SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – “Iya ini ayah saya, iya ayah saya,” ucap Muhammad Syukur (30), saat membuka kain penutup jenazah ayahnya, Agus Salim Hutabarat (60) di RSUD Kota Padang Sidimpuan, Sumatera Utara. Korban yang merupakan kuli bangunan ini ditemukan tewas di bawah jembatan Sibordang yang kerap dijadikan tempat tongkrongan warga, Kamis (30/4).
Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan warga Jl. Imam Bonjol, Gang Pardomuan, Pasar Siborang, Lingkungan 3, Kel. Wek V, Kec. Psp Selatan, Kota Padang Sidimpuan itu nekad terjun dari atas jembatan buatan Belanda tersebut. Tapi info yang dihimpun, korban diduga frustasi karena penyakit asmanya 5 tak sembuh.
Kamis sekitar pukul 17.30 WIB, suasana di seputaran jembatan terlihat ramai dan macet. Ratusan orang sibuk berlalu lalang akibat dihebohkan dengan temuan mayat dengan kondisi menggenaskan. Tangan kirinya nyaris putus, bagian pinggang dan bau kirinya patah dan remuk.
Lima belas menit menit kemudian unit Reskrim Polres Kota Padang Sidimpuan tiba di lokasi melakukan identifikasi terhadap korban. Selanjutnya jenazah korban pun dibawa ke RSUD Kota Padang Sidimpuan untuk divisum. Setibanya di rumah sakit, belum satupun pihak keluarganya yang datang.
Hingga satu jam kemudian, barulah datang seorang laki-laki yang diketahui bernama Syukur, yang tidak lain adalah anak korban. Begitu sampai di ruangan kamar mayat, raut wajah Syukur terlihat berubah. Setelah membuka kain penutup jenazah, barulah ia yakin bahwa yang dikabarkan orang ada kejadian bunuh diri itu adalah ayah kandungnya sendiri.
Syukur tidak menyangka ayahnya begitu cepat meninggalkannya dengan cara yang tidak wajar. Padahal menurut Syukur satu jam sebelum kabar itu didengarnya dari warga, ia masih bersama ayahnya di daerah Kampung Marancar bekerja sebagai kuli bangunan.
“Iya ini ayah saya, iya ayah saya,” ucapnya lembut dan ingin menangis saat membuka kain penutup jenajah ayahnya. Syukur mengaku, sebelumnya ayahnya terlihat biasa saja, dan tidak ada tanda-tanda yang janggal. Meskipun begitu, ia juga mengatakan kalau korban sudah lebih dari 5 tahun mengidap penyakit asma (sesak nafas,red) dan sampai kini tak kunjung sembuh.
“Kalau masalah keluarga tidak ada, hanya saja ayah saya ini memang ada penyakit asmanya, udah sekitar 5 tahun lebih dan enggak sembuh-sembuh,” akunya. Namun ia juga belum merasa yakin, akibat sakit yang diderita korban, ayahnya sampai nekat berbuat seperti itu.
Sementara itu, pihak rumah sakit melalui dr Anni Sagala yang melakukan pemeriksaan terhadap jenazah korban menyatakan, ditemukan luka patah dan nyaris putus pada sendi sekitar siku, dan hampir seluruh tubuh bagian kiri korban yaitu, bahu, pinggang dan badan seperti remuk dan patah tidak beraturan.
“Bisa saja jenazah sebelumnya jatuh akibat melompat atau apa saja, tapi pastinya ditemukan luka patah yang cukup parah pada bagian lengan kiri dan bagian tubuh sebelah kiri,” ungkapnya. “Bisa jadi pada saat jatuh, tubuh sebelah kiri korban yang lebih dahulu menyentuh tanah, sehingga bisa seperti itu,” lanjutnya lagi.
Sementara itu pihak Polres Kota Psp melalui Kapolres Kota Psp AKBP Budi Hariyanto didampingi KBO Reskrim Iptu CJ Panjaitan menerangkan, pihaknya masih mencari tahu apa penyebab dan motif dari kejadian tersebut. “Sampai kini kita masih menyelidikinya, kuat dugaan korban bunuh diri, dengan cara melompat dari atas jembatan Siborang,” pungkas Kapolres. (yza/deo)