25.6 C
Medan
Tuesday, May 14, 2024

Janda Lansia di Nisel Tak Tersentuh Bansos, Hidup Sendiri di Gubuk Reyot

NISEL, SUMUTPOS.CO – Bantuan sosial (Bansos) untuk warga kurang mampu di tengah pandemi Covid-19 ternyata belum disalurkan secara merata. Bahkan, masih banyak warga miskin yang tidak terdata untuk mendapat bantuan. Salah satunya yakni Mesiti Zalogo (50).

BANSOS: Mesiti Zalogo saat ditemui di gubuknya, Senin, (1/3).

Mesiti Zalogo, janda warga Jalan Golkar, Kelurahan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, tinggal di rumah berukuran 2×2 meter dengan kondisi fisik yang sudah renta. Selama pandemi Covid-19, lansia ini mengaku tak tersentuh bantuan sosial dari pemerintah Kabupaten Nisel.

Bahkan, dari sederet bantuan sosial yang digulirkan pemerintah saat ini, baik bantuan PKH, BLT, UMKM atupun bantuan lain yang sejenis, dirinya mengaku tidak pernah menerima, meskipun sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).

“Tidak, tidak pernah dapat, dan tidak pernah dikasih. Kapan pernah ngasih saya. Jangankan memperoleh bantuan, di data saja belum pernah,” ungkap Mesiti Zalogo saat ditemui wartawan di kediamannya, Senin, (1/3).

Jika sebagian warga kurang mampu yang tinggal di Kelurahan Teluk Dalam memperoleh bantuan BLT, PKH, UMKM, paket sembako dan beberapa bansos lainnya, tapi selama ini diakuinya tak pernah sekalipun memperoleh berbagai jenis bantuan, baik bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah Kabupaten Nias Selatan.

Bahkan, untuk bertahan hidup, kata dia, hanya menerima bantuan dari para tetangga sekitarnya, dan hasil dari jualan sayur-sayuran yang di jualnya setiap hari.

“Memang, tidak setiap hari, namun ada saja tetangga yang mengantar beras, ikan ataupun makanan lainnya. Intinya, saya bisa bertahan hidup, selama ini hanya dari belas kasihan tetangga, ditambah lagi, hasil jualan sayur-sayuran, meskipun keuntungannya 5 ribu sampai 10 ribu perhari, itupun tidak cukup untuk memenuhi kebutuan sehari-hari. namun harus kita syukuri. Karena saya memang tidak mampu lagi bekerja, apalagi dengan kondisi saya yang renta ini,” imbuhnya.

Mesiti sangat berharap menerima bantuan dari pemerintah, seperti warga lain. “Mohon bantuannya pak, saya tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah,” harap sang nenek.

Melihat keadaan sang nenek tersebut, salah seorang warga bernama Hadirat Hao (51) juga tinggal di lingkungan sekitar, berharap kepada Dinas terkait melalui pemerintah Kabupaten Nias Selatan agar memasukkan nenek Mesiti Zalogo menjadi bagian dari bantuan sosial yang digulirkan oleh pemerintah pusat.

“Ya, kita berharap sekali nenek lansia ini mendapatkan bantuan, baik itu bantuan PKH, UMKM, BLT, Bansos atau bantuan sejenis lainnya,” harapnya.(mag-10)

NISEL, SUMUTPOS.CO – Bantuan sosial (Bansos) untuk warga kurang mampu di tengah pandemi Covid-19 ternyata belum disalurkan secara merata. Bahkan, masih banyak warga miskin yang tidak terdata untuk mendapat bantuan. Salah satunya yakni Mesiti Zalogo (50).

BANSOS: Mesiti Zalogo saat ditemui di gubuknya, Senin, (1/3).

Mesiti Zalogo, janda warga Jalan Golkar, Kelurahan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, tinggal di rumah berukuran 2×2 meter dengan kondisi fisik yang sudah renta. Selama pandemi Covid-19, lansia ini mengaku tak tersentuh bantuan sosial dari pemerintah Kabupaten Nisel.

Bahkan, dari sederet bantuan sosial yang digulirkan pemerintah saat ini, baik bantuan PKH, BLT, UMKM atupun bantuan lain yang sejenis, dirinya mengaku tidak pernah menerima, meskipun sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP).

“Tidak, tidak pernah dapat, dan tidak pernah dikasih. Kapan pernah ngasih saya. Jangankan memperoleh bantuan, di data saja belum pernah,” ungkap Mesiti Zalogo saat ditemui wartawan di kediamannya, Senin, (1/3).

Jika sebagian warga kurang mampu yang tinggal di Kelurahan Teluk Dalam memperoleh bantuan BLT, PKH, UMKM, paket sembako dan beberapa bansos lainnya, tapi selama ini diakuinya tak pernah sekalipun memperoleh berbagai jenis bantuan, baik bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah Kabupaten Nias Selatan.

Bahkan, untuk bertahan hidup, kata dia, hanya menerima bantuan dari para tetangga sekitarnya, dan hasil dari jualan sayur-sayuran yang di jualnya setiap hari.

“Memang, tidak setiap hari, namun ada saja tetangga yang mengantar beras, ikan ataupun makanan lainnya. Intinya, saya bisa bertahan hidup, selama ini hanya dari belas kasihan tetangga, ditambah lagi, hasil jualan sayur-sayuran, meskipun keuntungannya 5 ribu sampai 10 ribu perhari, itupun tidak cukup untuk memenuhi kebutuan sehari-hari. namun harus kita syukuri. Karena saya memang tidak mampu lagi bekerja, apalagi dengan kondisi saya yang renta ini,” imbuhnya.

Mesiti sangat berharap menerima bantuan dari pemerintah, seperti warga lain. “Mohon bantuannya pak, saya tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah,” harap sang nenek.

Melihat keadaan sang nenek tersebut, salah seorang warga bernama Hadirat Hao (51) juga tinggal di lingkungan sekitar, berharap kepada Dinas terkait melalui pemerintah Kabupaten Nias Selatan agar memasukkan nenek Mesiti Zalogo menjadi bagian dari bantuan sosial yang digulirkan oleh pemerintah pusat.

“Ya, kita berharap sekali nenek lansia ini mendapatkan bantuan, baik itu bantuan PKH, UMKM, BLT, Bansos atau bantuan sejenis lainnya,” harapnya.(mag-10)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/