30.6 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Bukan Bernard Bear

Oleh : Iwan Junaidi
Redaktur Pelaksana Sumut Pos

ADAKAH orangtua yang tak sayang sama anaknya? Rasanya, tak ada. Hampir semua orangtua pasti mengaku sayang dengan anaknya. Jadi, jangan heran bila ada seorang ibu yang sampai menangis terisak-isak ketika melihat anaknya terbaring lemah akibat sakit atau hal lainnya Beberapa hari lalu di sebuah ruangan. Tak ada tawa renyah yang lepas khas anak-anak. Semua yang ada di ruangan itu hanya tertunduk lesu.

Bahkan sebagian besar di antaranya meletakkan tangannya tepat di wajah. Entah malu, entah karena ketidakberdayaan mereka. Ada apa?

Kembali masyarakat, utamanya para orangtua dikejutkan dengan kabar tragis saat sejumlah anak harus dilarikan ke rumah sakit akibat  keracunan.

Ups, jelas ini bukan kasus pertama. Sebelumnya juga sering didapat cerita tentang sejumlah anak yang mengalami mual-mual dan muntah-muntah setelah melahap jajanan yang ada di depan sekolahnya.
Artinya, meski para guru dan orangtua telah berusaha menjaga anak-anaknya, tetap saja ada celah yang bisa membuat mereka berada di luar kontrol.

Dan celah yang sangat kecil itu, bisa berujung pada sebuah penyesalan yang berkepanjangan, jika tidak ditemukan solusinya. Betapa tidak, besarnya rasa sayang orangtua kepada anak terkadang membuat mereka mengesampingkan rasio. Akibatnya, tanpa disadari, para orangtua tadi justru telah memberi kesempatan kepada sang anak, atau bahkan orang-orang yang berada di lingkungan sang anak untuk melakukan hal-hal negatif seperti penculikan, pencabulan hingga keracunan makanan.

Coba bayangkan saat sejumlah anak seperti si Ucok, si Buyung, si Adi dll berlari berhamburan keluar dari gerbang sekolah dengan segala keriangannya. Dengan segala keluguan yang mereka miliki, membuat mereka tak menaruh curiga kepada orang asing yang berpura-pura baik kepada mereka.
Bisa jadi mereka akan langsung menyambar apapun yang ditawarkan kepada, termasuk air nira yang akhirnya mengantarkan mereka ke rumah sakit.

Oke lah jika itu mutlak karena kelalaian sang pedagang yang ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya dari menjual barang yang sudah tak layak. Lantas, bagaimana bila dengan kesadaran penuh, oleh seseorang,   anak-anak tadi ditawari sesuatu yang lebih merusak dari sekadar air nira?

Ugh… sungguh mengerikan. Namun tak dapat disangkal bahwa itu bisa saja terjadi, dan bahkan pernah terjadi. Ya, beragam makanan dan mainan anak sering disulap menjadi sesuatu yang bisa membawa anak-anak ke alam bawah sadar. Kasus bonbon berbalut narkoba seperti yang pernah terjadi di Makassar mungkin layak menjadi peringatan para orangtua.

Setidaknya, kita-kita para orangtua harus mampu memproteksi anak dari segala hal yang dapat membuat mereka dalam posisi tak menguntungkan. Ingat, mereka bukan Bernard Bear, tokoh kartun anak yang sering mangalami kesialan.

Jadi, agar anak kita tetap dapat menunggu dan menonton Bernard Bear dengan tenang, maka hindarkanlah mereka dari segala hal yang dapat membuat nasib mereka seperti beruang kutub itu. Sanggupkah? Harus sanggup! (*)

Oleh : Iwan Junaidi
Redaktur Pelaksana Sumut Pos

ADAKAH orangtua yang tak sayang sama anaknya? Rasanya, tak ada. Hampir semua orangtua pasti mengaku sayang dengan anaknya. Jadi, jangan heran bila ada seorang ibu yang sampai menangis terisak-isak ketika melihat anaknya terbaring lemah akibat sakit atau hal lainnya Beberapa hari lalu di sebuah ruangan. Tak ada tawa renyah yang lepas khas anak-anak. Semua yang ada di ruangan itu hanya tertunduk lesu.

Bahkan sebagian besar di antaranya meletakkan tangannya tepat di wajah. Entah malu, entah karena ketidakberdayaan mereka. Ada apa?

Kembali masyarakat, utamanya para orangtua dikejutkan dengan kabar tragis saat sejumlah anak harus dilarikan ke rumah sakit akibat  keracunan.

Ups, jelas ini bukan kasus pertama. Sebelumnya juga sering didapat cerita tentang sejumlah anak yang mengalami mual-mual dan muntah-muntah setelah melahap jajanan yang ada di depan sekolahnya.
Artinya, meski para guru dan orangtua telah berusaha menjaga anak-anaknya, tetap saja ada celah yang bisa membuat mereka berada di luar kontrol.

Dan celah yang sangat kecil itu, bisa berujung pada sebuah penyesalan yang berkepanjangan, jika tidak ditemukan solusinya. Betapa tidak, besarnya rasa sayang orangtua kepada anak terkadang membuat mereka mengesampingkan rasio. Akibatnya, tanpa disadari, para orangtua tadi justru telah memberi kesempatan kepada sang anak, atau bahkan orang-orang yang berada di lingkungan sang anak untuk melakukan hal-hal negatif seperti penculikan, pencabulan hingga keracunan makanan.

Coba bayangkan saat sejumlah anak seperti si Ucok, si Buyung, si Adi dll berlari berhamburan keluar dari gerbang sekolah dengan segala keriangannya. Dengan segala keluguan yang mereka miliki, membuat mereka tak menaruh curiga kepada orang asing yang berpura-pura baik kepada mereka.
Bisa jadi mereka akan langsung menyambar apapun yang ditawarkan kepada, termasuk air nira yang akhirnya mengantarkan mereka ke rumah sakit.

Oke lah jika itu mutlak karena kelalaian sang pedagang yang ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya dari menjual barang yang sudah tak layak. Lantas, bagaimana bila dengan kesadaran penuh, oleh seseorang,   anak-anak tadi ditawari sesuatu yang lebih merusak dari sekadar air nira?

Ugh… sungguh mengerikan. Namun tak dapat disangkal bahwa itu bisa saja terjadi, dan bahkan pernah terjadi. Ya, beragam makanan dan mainan anak sering disulap menjadi sesuatu yang bisa membawa anak-anak ke alam bawah sadar. Kasus bonbon berbalut narkoba seperti yang pernah terjadi di Makassar mungkin layak menjadi peringatan para orangtua.

Setidaknya, kita-kita para orangtua harus mampu memproteksi anak dari segala hal yang dapat membuat mereka dalam posisi tak menguntungkan. Ingat, mereka bukan Bernard Bear, tokoh kartun anak yang sering mangalami kesialan.

Jadi, agar anak kita tetap dapat menunggu dan menonton Bernard Bear dengan tenang, maka hindarkanlah mereka dari segala hal yang dapat membuat nasib mereka seperti beruang kutub itu. Sanggupkah? Harus sanggup! (*)

Artikel Terkait

Wayan di New York

Trump Kecele Lagi

Terpopuler

Artikel Terbaru

/