26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Alamak… Festival-festival Musik di AS Larang Tongsis

SUMUTPOS.CO – Larangan itu adalah untuk keselamatan, untuk mempercepat pemeriksaan keamanan di pintu masuk dan untuk mengurangi halangan antara penonton dan panggung.

Festival-festival musik di Amerika Serikat, seperti Coachella dan Lollapalooza, telah melarang pengunjung membawa dan menggunakan selfie stick atau tongkat narsis (tongsis).

Dalam akun Twitternya, penyelenggara Lollapalooza mengatakan keputusan itu dibuat “untuk keselamatan, untuk mempercepat pemeriksaan keamanan di pintu masuk dan untuk mengurangi halangan antara penonton dan panggung.”

Coachella dan Lollapalooza termasuk dari puluhan acara dan tempat-tempat besar yang mengambil tindakan melawan tongsis.

Di Eropa, Istana Versailles di luar Paris, Galeri Nasional Inggris di London dan Koloseum di Roma, semuanya telah melarang tongsis, dengan mengatakan mereka harus melindungi barang-barang yang dipamerkan dan menjamin keselamatan pengunjung.

Di Amerika Serikat, Festival Musik Ultra di Miami, salah satu festival musik elektronik terbesar di dunia, juga melarang tongsis pada acara mereka pekan lalu.

“Benda itu akan dibuang dan kita barangkali akan mengolok-olok Anda,” ujar panitia Ultra di akun Twitternya awal bulan ini.

Wayne Fromm, pencipta Quik Pod dan pihak pertama yang mempatenkan tongsis lebih dari 10 tahun lalu, mengatakan ia paham dengan keputusan museum dan festival untuk melarang tongsis dan bahwa ia tidak pernah berniat membuat alat yang akan digunakan secara penuh di tempat-tempat yang sibuk.

“Sengaja atau tidak, ada bahaya untuk orang lain di tempat-tempat yang padat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ia sedang mengerjakan sebuah alat untuk mengambil selfie atau swa foto tanpa menimbulkan banyak masalah.

Wirausaha tongsis lainnya, Jacqueline Verdier, CEO dari Selfie on a Stick, mengatakan festival-festival itu bertindak terlalu jauh padahal tongkat-tongkat itu dapat digunakan secara aman.

“Para pengunjung jadi tidak dapat menangkap memori-memori yang sama,” ujar Verdier.

Beberapa pengunjung konser memuji keputusan itu, dengan mengatakan tongkat-tongkat itu mendorong budaya narsisisme dan mengurangi pengalaman festival. Yang lainnya mengatakan bahwa mereka nyaman menggunakannya dan mengeluh terlalu banyak sikap negatif terhadap tongsis.

Thomas Smith, 31, mengatakan bahwa ia telah menggunakan tongsis karena perspektif yang dapat digunakan untuk mengambil foto dan video.

Fromm, sang pemegang hak paten tongsis, mengatakan terhina karena alat itu disebut narsistik. Ia mengatakan semua orang dari zaman dahulu senang melihat diri mereka sendiri dan bahwa setiap orang ingin terlihat bagus.

“Niat saya adalah untuk mendorong foto-foto yang lebih baik sebagai kenangan. Apakah itu narsistik?” ujarnya. (VOA)

SUMUTPOS.CO – Larangan itu adalah untuk keselamatan, untuk mempercepat pemeriksaan keamanan di pintu masuk dan untuk mengurangi halangan antara penonton dan panggung.

Festival-festival musik di Amerika Serikat, seperti Coachella dan Lollapalooza, telah melarang pengunjung membawa dan menggunakan selfie stick atau tongkat narsis (tongsis).

Dalam akun Twitternya, penyelenggara Lollapalooza mengatakan keputusan itu dibuat “untuk keselamatan, untuk mempercepat pemeriksaan keamanan di pintu masuk dan untuk mengurangi halangan antara penonton dan panggung.”

Coachella dan Lollapalooza termasuk dari puluhan acara dan tempat-tempat besar yang mengambil tindakan melawan tongsis.

Di Eropa, Istana Versailles di luar Paris, Galeri Nasional Inggris di London dan Koloseum di Roma, semuanya telah melarang tongsis, dengan mengatakan mereka harus melindungi barang-barang yang dipamerkan dan menjamin keselamatan pengunjung.

Di Amerika Serikat, Festival Musik Ultra di Miami, salah satu festival musik elektronik terbesar di dunia, juga melarang tongsis pada acara mereka pekan lalu.

“Benda itu akan dibuang dan kita barangkali akan mengolok-olok Anda,” ujar panitia Ultra di akun Twitternya awal bulan ini.

Wayne Fromm, pencipta Quik Pod dan pihak pertama yang mempatenkan tongsis lebih dari 10 tahun lalu, mengatakan ia paham dengan keputusan museum dan festival untuk melarang tongsis dan bahwa ia tidak pernah berniat membuat alat yang akan digunakan secara penuh di tempat-tempat yang sibuk.

“Sengaja atau tidak, ada bahaya untuk orang lain di tempat-tempat yang padat,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ia sedang mengerjakan sebuah alat untuk mengambil selfie atau swa foto tanpa menimbulkan banyak masalah.

Wirausaha tongsis lainnya, Jacqueline Verdier, CEO dari Selfie on a Stick, mengatakan festival-festival itu bertindak terlalu jauh padahal tongkat-tongkat itu dapat digunakan secara aman.

“Para pengunjung jadi tidak dapat menangkap memori-memori yang sama,” ujar Verdier.

Beberapa pengunjung konser memuji keputusan itu, dengan mengatakan tongkat-tongkat itu mendorong budaya narsisisme dan mengurangi pengalaman festival. Yang lainnya mengatakan bahwa mereka nyaman menggunakannya dan mengeluh terlalu banyak sikap negatif terhadap tongsis.

Thomas Smith, 31, mengatakan bahwa ia telah menggunakan tongsis karena perspektif yang dapat digunakan untuk mengambil foto dan video.

Fromm, sang pemegang hak paten tongsis, mengatakan terhina karena alat itu disebut narsistik. Ia mengatakan semua orang dari zaman dahulu senang melihat diri mereka sendiri dan bahwa setiap orang ingin terlihat bagus.

“Niat saya adalah untuk mendorong foto-foto yang lebih baik sebagai kenangan. Apakah itu narsistik?” ujarnya. (VOA)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/