MEDAN, SUMUTPOS.CO- Puluhan mahasiswa Ilmu Sejarah dari Universitas Negeri Medan (Unimed) dan Universitas Sumatera Utara (USU) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Pecinta Sejarah Sumut melakukan unjuk rasa di Bundaran Mayestik, Jalan Gatot Subroto, Jumat (31/7/) siang.
Dengan membawa spanduk dan poster, massa menuntut agar rumah pengasingan Bung Karno di Brastagi dan Parapat tidak dijadikan tempat ‘mesum’ yang tak bernilai akibat komersialisasi
Menurut Koordinator Aksi Ronggur Simorangkir, masih teringat jelas dalam ingatan bahwa pejuang-pejuang kemerdekaan dan Bapak Pendiri Bangsa pernah diasingkan ke Sumatera Utara (Sumut), tepatnya di wilayah Brastagi dan Parapat pada akhir Desember 1949.
Pengasingan Bung Karno, Syahrir dan H Agus Salim ke Sumut bukanlah tanpa sebab. Pengasingan tersebut diharapkan mampu mengendurkan semangat kemerdekaan masyarakat Indonesia. Sebab, hanya tokoh-tokoh tersebutlah yang mampu membakar semangat perjuangan.
Tentunya, sebagai masyarakat Sumut sangat bangga dengan keberadaan rumah pengasingan Bung Karno yang berada di Sumut. Namun, kebanggaan itu ternyata tidak sejalan dengan keadaan peninggalan rumah pengasingan yang saat ini memprihatinkan.
Kini, rumah bersejarah tersebut bagaikan ‘hotel tanpa bintang’ yang pudar akan nilai-nilai sejarah perjuangan kemerdekaan. Pahitnya lagi, pemerintah setempat seolah larut dalam usaha kecil-kecilannya untuk tetap massif mengkomersialisasikan rumah pengasingan Bung Karno menjadi penginapan.
“Siapa saja boleh menginap asalkan punya uang, bahkan tak jarang pula ketika masyarakat yang datang ke rumah pengasingan itu hanya untuk melihat dan merasakan romantisme masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan harus diusir hanya karena ada orang yang menginap,” ungkapnya ketika berorasi.
Oleh karena itu, kata Ronggur, situs sejarah rumah Bung Karno harus menjadi museum dan tempat yang ramah sebagai pembelajaran bagi masyarakat. Selain itu, segera selamatkan situs-situs bersejarah di Sumut, karena hampir 70% hampir punah tanpa jejak. Alihkan segera komersialisasi penginapan di rumah pengasingan Bung Karno, karena tak ingin masyarakat berpikiran negatif.