Travel Tour Hongkong-Macau (7/Habis)
Oleh: DAME AMBARITA
Pemimpin Redaksi Sumut Pos
Kota Macao terkenal sebagai kota judi. Sejumlah peserta tur sejak awal sudah siap-siap mengadu peruntungan. Tak satupun yang menang. “Anggap nyumbang lo,” kata mereka pasrah. Sejak awal memandu tur, Pauline sudah mengingatkan para peserta soal judi di Macao. “Macao ini hidup dari judi. Ratusan kasino tersebar di seluruh sudut. Tapi perlu saya ingatkan, bahwa berjudi di Macao ini jarang menang. Kalau para penjudi selalu menang, sudah lama Macao bangkrut,” warning Pauline.
Lantas ia menjelaskan berbagai kisah soal para penjudi yang kalah di Macao. Ada yang bunuh diri dengan cara melompat dari gedung tinggi, ada yang telantar tak bisa pulang lagi ke negaranya karena seluruh hartanya sudah ludes. Belum lagi ancaman para mafia judi yang terus mengincar para penjudi agar terus bermain habis-habisan.
“Orang Macao sendiri jarang berjudi dan jarang menang judi. Memang pernah ada kisah seorang anak yang menang jutaan dolar dari judi di Macao ini. Tapi itu kisah 1 dari sejuta oranglah. Itupun, kemenangan itu dipercaya karena hong sui anak itu sedang bagus-bagusnya. Jadi… perlu saya ingatkan lagi soal judi ini. Judi menimbulkan candu. Kalau mau main, main 100-200 dolar saja. Kalah atau menang, langsung tinggalkan saja,” katanya.
Ie menyebutkan nama Stanley Ho sebagai Taipan judi terkenal di Macao. Pria beristri empat ini berhasil mengantongi lisensi untuk memonopoli pengelolaan industri judi di Macau selama 40 tahun. Ia tersohor di China karena dialah arsitek yang menyulap Makau dari koloni kecil Portugis di China menjadi surga judi dunia.
Forbes pernah mewartakan bahwa kekayaan Stanley mencapai 3.1 miliar dollar AS. Saat ini, Mr Ho sudah menginjak usia 89 tahun dan kesehatan rapuh. Pria yang mempunyai nama lain yakni Ho Hung Sun, terkenal doyan kawin, memiliki 17 anak dari keempat istrinya.
Meski sudah mengingatkan soal kalah berjudi, Pauline juga memberikan tip-tip soal hong sui judi. Misalnya, kata dia, orang Macao percaya orang yang pergi berjudi dengan baju warna merah cenderung menang. Kalau pergi berjudi ke The Venetian® Macau Resort Hotel, masuklah dari pintu belakang. Karena pintu depannya yang dikawal oleh patung dua harimau yang mulutnya menganga, mengindikasikan kasino itu akan menelan seluruh harta si pemain sampai ludes.
Adapun The Venetian® Macau Resort Hotel yang memiliki luas 56 kali lapangan rugby di Amerika, merupakan replika landmark dari kota Venesia, lengkap dengan St.Mark Square, the Doge’s Palace, Campanile Tower, indoor canal dengan gondola serta para gondoliernya.
The Venetian memiliki 3.000 kamar suite, kasino terluas di dunia dengan 6.000 mesin dan 800 meja judi. Kemudian ada 350 toko retail dengan brand internasional di tanah seluas 92.900 m2, 30 fine dining resto, spa and wellness center, dan lain-lain. Selain wisata belanja dan judi, yang menarik dan akan jadi salah satu tujuan orang datang ke Macau khususnya ke mega resor The Venetian ini adalah fasilitas exhibition hall dan stadium yang bisa jadi terbesar di dunia.
Beberapa peserta tur yang ingin mengadu peruntungan dio Macao, tetap nekat berjudi meski tak di The Venetian. Mereka memilih berjudi di hotel tempat peserta menginap, yang menyediakan ratusan meja judi. Awalnya, sejumlah peserta memang menang, membuat peserta lain tergiur ikut main. Namun pada akhirnya, semua kalah. Ada yang 500 dolar Hong Kong, 1.000 dolar, 2.000, hingga 4.000. “Sempat menang, tapi uangnya diminta lagi ama bandarnya. Terpaksa kasih lo,” gurau seorang peserta yang kalah 4.000, mengundang tawa yang lain.
Yang lain berceloteh: “Anggap ajalah nyumbang pemerintah Macao. Memang sudah mempersiapkan uang 2.000 Dolar untuk judi… kalah atau menang sudah siap,” cetusnya.
Ynag tidak hobi berjudi, Pauline menawarkan pertunjukan striptease khusus dewasa, dengan harga tiket 400 dolar. Sejumlah kecil peserta yang tidak mau menyia-nyiakan uangnya di meja judi, memilih menonton striptease. Yang lain, yang tidak ingin dua-duanya, memilih tidur saja istirahat di hotel, atau menonton teman-teman lain main judi.
Akhirnya, malam tiba. Esok pagi harus kembali ke Hong Kong naik ferry. Menginap semalam lagi di Hong Kong untuk acara bebas. Sebelum kembali ke Medan via Kualalumpur. Perjalanan yang cukup berkesan: relatif murah, meriah, berkesan! Mau coba? (*)