31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Warga Tanjung Beringin Belum Nikmati Air Bersih

Mau Dapat Air Harus Sewa Selang, 1 Jam Rp4 Ribu

Kabupaten Serdang Bedagai, merupakan salah satu kabupaten pemekaran terbaik di Indonesia. Namun dibalik kesuksesan Pemkab Sergai membangun daerahnya, ternyata masih ada warganya yang kekurangan air bersih.

Seperti dirasakan warga Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai ini, untuk memperoleh air bersih sebagai kelengkapan kehidupan sehari-hari, warga harus bersusah payah mendapatkan air bersih. Bahkan, mereka harus mengeluarkan kocek lebih hanya untuk mendapatkan air bersih tersebut.

Parahnya lagi, selain membeli air bersih dengan wadah drigen, warga juga membeli air dengan menyewa selang air dengan hitungan jam kepada warga yang mempunyai sumur bor.

Rohila (38) warga Dusun II Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai, mengatakan, untuk kebutuhan minum dan memasak sehari-hari, dia harus membeli air kepada warga yang mempunyai sumur bor per drigennya Rp200, dengan jarak tempuh sekitar 1 kilo meter dari kediamannya.
“Penghasilan yang paspasan, apa lagi saya seorang janda, mana mungkin membuat sumur bor berbiaya Rp2,5 juta, jadi untuk mendapatkan air bersih saya membeli dengan warga yang mempunyai sumur bor, per drigennya Rp200,” ungkap Rohila kepada Sumut Pos, Senin (30/1).

Untuk kebutuhan mandi, warga Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin ini, menggunakan kali atau air sungai untuk kebutuhan MCK sehari-hari.
Tragisnya, meski terdapat sarana air bersih untuk kawasan kumuh nelayan di Dusun I Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, yang telah dibangun pada tahun 2009 lalu, dengan dana APBN senilai Rp898 juta, tapi hingga kini sarana air bersih tersebut belum di distribusikan ke rumah-rumah warga.  Bahkan, untuk memperoleh air bersih itu, warga harus mengeluarkan uang.Seperti pengakuan Iyun (37), ibu ramah tangga yang tinggal tidak jauh dari lokasi sarana air bersih tersebut.

Dikatakannya, dirinya sangat mengharapkan adanya distribusi air bersih ke rumahnya, apa lagi setiap bagun pagi dirinya selalu melihat pemandangan air bersih yang terbuang sia-sia dari bangunan sarana air bersih yang tidak terawat itu.

“Untuk mendapatkan air bersih saya harus menggunakan selang untuk membeli air bersih dari warga yang punya sumur, dengan bayaran per jamnya Rp4.000, sementara air yang ada di tampat air bersih yang dibangun pemerintah, terbuang sia-sia karena tidak diberdayakan,” tutur Iyun.
Camat Tanjung Beringin Aminuddin, ketika dikonfirmasi Sumut Pos Senin (30/1), melalui telpon selulernya mengaku, masih ada warga di kecamatannya belum menikmati air bersih secara merata, baik dari PDAM, maupun Sumur Bor, diantaranya Desa Tebing Tinggi.

Ketika di singgung sarana air bersih yang belum tersalurkan, dirinya mengatakan, tidak tahu banyak karena itu proyek provinsi, namun dia melihat pipa sudah terpasang di beberapa rumah warga tapi belum tahu persis apakah airnya sudah tersalur atau belum. “ kita pasti meninjaunya kembali,” kata Camat.(mag-16)

Mau Dapat Air Harus Sewa Selang, 1 Jam Rp4 Ribu

Kabupaten Serdang Bedagai, merupakan salah satu kabupaten pemekaran terbaik di Indonesia. Namun dibalik kesuksesan Pemkab Sergai membangun daerahnya, ternyata masih ada warganya yang kekurangan air bersih.

Seperti dirasakan warga Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai ini, untuk memperoleh air bersih sebagai kelengkapan kehidupan sehari-hari, warga harus bersusah payah mendapatkan air bersih. Bahkan, mereka harus mengeluarkan kocek lebih hanya untuk mendapatkan air bersih tersebut.

Parahnya lagi, selain membeli air bersih dengan wadah drigen, warga juga membeli air dengan menyewa selang air dengan hitungan jam kepada warga yang mempunyai sumur bor.

Rohila (38) warga Dusun II Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, Sergai, mengatakan, untuk kebutuhan minum dan memasak sehari-hari, dia harus membeli air kepada warga yang mempunyai sumur bor per drigennya Rp200, dengan jarak tempuh sekitar 1 kilo meter dari kediamannya.
“Penghasilan yang paspasan, apa lagi saya seorang janda, mana mungkin membuat sumur bor berbiaya Rp2,5 juta, jadi untuk mendapatkan air bersih saya membeli dengan warga yang mempunyai sumur bor, per drigennya Rp200,” ungkap Rohila kepada Sumut Pos, Senin (30/1).

Untuk kebutuhan mandi, warga Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin ini, menggunakan kali atau air sungai untuk kebutuhan MCK sehari-hari.
Tragisnya, meski terdapat sarana air bersih untuk kawasan kumuh nelayan di Dusun I Desa Tebing Tinggi, Kecamatan Tanjung Beringin, yang telah dibangun pada tahun 2009 lalu, dengan dana APBN senilai Rp898 juta, tapi hingga kini sarana air bersih tersebut belum di distribusikan ke rumah-rumah warga.  Bahkan, untuk memperoleh air bersih itu, warga harus mengeluarkan uang.Seperti pengakuan Iyun (37), ibu ramah tangga yang tinggal tidak jauh dari lokasi sarana air bersih tersebut.

Dikatakannya, dirinya sangat mengharapkan adanya distribusi air bersih ke rumahnya, apa lagi setiap bagun pagi dirinya selalu melihat pemandangan air bersih yang terbuang sia-sia dari bangunan sarana air bersih yang tidak terawat itu.

“Untuk mendapatkan air bersih saya harus menggunakan selang untuk membeli air bersih dari warga yang punya sumur, dengan bayaran per jamnya Rp4.000, sementara air yang ada di tampat air bersih yang dibangun pemerintah, terbuang sia-sia karena tidak diberdayakan,” tutur Iyun.
Camat Tanjung Beringin Aminuddin, ketika dikonfirmasi Sumut Pos Senin (30/1), melalui telpon selulernya mengaku, masih ada warga di kecamatannya belum menikmati air bersih secara merata, baik dari PDAM, maupun Sumur Bor, diantaranya Desa Tebing Tinggi.

Ketika di singgung sarana air bersih yang belum tersalurkan, dirinya mengatakan, tidak tahu banyak karena itu proyek provinsi, namun dia melihat pipa sudah terpasang di beberapa rumah warga tapi belum tahu persis apakah airnya sudah tersalur atau belum. “ kita pasti meninjaunya kembali,” kata Camat.(mag-16)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/