bisa terjadi perubahan fisik pada penderita. Gampangnya, perempuan menjadi laki-laki.

Sekretaris Tim Penyesuaian Kelamin RSUP dr Kariadi, Semarang, itu menambahkan, selama penanganan kasus, sudah ada 7 di antara 72 pasien CAH yang meninggal. Ditandai dengan demam, muntah, diare, dan shock. Meski demikian, kelainan itu juga punya peluang besar untuk disembuhkan.(dim/kim/mas)

Keluarga Torikin yang sebaian besar anaknya mengalami penyakit kerancuan kelamin. FOTO: RADAR SEMARANG
Keluarga Torikin yang sebaian besar anaknya mengalami penyakit kerancuan kelamin. FOTO: RADAR SEMARANG

SUMUTPOS.CO- PENYAKIT kerancuan kelamin heboh setelah empat anak pasangan Torikin, 42, dan Seni, 39, warga Semarang didiagnonsa mengalami penyakit yang dikenal sebagai congenital adrenal hyperplasia (CAH)  itu. Kini keempat anak Torikin sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND), Semarang.

Jawa Pos (Induk JPNN) berusaha menulusuri penyakit CAH hingga ke Semarang. Berdasar data yang dimiliki RSND, paling banyak pasien berasal dari kawasan pantai utara (pantura) Jawa. Yakni, daerah Brebes, Pati, sampai Blora. Namun, pihaknya juga menerima pasien dari berbagai tempat di tanah air.

Sejak kapan kawasan pantura punya banyak kasus seperti itu? Tidak diketahui dengan pasti. Sebab, penyebab penyakit kerancuan kelamin belum diketahui pasti. Dari total penderita, 27 persen kasus terbukti diturunkan secara genetis. Sisanya tidak diketahui, mungkin disebabkan pestisida, obat-obatan selama hamil, atau jamu.

“Tipe bahaya dari CAH adalah salt losing. Mengancam jiwa,” ujar dr Achmad Zulfa Juniarto MSi Med SpAnd PhD Senin (16/3).

CAH adalah kelainan bawaan yang dipicu gangguan pada kelenjar adrenal atau anak ginjal. Organ itu tidak dapat memproduksi kortisol atau hormon stres. Jika tidak diobati, bisa terjadi perubahan fisik pada penderita. Gampangnya, perempuan menjadi laki-laki.

Sekretaris Tim Penyesuaian Kelamin RSUP dr Kariadi, Semarang, itu menambahkan, selama penanganan kasus, sudah ada 7 di antara 72 pasien CAH yang meninggal. Ditandai dengan demam, muntah, diare, dan shock. Meski demikian, kelainan itu juga punya peluang besar untuk disembuhkan.(dim/kim/mas)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/