25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Tangkahan di Desa Sei Pegantungan Ambruk

Warga Minta Perhatian Pemkab Labuhanbatu

LABUHANBATU-Tangkahan yang ada di Dusun I, Desa Sei Pegantungan, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu ambruk beberapa waktu lalu. Untuk itu, warga di delapan dusun yang ada disekitaran desa tersebut meminta perhatian dari pemerintah setempat.

Yusri, Suib dan sejumlah warga lainnya saat ditemui di lokasi tangkahan menerangkan, ambruknya tangkahan dimana warga selalu menggunakan fasilitas tersebut untuk menuju ke Sei Berombang, Tanjung Sarang Elang hingga ke Kota Rantauprapat dan lainnya. Ambruknya tangkahan, lanjutnya, terjadi di saat hari raya Idul Fitri 1433 H lalu.

Saat ambruk katanya, sejumlah warga yang ada di atas tangkahan dengan berlantaikan papan itu terjatuh kepinggiran perairan. “Ada juga yang cidera satu orang, karena tertimpa dan menimpa pecahan batu serta kayu yang berasal dari lantai,” terang warga.

Dijelaskan mereka, dahulunya saat dibangun puluhan tahun lalu, lantai dan tiang terbuat dari cor semen. Dikarenakan mulai berlubang, warga di Desa Sei Pegantungan menggantinya dengan lantai papan. Hantaman hujan dan panas ternyata tidak membuat lantai bertahan lama, terlebih ombak yang berasal dari boat bermesin saat bersandar menurunkan penumpang kerap menghantam tiang tangkahan.

Saat ini, penumpang yang datang dari berbagai daerah untuk berkunjung kesana terpaksa harus diturunkan disalahsatu pohon beringin dibibir sungai yang ada disebelah tiang tangkahan. Kondisi berlumpur dan berair semakin membuat warga tidak merasa nyaman jika berada disana. “Cuma di sini yang bisa diturunkan penumpang bang,’ kata pengemudi boat bermesin saat disambangi Sumut Pos, Jumat (31/8).

Untuk itu warga berharap perhatian Bupati Pemkab Labuhanbatu segera melakukan kebijakan guna membangun tangkahan baru. “Setiap hari disini ada yang datang dan pergi. Jadi kalau bisa secepatnyalah tangkahan kami ini dibangun kembali. Karena susah kalau harus dari pohon itu naik turunnya penumpang,” tambah Yusri dan Suib.

Seperti yang dialami Sumut Pos dari Rantauprapat, untuk menuju Desa Sei Pegantungan harus menumpangi boat mesin dari salahsatu tangkahan yang ada di Tanjung Sarang Elang. Dengan memakan waktu hampir 1 jam lamanya, kunjungan akhirnya sampai ditangkahan yang kini hanya tinggal tiang penyangga saja.

Seorang anggota DPRD meminta agar masyaraat setempat pro aktif didalam melakukan pengusulan khususnya pembangunan jembatan. Sebab, dengan begitu, program pembangunan semakin terperinci dan terarah. “Usulan itu nantinya yang membuat pembangunan semakin cepat, karena langsung dari masyarakat,” kata Ali Akbar Hasibuan melalui telepon selular.

Senada dengan Ali Akbar, Kabag Humas Pemkab Labuhanbatu Abdurrahman juga menyarankan warga agar mengusulkan melalui perangkat desa hingga nantinya dapat diprioritaskan saat musrenbang. “Tangkahan itu kan vital, jadi usulkan kembali guna dimusyawarahkan agar diprioritaskan untuk tahun 2013 mendatang,” sarannya.  (mag-16)

Jalan pun Sulit Dilalui…

Jalan utama yang membelah delapan Dusun di Desa Sei Pegantungan, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu hingga kini masih sulit dilalui berbagai kendaraan. Terlebih jika memasuki musim penghujan.

Amatan Sumut Pos, Jumat (31/8) jalan yang ditimbun dengan tanah tersebut telah dipenuhi lubang bercampur lumpur. Selain itu, untuk dilintasi dengan kenderaan roda dua maupun empat. Pengendara harus lebih berhati-hati jika tidak ingin terjerembab ke lubang yang dipenuhi lumpur dan sampah itu.
Pengakuan warga yang ditemui mengutarakan, kondisi itu sudah hampir berpuluh tahun lamanya. Bahkan usianya melebihi kemerdekaan RI. “Kalau kampung ini sudah mencapai seratusan tahun, tapi ya ginilah, jalannyapun tidak sesuai dengan usia permukiman di sini,” kata D Harahap, Edi dan warga lainnya.

Menurut mereka, warga telah berulangkali memberitahukan kepada aparat pemerintahan terkait keluhan fasilitas jalan yang semakin memburuk. Namun hingga kini belum juga terlihat realisasinya. “Kalau usulan jangan ditanya lagilah, sudah berulangkali kami buat, tapi memang masih sebatas lisan,” aku warga lainnya.

Padahal menurut warga, hasil bumi yang dihasilkan dari desa itu sangatlah banyak. Di antaranya kelapa sawit, padi, kopra dan lainnya. Akibat dari buruknya jalan utama itu, harga sejumlah hasil kebun warga nyaris tidak mencukupi untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

“Kalaulah jalan ini bagus, pasti harga jual kami semakin tinggi, semakin naik pula perekonomian disini,” ujar Harahap menambahkan. (mag-16)

Warga Minta Perhatian Pemkab Labuhanbatu

LABUHANBATU-Tangkahan yang ada di Dusun I, Desa Sei Pegantungan, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu ambruk beberapa waktu lalu. Untuk itu, warga di delapan dusun yang ada disekitaran desa tersebut meminta perhatian dari pemerintah setempat.

Yusri, Suib dan sejumlah warga lainnya saat ditemui di lokasi tangkahan menerangkan, ambruknya tangkahan dimana warga selalu menggunakan fasilitas tersebut untuk menuju ke Sei Berombang, Tanjung Sarang Elang hingga ke Kota Rantauprapat dan lainnya. Ambruknya tangkahan, lanjutnya, terjadi di saat hari raya Idul Fitri 1433 H lalu.

Saat ambruk katanya, sejumlah warga yang ada di atas tangkahan dengan berlantaikan papan itu terjatuh kepinggiran perairan. “Ada juga yang cidera satu orang, karena tertimpa dan menimpa pecahan batu serta kayu yang berasal dari lantai,” terang warga.

Dijelaskan mereka, dahulunya saat dibangun puluhan tahun lalu, lantai dan tiang terbuat dari cor semen. Dikarenakan mulai berlubang, warga di Desa Sei Pegantungan menggantinya dengan lantai papan. Hantaman hujan dan panas ternyata tidak membuat lantai bertahan lama, terlebih ombak yang berasal dari boat bermesin saat bersandar menurunkan penumpang kerap menghantam tiang tangkahan.

Saat ini, penumpang yang datang dari berbagai daerah untuk berkunjung kesana terpaksa harus diturunkan disalahsatu pohon beringin dibibir sungai yang ada disebelah tiang tangkahan. Kondisi berlumpur dan berair semakin membuat warga tidak merasa nyaman jika berada disana. “Cuma di sini yang bisa diturunkan penumpang bang,’ kata pengemudi boat bermesin saat disambangi Sumut Pos, Jumat (31/8).

Untuk itu warga berharap perhatian Bupati Pemkab Labuhanbatu segera melakukan kebijakan guna membangun tangkahan baru. “Setiap hari disini ada yang datang dan pergi. Jadi kalau bisa secepatnyalah tangkahan kami ini dibangun kembali. Karena susah kalau harus dari pohon itu naik turunnya penumpang,” tambah Yusri dan Suib.

Seperti yang dialami Sumut Pos dari Rantauprapat, untuk menuju Desa Sei Pegantungan harus menumpangi boat mesin dari salahsatu tangkahan yang ada di Tanjung Sarang Elang. Dengan memakan waktu hampir 1 jam lamanya, kunjungan akhirnya sampai ditangkahan yang kini hanya tinggal tiang penyangga saja.

Seorang anggota DPRD meminta agar masyaraat setempat pro aktif didalam melakukan pengusulan khususnya pembangunan jembatan. Sebab, dengan begitu, program pembangunan semakin terperinci dan terarah. “Usulan itu nantinya yang membuat pembangunan semakin cepat, karena langsung dari masyarakat,” kata Ali Akbar Hasibuan melalui telepon selular.

Senada dengan Ali Akbar, Kabag Humas Pemkab Labuhanbatu Abdurrahman juga menyarankan warga agar mengusulkan melalui perangkat desa hingga nantinya dapat diprioritaskan saat musrenbang. “Tangkahan itu kan vital, jadi usulkan kembali guna dimusyawarahkan agar diprioritaskan untuk tahun 2013 mendatang,” sarannya.  (mag-16)

Jalan pun Sulit Dilalui…

Jalan utama yang membelah delapan Dusun di Desa Sei Pegantungan, Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu hingga kini masih sulit dilalui berbagai kendaraan. Terlebih jika memasuki musim penghujan.

Amatan Sumut Pos, Jumat (31/8) jalan yang ditimbun dengan tanah tersebut telah dipenuhi lubang bercampur lumpur. Selain itu, untuk dilintasi dengan kenderaan roda dua maupun empat. Pengendara harus lebih berhati-hati jika tidak ingin terjerembab ke lubang yang dipenuhi lumpur dan sampah itu.
Pengakuan warga yang ditemui mengutarakan, kondisi itu sudah hampir berpuluh tahun lamanya. Bahkan usianya melebihi kemerdekaan RI. “Kalau kampung ini sudah mencapai seratusan tahun, tapi ya ginilah, jalannyapun tidak sesuai dengan usia permukiman di sini,” kata D Harahap, Edi dan warga lainnya.

Menurut mereka, warga telah berulangkali memberitahukan kepada aparat pemerintahan terkait keluhan fasilitas jalan yang semakin memburuk. Namun hingga kini belum juga terlihat realisasinya. “Kalau usulan jangan ditanya lagilah, sudah berulangkali kami buat, tapi memang masih sebatas lisan,” aku warga lainnya.

Padahal menurut warga, hasil bumi yang dihasilkan dari desa itu sangatlah banyak. Di antaranya kelapa sawit, padi, kopra dan lainnya. Akibat dari buruknya jalan utama itu, harga sejumlah hasil kebun warga nyaris tidak mencukupi untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

“Kalaulah jalan ini bagus, pasti harga jual kami semakin tinggi, semakin naik pula perekonomian disini,” ujar Harahap menambahkan. (mag-16)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/