26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tahun Depan, Jembatan Sei Air Tenang Diperbaiki

SUMUTPOS.CO – Masyarakat yang bermukim di Kecamatan Batangserangan, diminta untuk bersabar, terkait perbaikan Jembatan Sei Air Tenang. Pasalnya, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Batangserangan-Padangtualang ini, tidak dapat diperbaiki pada tahun ini.

Jembatan Sei Air Tenang yang berlokasi di Kecamatan Batangserangan ini, kondisinya memprihatinkan. Ini terjadi karena dampak truk yang diduga bertonase lebih mengangkut material galian c, kerap melintas dari jembatan itu. Jembatan sebagai akses menuju objek wisata Tangkahan ini, kondisinya cukup mencemaskan. Bahkan berpotensi amblas.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumut, Marlindo Harahap mengakui, kondisi Jembatan Sei Air Tenang memprihatinkan karena dampak beroperasinya galian c ilegal yang mengangkut material untuk pembangunan jalan tol yang saat ini tengah berjalan.

“Kerusakan ini akibat kendaraan kelebihan tonase yang secara terus menerus (melintas). Sehingga besi rangka jembatan itu lelah, mengakibatkan besi menjadi bengkok,” ungkap Marlindo, ketika dikonfirmasi, Senin (31/7).

Marlindo juga mengatakan, pihaknya saat ini tengah menunggu dari Kementerian PUPR untuk melakukan pemeriksaan jembatan tersebut. Apakah layak diperbaiki atau harus bangun baru.

“Setelah itu, kami akan buat rencana DED atas jembatan itu. Ada 2 jembatan yang akan diperiksa, satu lagi di Deliserdang. Dalam waktu dekat akan turun petugas dari Jakarta memeriksa jembatan tersebut,” bebernya.

Dia juga mengatakan, pihaknya sudah mengetahui jika jembatan tersebut rusak karena dampak sering dilalui truk yang mengangkut material untuk pembangunan jalan tol. Disoal apa upaya terkait truk yang diduga melebihi tonase ini, menurut Marlindo, Dinas PUPR Sumut telah membuat tanda-tanda lalu lintas tentang tonase maksimal yang boleh melintasi jembatan. Namun nyatanya, saat wartawan berada di lokasi, truk yang diduga melebihi tonase tetap saja melintas, meski tanda atau rambunya sudah didirikan.

“Kami sudah menganggarkan untuk perencanaan 2 jembatan. Rencana di 2024 nanti,” tuturnya.

Pantauan wartawan di Jembatan Sei Air Tenang, tampak besi penahan pada bagian bawah jembatan sudah bengkok bahkan nyaris patah. Ini disebabkan, karena banyak kendaraan khususnya truk yang bermuatan galian batu yang diambil dari Sungai Batang Serangan dengan tonase yang tinggi, kerap melintas di jembatan tersebut.

Tak hanya itu, saat wartawan berada di atas jembatan, tampak aspal hancur dan berlubang. Kemudian, tampak beberapa truk bertonase tinggi bertuliskan KSU hilir-mudik melintas di jembatan yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) itu. Bahkan saat truk KSU melintas, jembatan terasa goyang.

“Jembatan ini rusak sudah hampir setahun, kami masyarakat sekitar berharap jembatan ini diperbaiki, agar tidak memakan korban. Karena memang saat ini sudah banyak makan korban terjatuh, khususnya anak-anak sekolah. Anak sekolah ini sering tergelincir,” ujar Tino, warga sekitar.

Rusaknya jembatan ini, tak bisa dipungkiri karena truk yang bertonase tinggi sering melintas membawa material galian batu ke pembangunan jalan tol. Galian batu disebut-sebut diperoleh dari beberapa lokasi galian c ilegal, yang marak di Kecamatan Batangserangan. (ted/saz)

SUMUTPOS.CO – Masyarakat yang bermukim di Kecamatan Batangserangan, diminta untuk bersabar, terkait perbaikan Jembatan Sei Air Tenang. Pasalnya, jembatan yang menghubungkan Kecamatan Batangserangan-Padangtualang ini, tidak dapat diperbaiki pada tahun ini.

Jembatan Sei Air Tenang yang berlokasi di Kecamatan Batangserangan ini, kondisinya memprihatinkan. Ini terjadi karena dampak truk yang diduga bertonase lebih mengangkut material galian c, kerap melintas dari jembatan itu. Jembatan sebagai akses menuju objek wisata Tangkahan ini, kondisinya cukup mencemaskan. Bahkan berpotensi amblas.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sumut, Marlindo Harahap mengakui, kondisi Jembatan Sei Air Tenang memprihatinkan karena dampak beroperasinya galian c ilegal yang mengangkut material untuk pembangunan jalan tol yang saat ini tengah berjalan.

“Kerusakan ini akibat kendaraan kelebihan tonase yang secara terus menerus (melintas). Sehingga besi rangka jembatan itu lelah, mengakibatkan besi menjadi bengkok,” ungkap Marlindo, ketika dikonfirmasi, Senin (31/7).

Marlindo juga mengatakan, pihaknya saat ini tengah menunggu dari Kementerian PUPR untuk melakukan pemeriksaan jembatan tersebut. Apakah layak diperbaiki atau harus bangun baru.

“Setelah itu, kami akan buat rencana DED atas jembatan itu. Ada 2 jembatan yang akan diperiksa, satu lagi di Deliserdang. Dalam waktu dekat akan turun petugas dari Jakarta memeriksa jembatan tersebut,” bebernya.

Dia juga mengatakan, pihaknya sudah mengetahui jika jembatan tersebut rusak karena dampak sering dilalui truk yang mengangkut material untuk pembangunan jalan tol. Disoal apa upaya terkait truk yang diduga melebihi tonase ini, menurut Marlindo, Dinas PUPR Sumut telah membuat tanda-tanda lalu lintas tentang tonase maksimal yang boleh melintasi jembatan. Namun nyatanya, saat wartawan berada di lokasi, truk yang diduga melebihi tonase tetap saja melintas, meski tanda atau rambunya sudah didirikan.

“Kami sudah menganggarkan untuk perencanaan 2 jembatan. Rencana di 2024 nanti,” tuturnya.

Pantauan wartawan di Jembatan Sei Air Tenang, tampak besi penahan pada bagian bawah jembatan sudah bengkok bahkan nyaris patah. Ini disebabkan, karena banyak kendaraan khususnya truk yang bermuatan galian batu yang diambil dari Sungai Batang Serangan dengan tonase yang tinggi, kerap melintas di jembatan tersebut.

Tak hanya itu, saat wartawan berada di atas jembatan, tampak aspal hancur dan berlubang. Kemudian, tampak beberapa truk bertonase tinggi bertuliskan KSU hilir-mudik melintas di jembatan yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) itu. Bahkan saat truk KSU melintas, jembatan terasa goyang.

“Jembatan ini rusak sudah hampir setahun, kami masyarakat sekitar berharap jembatan ini diperbaiki, agar tidak memakan korban. Karena memang saat ini sudah banyak makan korban terjatuh, khususnya anak-anak sekolah. Anak sekolah ini sering tergelincir,” ujar Tino, warga sekitar.

Rusaknya jembatan ini, tak bisa dipungkiri karena truk yang bertonase tinggi sering melintas membawa material galian batu ke pembangunan jalan tol. Galian batu disebut-sebut diperoleh dari beberapa lokasi galian c ilegal, yang marak di Kecamatan Batangserangan. (ted/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/