25.6 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Kembalilah ke Buah Lokal

Beberapa hari lalu, Kantor Kementerian Pertanian merilis data yang mencengangkan. Ternyata banyak buah impor yang mengandungkimia berbahaya, diantaranya mengandung formalin dan pewarna pakaian. Pemberian  formalin umum dilakukan pada anggur, jeruk, apel, dan ikan impor. Pewarnaan biasanya dilakukan terhadap pir, mangga, belimbing, pisang, jeruk dan semangka impor.

Lebih mencengangkan, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan Kementerian Pertanian (Kementan), Arifin Tasrif, menyebut Indonesia menjadi keranjang sampah bagi produk pertanian dari negara lain.  Ironisnya, produk tersebut berkualitas rendah dan sering tidak laku di negara lain.

Ternyata itulah yang banyak dikonsumsi masyarakat pecinta buah impor. Ini menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang masih tetap ingin sehat dengan mengkonsumsi buah.

Sebenarnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi buah mengandung formalin. Diantaranya, menggunakan test kit formalin yang bisa didapatkan di toko kimia. Harganya rata-rata di kisaran Rp150 ribu hingga Rp1 juta.

Caranya buah yang akan diuji potong kecil-kecil, ambil sedikit saja kurang lebih 10 gram. Rendam dengan air hangat sekitar 10 ml. Ambil air rendaman sebanyak 5ml, kemudian teteskan test kit formalin kurang lebih 1 tetes.

Biarkan kurang lebih 10 menit, jika dalam waktu tersebut air berubah warna menjadi ungu, berarti buah tersebut mengandung formalin.

Tetapi bila tak waktu atau duit sebanyak itu hanya untuk menentukan kadar formalin buah, rasanya membeli buah lokal menjadi solusi paling paten. Tersedia beraneka buah dengan kansungan gizi tinggi. Coba saja pisang barangan yang terkenal itu. Atau pepaya manis dari ladang petani di Delitua.
Kalau mau buah apel, ada apel malang. Meski rasanya sedikit masam, unsur nutrisinya tak kalah dari apel washington dipanen entah kapan-kapan dari ladang yang jauh di sana. Anggur lokal juga kita punya.

Selain menjaga tubuh tetap sehat, membeli buah lokal memberi jaminan penguatan ekonomi kita. Uangnya beredar di sekitar kita, tidak menguap dan hanya mensejahterakan petani luar dan pelaku ekonomi nakal.

Kita punya beragam sayur dan buah lokal berkualitas prima. Bila punya waktu luang, silakan buktikan sendiri di Pekan Flori dan Flora Nasional di Jalan Gatot Subroto. Mumpung even langka ini masih dibuka hingga hari ini, 24 Juni 2012.(*)

Beberapa hari lalu, Kantor Kementerian Pertanian merilis data yang mencengangkan. Ternyata banyak buah impor yang mengandungkimia berbahaya, diantaranya mengandung formalin dan pewarna pakaian. Pemberian  formalin umum dilakukan pada anggur, jeruk, apel, dan ikan impor. Pewarnaan biasanya dilakukan terhadap pir, mangga, belimbing, pisang, jeruk dan semangka impor.

Lebih mencengangkan, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan Kementerian Pertanian (Kementan), Arifin Tasrif, menyebut Indonesia menjadi keranjang sampah bagi produk pertanian dari negara lain.  Ironisnya, produk tersebut berkualitas rendah dan sering tidak laku di negara lain.

Ternyata itulah yang banyak dikonsumsi masyarakat pecinta buah impor. Ini menjadi peringatan keras bagi siapa saja yang masih tetap ingin sehat dengan mengkonsumsi buah.

Sebenarnya, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi buah mengandung formalin. Diantaranya, menggunakan test kit formalin yang bisa didapatkan di toko kimia. Harganya rata-rata di kisaran Rp150 ribu hingga Rp1 juta.

Caranya buah yang akan diuji potong kecil-kecil, ambil sedikit saja kurang lebih 10 gram. Rendam dengan air hangat sekitar 10 ml. Ambil air rendaman sebanyak 5ml, kemudian teteskan test kit formalin kurang lebih 1 tetes.

Biarkan kurang lebih 10 menit, jika dalam waktu tersebut air berubah warna menjadi ungu, berarti buah tersebut mengandung formalin.

Tetapi bila tak waktu atau duit sebanyak itu hanya untuk menentukan kadar formalin buah, rasanya membeli buah lokal menjadi solusi paling paten. Tersedia beraneka buah dengan kansungan gizi tinggi. Coba saja pisang barangan yang terkenal itu. Atau pepaya manis dari ladang petani di Delitua.
Kalau mau buah apel, ada apel malang. Meski rasanya sedikit masam, unsur nutrisinya tak kalah dari apel washington dipanen entah kapan-kapan dari ladang yang jauh di sana. Anggur lokal juga kita punya.

Selain menjaga tubuh tetap sehat, membeli buah lokal memberi jaminan penguatan ekonomi kita. Uangnya beredar di sekitar kita, tidak menguap dan hanya mensejahterakan petani luar dan pelaku ekonomi nakal.

Kita punya beragam sayur dan buah lokal berkualitas prima. Bila punya waktu luang, silakan buktikan sendiri di Pekan Flori dan Flora Nasional di Jalan Gatot Subroto. Mumpung even langka ini masih dibuka hingga hari ini, 24 Juni 2012.(*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/