30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Hadiri Seminar Pembangunan Monumen Toga Nainggolan, Soekirman: Lestarikan Kearifan Lokal ke Anak Cucu

ist
SEMINAR: Ketua Panitia Seminar menyematkan ulos kepada Bupati Ir H Soekirman, Jumat (1/3).

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Tugu atau monumen sebagai tempat pemersatu hati dan jiwa. “Dengan begitu, kita perlu mensyukuri bahwa Pomparan Toga Nainggolan menggelar kegiatan ini untuk mewujudkan Pembangunan Monumen,”ujar Bupati Sergai Ir H Soekirman saat menghadiri Talkshow seminar pembangunan monumen Nainggolan, di Aula RSU Royal Prima Medan, Jumat (1/3).

Dikatakan Soekirman mengatakan, marga Nainggolan adalah bagian dari orang Batak, yang memiliki watak konsisten dengan apa yang dikatakannya.

Oleh karena itu, Soekirman selalu menyampaikan bahwa kearifan lokal harus terus dapat dilanjutkan.”Siapa lagi yang akan melanjutkan kecuali anak cucu kita sendiri. Maka ajarkan tanggung jawab sosial bagi anak-anak kita, agar menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mempertahankan adat dan budaya agar tidak hilang tergerus budaya luar maupun perkembangan teknologi,” kata Soekirman.

Oleh karena itu, Soekirman pun menyampaikan selamat dan sukses untuk rencana pembangunan Monumen Toga Nainggolan. “Dengan Tondi yang bersatu saya yakin kita akan dapat mewujudkannya, sebagai bukti persatuan untuk anak cucu kita kelak,” ujarnya.

Dalam sambutannya, ketua panitia pembangunan Monumen Toga Nainggolan, Sudirman Nainggolan mengatakan, seminar mengambil tiga topik yaitu pertama, Peradaban Suku Batak Terhadap Budaya, Agama dan Lingkungan Sosial. Kedua, Pembangunan Tugu/Monumen menurut Pandangan Suku Batak, dilihat dari Latar Bisa Sejarah, Silsilah serta Maksud dan Tujuan, dan ketiga, Hakikat Perkumpulan (Parsadaan) Klan/Marga, dilihat dari Filosofi terbentuknya, ragam konflik internal dan solusinya, serta tujuan dan harapan.

Pada kesempatan itu, Ketua DPP KBN DR RE Nainggolan sangat mengapresiasi atas kehadiran para undangan semua. “Khususnya ilmu narasumber jangan disia-siakan. Sebab, sangat berbobot dan bermanfaat, seperti Bupati Sergai Ir H Soekirman serta para guru besar budaya di Indonesia.

RE Nainggolan menambahkan, seminar yang dilakukan sebagai wadah silaturahmi untuk mempersatukan persepsi pembangunan monumen marga Nainggolan. Dikarenakan, di antara silsilah Raja Lottung, hanya monumen marga Nainggolan yang belum ada.

“Oleh karena itu, kami sangat berkeinginan pembangunan Monumen ini terwujud sesuai harapan dan penempatannya, yaitu di Samosir sejalan dimulainya kegiatan ini pada awal bulan Maret,” jelasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Sergai Ir H Soekirman, Dewan Pembina DPP Keluarga Besar Nainggolan (KBN) DR RE Nainggolan, ketua Umum DPP KBN Kombes Pol (Purn) Alisman Nainggolan, pengamat Budaya Prof DR Bungaran Antonius Simanjuntak, DR Parapat Gultom, beserta pengurus DPP KBN se-Indonesia. (sur)

ist
SEMINAR: Ketua Panitia Seminar menyematkan ulos kepada Bupati Ir H Soekirman, Jumat (1/3).

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Tugu atau monumen sebagai tempat pemersatu hati dan jiwa. “Dengan begitu, kita perlu mensyukuri bahwa Pomparan Toga Nainggolan menggelar kegiatan ini untuk mewujudkan Pembangunan Monumen,”ujar Bupati Sergai Ir H Soekirman saat menghadiri Talkshow seminar pembangunan monumen Nainggolan, di Aula RSU Royal Prima Medan, Jumat (1/3).

Dikatakan Soekirman mengatakan, marga Nainggolan adalah bagian dari orang Batak, yang memiliki watak konsisten dengan apa yang dikatakannya.

Oleh karena itu, Soekirman selalu menyampaikan bahwa kearifan lokal harus terus dapat dilanjutkan.”Siapa lagi yang akan melanjutkan kecuali anak cucu kita sendiri. Maka ajarkan tanggung jawab sosial bagi anak-anak kita, agar menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mempertahankan adat dan budaya agar tidak hilang tergerus budaya luar maupun perkembangan teknologi,” kata Soekirman.

Oleh karena itu, Soekirman pun menyampaikan selamat dan sukses untuk rencana pembangunan Monumen Toga Nainggolan. “Dengan Tondi yang bersatu saya yakin kita akan dapat mewujudkannya, sebagai bukti persatuan untuk anak cucu kita kelak,” ujarnya.

Dalam sambutannya, ketua panitia pembangunan Monumen Toga Nainggolan, Sudirman Nainggolan mengatakan, seminar mengambil tiga topik yaitu pertama, Peradaban Suku Batak Terhadap Budaya, Agama dan Lingkungan Sosial. Kedua, Pembangunan Tugu/Monumen menurut Pandangan Suku Batak, dilihat dari Latar Bisa Sejarah, Silsilah serta Maksud dan Tujuan, dan ketiga, Hakikat Perkumpulan (Parsadaan) Klan/Marga, dilihat dari Filosofi terbentuknya, ragam konflik internal dan solusinya, serta tujuan dan harapan.

Pada kesempatan itu, Ketua DPP KBN DR RE Nainggolan sangat mengapresiasi atas kehadiran para undangan semua. “Khususnya ilmu narasumber jangan disia-siakan. Sebab, sangat berbobot dan bermanfaat, seperti Bupati Sergai Ir H Soekirman serta para guru besar budaya di Indonesia.

RE Nainggolan menambahkan, seminar yang dilakukan sebagai wadah silaturahmi untuk mempersatukan persepsi pembangunan monumen marga Nainggolan. Dikarenakan, di antara silsilah Raja Lottung, hanya monumen marga Nainggolan yang belum ada.

“Oleh karena itu, kami sangat berkeinginan pembangunan Monumen ini terwujud sesuai harapan dan penempatannya, yaitu di Samosir sejalan dimulainya kegiatan ini pada awal bulan Maret,” jelasnya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Bupati Sergai Ir H Soekirman, Dewan Pembina DPP Keluarga Besar Nainggolan (KBN) DR RE Nainggolan, ketua Umum DPP KBN Kombes Pol (Purn) Alisman Nainggolan, pengamat Budaya Prof DR Bungaran Antonius Simanjuntak, DR Parapat Gultom, beserta pengurus DPP KBN se-Indonesia. (sur)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/