30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kayu & Batu Terjang Desa Mardinding Karo

 

Foto: Riza Pinem/PM Akses jalan penghubung di Desa Mardingding lumpuh total ditimbun material kayu besar dan bebatuan pasca diterjang aliran lahar dingin Sinabung, Kamis (30/10) malam.
Foto: Riza Pinem/PM
Akses jalan penghubung di Desa Mardingding lumpuh total ditimbun material kayu besar dan bebatuan pasca diterjang aliran lahar dingin Sinabung, Kamis (30/10) malam.

KARO, SUMUTPOS.CO – Hujan deras yang mengguyur kawasan lingkar Gunung Sinabung, menyebabkan akses jalan menuju Desa Mardinding, Kec. Tiganderket, lumpuh total. Batu, batang kayu dan lumpur menutupi badan jalan di desa tersebut. Hingga kemarin (31/10) siang, timbunan material batu dan kayu sepanjang sepuluh meter tersebut masih belum dibersihkan karena alat berat belum masuk.

Kendaraan roda dua, apalagi roda empat, masih belum bisa melintas. Warga harus berjalan kaki untuk melewati gundukan setinggi dua meter itu. Menurut warga setempat, Gunaken Sitepu (38), sejak Kamis (30/10) pukul 19.00– 22.00 hujan terus mengguyur Desa Mardingding dengan intensitas tinggi. Puncaknya sekira pukul 23.45 terdengar suara gemuruh lahar dingin yang membawa material kayu besar dan bebatuan dari Gunung Sinabung.

“Saat mendengar suara gemuruh itu saya langsung bergegas keluar rumah membawa senter. Saat itu saya menyaksikan kayu–kayu besar dan bebatuan dibawa aliran banjir lahar dingin. Melihat itu saya terkejut setengah mati, langsung saya jemput anak saya di rumah dan saya bawa ke tengah kampung. Sementara warga lainnya juga langsung berhamburan keluar rumah dan memberitahukan kepada seluruh warga bahwa sedang terjadi banjir lahar dingin,” katanya.

Diuraikannya, jalan yang terputus tersebut merupakan jalan alternatif yang menghubungkan Desa Mardingding Rumah jahe dengan Mardingding Rumah Julu dan SD Inpres. Selain itu juga terhubung dengan Desa Gurukinayan dan Desa Perbaji. Desa Perbaji dan Simpang Desa Susuk, juga terimbas aliran lahar dingin.

Dandim 0205/TK, Letkol Inf. Asep Sukarna yang juga menjabat Dansatgas Penanganan Erupsi Sinabung, saat ditemui di tempat kejadian mengatakan, terputusnya akses jalan penghubung tersebut dikarenakan material yang dibawa aliran lahar dingin saat terjadi hujan deras di kawasan lingkar Sinabung.

“Untuk penanganannya kita sudah koordinasikan dengan Pemkab Karo khususnya Dinas Pekerjaan Umum (PU). Saat ini alat berat sedang dalam perjalanan karena tidak dapat dibongkar dengan manual. Semoga secepatnya dapat dibersihkan,” ujarnya. Lebih lanjut Asep berujar, kepada masyarakat terus diimbau apabila terjadi hujan deras hindari bantaran–bantaran sungai, karena selain potensi awan panas, lahar dingin juga dapat terjadi kapan saja, apalagi saat ini hujan secara terus–menerus terjadi.

“Untuk itu masyarakat jangan sekali–kali mendekati areal sungai. Kita lihat sendiri tumpukannya sampai seperti ini. Bayangkan kalau terkena manusia, pasti tidak tertolong lagi,” tegasnya.

Sementara untuk aktivitas Sinabung (awan panas/erupsi) masih terus terjadi dengan jarak luncur awan panas 1–4 km ke arah Selatan, dengan ketinggian kolom debu mencapai 2,5 km yang bergerak seiring arah angin ke Tenggara–Selatan.     Informasi yang dihimpun dari Media Center penanganan erupsi Sinabung, hingga saat ini pengungsi korban erupsi berjumlah 3.284 jiwa (1.018 KK) yang menempati 12 titik pos penampungan terpisah. (riz/nng/trg)

 

Foto: Riza Pinem/PM Akses jalan penghubung di Desa Mardingding lumpuh total ditimbun material kayu besar dan bebatuan pasca diterjang aliran lahar dingin Sinabung, Kamis (30/10) malam.
Foto: Riza Pinem/PM
Akses jalan penghubung di Desa Mardingding lumpuh total ditimbun material kayu besar dan bebatuan pasca diterjang aliran lahar dingin Sinabung, Kamis (30/10) malam.

KARO, SUMUTPOS.CO – Hujan deras yang mengguyur kawasan lingkar Gunung Sinabung, menyebabkan akses jalan menuju Desa Mardinding, Kec. Tiganderket, lumpuh total. Batu, batang kayu dan lumpur menutupi badan jalan di desa tersebut. Hingga kemarin (31/10) siang, timbunan material batu dan kayu sepanjang sepuluh meter tersebut masih belum dibersihkan karena alat berat belum masuk.

Kendaraan roda dua, apalagi roda empat, masih belum bisa melintas. Warga harus berjalan kaki untuk melewati gundukan setinggi dua meter itu. Menurut warga setempat, Gunaken Sitepu (38), sejak Kamis (30/10) pukul 19.00– 22.00 hujan terus mengguyur Desa Mardingding dengan intensitas tinggi. Puncaknya sekira pukul 23.45 terdengar suara gemuruh lahar dingin yang membawa material kayu besar dan bebatuan dari Gunung Sinabung.

“Saat mendengar suara gemuruh itu saya langsung bergegas keluar rumah membawa senter. Saat itu saya menyaksikan kayu–kayu besar dan bebatuan dibawa aliran banjir lahar dingin. Melihat itu saya terkejut setengah mati, langsung saya jemput anak saya di rumah dan saya bawa ke tengah kampung. Sementara warga lainnya juga langsung berhamburan keluar rumah dan memberitahukan kepada seluruh warga bahwa sedang terjadi banjir lahar dingin,” katanya.

Diuraikannya, jalan yang terputus tersebut merupakan jalan alternatif yang menghubungkan Desa Mardingding Rumah jahe dengan Mardingding Rumah Julu dan SD Inpres. Selain itu juga terhubung dengan Desa Gurukinayan dan Desa Perbaji. Desa Perbaji dan Simpang Desa Susuk, juga terimbas aliran lahar dingin.

Dandim 0205/TK, Letkol Inf. Asep Sukarna yang juga menjabat Dansatgas Penanganan Erupsi Sinabung, saat ditemui di tempat kejadian mengatakan, terputusnya akses jalan penghubung tersebut dikarenakan material yang dibawa aliran lahar dingin saat terjadi hujan deras di kawasan lingkar Sinabung.

“Untuk penanganannya kita sudah koordinasikan dengan Pemkab Karo khususnya Dinas Pekerjaan Umum (PU). Saat ini alat berat sedang dalam perjalanan karena tidak dapat dibongkar dengan manual. Semoga secepatnya dapat dibersihkan,” ujarnya. Lebih lanjut Asep berujar, kepada masyarakat terus diimbau apabila terjadi hujan deras hindari bantaran–bantaran sungai, karena selain potensi awan panas, lahar dingin juga dapat terjadi kapan saja, apalagi saat ini hujan secara terus–menerus terjadi.

“Untuk itu masyarakat jangan sekali–kali mendekati areal sungai. Kita lihat sendiri tumpukannya sampai seperti ini. Bayangkan kalau terkena manusia, pasti tidak tertolong lagi,” tegasnya.

Sementara untuk aktivitas Sinabung (awan panas/erupsi) masih terus terjadi dengan jarak luncur awan panas 1–4 km ke arah Selatan, dengan ketinggian kolom debu mencapai 2,5 km yang bergerak seiring arah angin ke Tenggara–Selatan.     Informasi yang dihimpun dari Media Center penanganan erupsi Sinabung, hingga saat ini pengungsi korban erupsi berjumlah 3.284 jiwa (1.018 KK) yang menempati 12 titik pos penampungan terpisah. (riz/nng/trg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/