26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

880 Hektar Tanaman Padi Terancam Gagal Panen di Sergai

BAWA TANAMAN: Para petani  mendatangi kantor Bupati Sergai sembari membawa tanaman padi  kekeringan akibat kekurangan air.//malik/posmetro medan/smg
BAWA TANAMAN: Para petani yang mendatangi kantor Bupati Sergai sembari membawa tanaman padi yang kekeringan akibat kekurangan air.//malik/posmetro medan/smg

SEIRAMPAH-Terancam gagal panen ratusan petani dari tiga desa yakni Desa Ujungrambung, Cilawan, dan Desa Kotapari, Kecamatan Pantaicermin, Serdang Bedagai (Sergai) mendatangi kantor Bupati. Selasa(31/7) sekira pukul 10.00 WIB. Kedatangan ratusan petani ini guna mengadukan nasib mereka karena areal tanaman padi yang terancam gagal panen seluas 880 hektar.

Kedatangan mereka didampingi Kepala Desa Ujungrambung Sunaryo, Kepala Desa Cilawan Suwarni TPM  Daerah Intek (DI) Singosariujung Rambung, Jumingin dan Ketua Serikat Petani Serdang Bedagai (SPSB) Yahmin, serta para pengurus Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A).

Tuga(65) warga Desa Ujungrambung dan Supardi(45) warga Dusun I, Desa Cilawan mengatakan hampir sebulan terakhir tanaman padi seluas 36 rante miliknya hampir sebulan terakhir tidak terairi baik irigasi maupun curah hujan. Terlebih pasokan air dari bendungan Seiular di Desa Pulau Tagor, Kecamatan Serbajadi tidak masuk berhubung dibuka  penjaga sehingga sawah mulai mongering.

Sebagai upaya mereka,  seratusan petani dari tiga desa telah mendatangai bendungan Seiular , Jumat (28/7) kemarin,  memohon penjaga untuk menutup bendungan agar bisa mengairi ratusan sawah mereka yang mulai mongering. “Namun setelah kami pulang bendungan kembali dibuka karena diancam oleh warga sekitar yang mengaku lahannya belum diganti rugi,” imbuh Supardi.

Jika dalam sepekan tidak terairi  lanjut keduanya , sudah dipastikan akan mengalami gagal panen, untuk itulah kami bersama ratusan petani dari tiga desa mengadu kepada Pemkab Sergai untuk menutup bendungan agar air bisa mengairi sawah mereka, “Karena yang kami butuhkan hanya air”, ketus Supriadi.
Sementara itu Kepala Desa Ujung Rambung, Sunaryo didampingi Kepala Desa Cilawan, Suwarni, menambahkan tanaman padi yang mulai kekeringan sekitar 880 Ha dengan usia tanam rata-rata 20 hari di Desa Ujungrambung, 260 Ha, Cilawan 300 Ha, dan Desa Kotapari 320 Ha.  Sedangkan Kabag Pemerintahan, Sitarigan Tarigan SSos, terkait lahan warga yang belum dibayar di hulu bendungan Seiular mengatakan uang santunan ganti rugi tanah belum bisa dibayarkan berhubung ada SK Bupati Sergai yang baru tahun 2012 tentang pembentukan panitia pengadaan tanah Kabupaten Sergai  proyek revitalisasi Seiular yang berkasnya telah selesai dan akan dikirimkan ke PSDA Provinsi.

Akhirnya perwakilan rombongan diterima Wakil Bupati Sergai, H Ir Soekirman, Asisten II Ekbang, Drs Amirullah Damanik, selanjutnya seusai  menerima perwakilan petani, Asisten II Ekbang, Amirullah Damanik bersama perwakilan petani menuju bendungan Seiular untuk mengupayakan penutupan bendungan agar bisa mengairi 880 hektar tanaman padi yang terancam gagal panen.  Setelah bernegosiasi antara Pemkab Sergai  akhirnya bendungan Seiular ditutup dan air mulai mengalir menuju areal persawahan warga Kecamatan Pantaicermin. (lik/smg)

BAWA TANAMAN: Para petani  mendatangi kantor Bupati Sergai sembari membawa tanaman padi  kekeringan akibat kekurangan air.//malik/posmetro medan/smg
BAWA TANAMAN: Para petani yang mendatangi kantor Bupati Sergai sembari membawa tanaman padi yang kekeringan akibat kekurangan air.//malik/posmetro medan/smg

SEIRAMPAH-Terancam gagal panen ratusan petani dari tiga desa yakni Desa Ujungrambung, Cilawan, dan Desa Kotapari, Kecamatan Pantaicermin, Serdang Bedagai (Sergai) mendatangi kantor Bupati. Selasa(31/7) sekira pukul 10.00 WIB. Kedatangan ratusan petani ini guna mengadukan nasib mereka karena areal tanaman padi yang terancam gagal panen seluas 880 hektar.

Kedatangan mereka didampingi Kepala Desa Ujungrambung Sunaryo, Kepala Desa Cilawan Suwarni TPM  Daerah Intek (DI) Singosariujung Rambung, Jumingin dan Ketua Serikat Petani Serdang Bedagai (SPSB) Yahmin, serta para pengurus Perhimpunan Petani Pemakai Air (P3A).

Tuga(65) warga Desa Ujungrambung dan Supardi(45) warga Dusun I, Desa Cilawan mengatakan hampir sebulan terakhir tanaman padi seluas 36 rante miliknya hampir sebulan terakhir tidak terairi baik irigasi maupun curah hujan. Terlebih pasokan air dari bendungan Seiular di Desa Pulau Tagor, Kecamatan Serbajadi tidak masuk berhubung dibuka  penjaga sehingga sawah mulai mongering.

Sebagai upaya mereka,  seratusan petani dari tiga desa telah mendatangai bendungan Seiular , Jumat (28/7) kemarin,  memohon penjaga untuk menutup bendungan agar bisa mengairi ratusan sawah mereka yang mulai mongering. “Namun setelah kami pulang bendungan kembali dibuka karena diancam oleh warga sekitar yang mengaku lahannya belum diganti rugi,” imbuh Supardi.

Jika dalam sepekan tidak terairi  lanjut keduanya , sudah dipastikan akan mengalami gagal panen, untuk itulah kami bersama ratusan petani dari tiga desa mengadu kepada Pemkab Sergai untuk menutup bendungan agar air bisa mengairi sawah mereka, “Karena yang kami butuhkan hanya air”, ketus Supriadi.
Sementara itu Kepala Desa Ujung Rambung, Sunaryo didampingi Kepala Desa Cilawan, Suwarni, menambahkan tanaman padi yang mulai kekeringan sekitar 880 Ha dengan usia tanam rata-rata 20 hari di Desa Ujungrambung, 260 Ha, Cilawan 300 Ha, dan Desa Kotapari 320 Ha.  Sedangkan Kabag Pemerintahan, Sitarigan Tarigan SSos, terkait lahan warga yang belum dibayar di hulu bendungan Seiular mengatakan uang santunan ganti rugi tanah belum bisa dibayarkan berhubung ada SK Bupati Sergai yang baru tahun 2012 tentang pembentukan panitia pengadaan tanah Kabupaten Sergai  proyek revitalisasi Seiular yang berkasnya telah selesai dan akan dikirimkan ke PSDA Provinsi.

Akhirnya perwakilan rombongan diterima Wakil Bupati Sergai, H Ir Soekirman, Asisten II Ekbang, Drs Amirullah Damanik, selanjutnya seusai  menerima perwakilan petani, Asisten II Ekbang, Amirullah Damanik bersama perwakilan petani menuju bendungan Seiular untuk mengupayakan penutupan bendungan agar bisa mengairi 880 hektar tanaman padi yang terancam gagal panen.  Setelah bernegosiasi antara Pemkab Sergai  akhirnya bendungan Seiular ditutup dan air mulai mengalir menuju areal persawahan warga Kecamatan Pantaicermin. (lik/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/