30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Langkat Ditarget Jadi Centra Kedelai di Sumut

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Plt Bupati Langkat Syah Afandin, meresmikan gerakan tanam kedelai dalam mendukung peningkatan luas tambah tanam, produksi, dan provitas kedelai di Kabupaten Langkat 2023. Gelaran ini dilaksanakan di Areal Gapoktan Cinta Damai, Desa Paya Rengas, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Kamis (2/3).

Bibit yang akan disalurkan ke Kabupaten Langkat berjumlah 15.500 kilogram, dan tiap satu hektare lahan akan mendapat 50 kilogram bibit. Dalam kesempatan ini, ada 18 kelompok tani dari 5 kecamatan yang mendapatkan bibit, yakni Kecamatan Hinai, Stabat, Besitang, Sirapit, dan Secanggang.

Di Kecamatan Hinai ada 5 kelompok, dengan luas lahan 150 hektare. Di Stabat ada 6 kelompok dengan luas tanah 85 hektare. Besitang 2 kelompok dengan luas lahan 40 hektare. Sirapit ada 5 kelompok dengan luas tanah 25 hektare. Dan Secanggang satu kelompok dengan luas lahan 10 hektare.

Plt Bupati Langkat Syah Afandin, mengaku sangat bahagia saat ini, karena sudah terbukti perhatian pemerintah pusat kepada Kabupaten Langkat.

“Bukan hal mudah memberikan bantuan untuk 5.000 hektare lahan pada tahap pertama dalam menyediakan bibit kedelai. Yang tujuannya supaya Langkat ini jadi barometer produksi kedelai di Sumut,” ungkap Ondim, sapaan karib Syah Afandin.

“Saat ini saya bahagia, karena masyarakat punya jalan keluar untuk mengatasi persoalan-persoalan para petani. Karena petani kita dibantu benih kedelai gratis, bahkan sudah panen,” imbuhnya.

Menurut Ondim, kedelai merupakan kebutuhan nasional dalam negeri, karena Indonesia masih mengimpor kedelai, sementara lahan di Indonesia dikatakan cukup. Dia pun mengaku siap, untuk menampung 30 ribu hektare lagi, apabila dipercaya untuk menanam kedelai di Kabupaten Langkat oleh pemerintah pusat.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Rajali menyampaikan, Kabupaten Langkat dulunya merupakan penghasil kedelai yang sangat bagus.

“Dan saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut fokus untuk mengembalikan Langkat menjadi penghasil kedelai terbesar di Sumut,” tuturnya.

“Komunitas petani kedelai di Langkat saya harap nantinya bisa menjadikan daerah ini sebagai penghasil kedelai terbesar di Sumut,” imbuh Rajali.

Rajali pun mengaku, Kementerian Pertanian RI membawa berita gembira untuk para kelompok petani kedelai di kabupaten Langkat melalui Direktur AKABI.

“Saya mau minta tolong kepada bapak ibu petanai, untuk menghabiskan dana anggaran di kementrian. Karena tahun lalu, dana anggaran Rp200 miliar dikembalikan ke kas negara, sebab petani tidak mau menanam kedelai, yang punya harga jual murah. Nah, daripada dikembalikan, mari kita tananam kedelai,” imbau Rajali.

Direktu AKABI Kementrian Pertanian, Yuristianto juga mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan rekayasa, karena terlihat dari tempat acara, masih ada petani yang sedang bekerja.

“Saya targetkan untuk Sumut 30.000 hektare lahan akan ditanami kedelai. Kedelai tidak hanya ditanam di lahan sawah, tapi bisa di lahan jagung, sawit yang masih kecil,” jelasnya.

Yuristianto juga mengatakan, jangan enggan untuk menanam kedelai. Karena harga sekarang sudah bagus, yang mencapai Rp11.500 per kilogram. Dan jika dijadikan untuk benih, maka harga jualnya semakin tinggi. (mag-6/saz)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Plt Bupati Langkat Syah Afandin, meresmikan gerakan tanam kedelai dalam mendukung peningkatan luas tambah tanam, produksi, dan provitas kedelai di Kabupaten Langkat 2023. Gelaran ini dilaksanakan di Areal Gapoktan Cinta Damai, Desa Paya Rengas, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Kamis (2/3).

Bibit yang akan disalurkan ke Kabupaten Langkat berjumlah 15.500 kilogram, dan tiap satu hektare lahan akan mendapat 50 kilogram bibit. Dalam kesempatan ini, ada 18 kelompok tani dari 5 kecamatan yang mendapatkan bibit, yakni Kecamatan Hinai, Stabat, Besitang, Sirapit, dan Secanggang.

Di Kecamatan Hinai ada 5 kelompok, dengan luas lahan 150 hektare. Di Stabat ada 6 kelompok dengan luas tanah 85 hektare. Besitang 2 kelompok dengan luas lahan 40 hektare. Sirapit ada 5 kelompok dengan luas tanah 25 hektare. Dan Secanggang satu kelompok dengan luas lahan 10 hektare.

Plt Bupati Langkat Syah Afandin, mengaku sangat bahagia saat ini, karena sudah terbukti perhatian pemerintah pusat kepada Kabupaten Langkat.

“Bukan hal mudah memberikan bantuan untuk 5.000 hektare lahan pada tahap pertama dalam menyediakan bibit kedelai. Yang tujuannya supaya Langkat ini jadi barometer produksi kedelai di Sumut,” ungkap Ondim, sapaan karib Syah Afandin.

“Saat ini saya bahagia, karena masyarakat punya jalan keluar untuk mengatasi persoalan-persoalan para petani. Karena petani kita dibantu benih kedelai gratis, bahkan sudah panen,” imbuhnya.

Menurut Ondim, kedelai merupakan kebutuhan nasional dalam negeri, karena Indonesia masih mengimpor kedelai, sementara lahan di Indonesia dikatakan cukup. Dia pun mengaku siap, untuk menampung 30 ribu hektare lagi, apabila dipercaya untuk menanam kedelai di Kabupaten Langkat oleh pemerintah pusat.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, Rajali menyampaikan, Kabupaten Langkat dulunya merupakan penghasil kedelai yang sangat bagus.

“Dan saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut fokus untuk mengembalikan Langkat menjadi penghasil kedelai terbesar di Sumut,” tuturnya.

“Komunitas petani kedelai di Langkat saya harap nantinya bisa menjadikan daerah ini sebagai penghasil kedelai terbesar di Sumut,” imbuh Rajali.

Rajali pun mengaku, Kementerian Pertanian RI membawa berita gembira untuk para kelompok petani kedelai di kabupaten Langkat melalui Direktur AKABI.

“Saya mau minta tolong kepada bapak ibu petanai, untuk menghabiskan dana anggaran di kementrian. Karena tahun lalu, dana anggaran Rp200 miliar dikembalikan ke kas negara, sebab petani tidak mau menanam kedelai, yang punya harga jual murah. Nah, daripada dikembalikan, mari kita tananam kedelai,” imbau Rajali.

Direktu AKABI Kementrian Pertanian, Yuristianto juga mengaku sangat senang dengan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini bukan rekayasa, karena terlihat dari tempat acara, masih ada petani yang sedang bekerja.

“Saya targetkan untuk Sumut 30.000 hektare lahan akan ditanami kedelai. Kedelai tidak hanya ditanam di lahan sawah, tapi bisa di lahan jagung, sawit yang masih kecil,” jelasnya.

Yuristianto juga mengatakan, jangan enggan untuk menanam kedelai. Karena harga sekarang sudah bagus, yang mencapai Rp11.500 per kilogram. Dan jika dijadikan untuk benih, maka harga jualnya semakin tinggi. (mag-6/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/