25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kolaborasi Sesama Guru di Karo Hasilkan Banyak Ide Media Pembelajaran

KARO, SUMUTPOS.CO – Menariknya sebuah pembelajaran tidak terlepas dari bagaimana guru membawakan dan menyampaikannya dihadapan siswa. Rendahnya literasi dan numerasi siswa berkaitan erat dengan cara guru mengajar, adakah media pembelajaran yang digunakan sebagai alat atau bahan berupa visual, audio atau audio visual yang dapat membantu guru agar pembelajaran mudah dipahami siswa.

Hal ini dialami sendiri oleh Agam Achmad Ghiffary, S.Pd, guru bahasa Inggris kelas 5 Al Hakim MIS Al Karomah Berastagi, Kabupaten Karo. Ia membuat media pembelajaran menggunakan uang replika dan poster menu makanan dan minuman.

Menurutnya ide itu muncul setelah ia mengikuti kegiatan sosialisasi penguatan numerasi melalui sarana lingkungan fisik dan sosial afektif di sekolah yang diadakan oleh Tim FASPRO SD/MI Tanoto Foundation.

“Saya diundang oleh pak Harry Sucipto, rekan kerja saya sesama guru yang juga sebagai Fasilitator Daerah (FASDA) Tanoto Foundation di Kabupaten Karo. Waktu sosialisasi itu, kami belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan numerasi siswa melalui pemanfaatan sarana lingkungan fisik dan sosial afektif di sekolah”, ungkap Agam.

Dikatakannya, sebagai guru bahasa Inggris, awalnya ia  tidak merasa dapat berkontribusi pada peningkatan numerasi pada pembelajaran.

‘’Namun kegiatan ini memunculkan ide saya untuk membuat media pembelajaran, dari sarana lingkungan fisik, ada banyak jenisnya, salah satunya desain ruang kelas serta penggunaan alat peraga sebagai media belajar”, jelasnya.

Menurut Agam ia memahami secara mendalam bahwa numerasi itu tidak harus soal angka dalam matematika. Ia mulai mengintergasikan numerasi kedalam pembelajaran bahasa Inggris, pada Chapter III pelajaran Bahasa Inggris kelas 5 SD/ MI berjudul How Much Is it? Pembelajaran yang berkaitan dengan uang /money, menurutnya sangat cocok dikaitkan dengan penguatan numerasi siswa pada pembelajaran bahasa Inggris.

“Media pembelajaran yang saya gunakan Uang Replika, diprint dan poster menu makanan dan minuman dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas 5 Al Hakim MIS Al Karomah Berastagi.

Sebagai Guru saya menggunakan media ini sebagai upaya meningkatkan numerasi siswa, mulai dari siswa yang mampu memecahkan masalah melalui beberapa soal yang diberikan, hingga siswa belajar dan mampu menyebutkan nilai mata uang dalam Bahasa Inggris”, tambahnya.

Cara penggunaan media pembelajaran yang dirancang Azam terihat cukup mudah. Mulai dari persiapan Uang Replika yang sudah dicetak, termasuk poster menu makanan dan minuman, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Lembar soal.

Selanjutnya ia membagikannya ke siswa ke dalam beberapa kelompok. Setelah semua dikerjakan siswa guru diakhir sesi, meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dengan membaca soal, menunjukkan Uang Replika yang digunakan, kemudian mengucapkan nilai mata uang tersebut dalam Bahasa Inggris.

Sementara itu Harry Suciptosebagai fasilitator pendamping mengungkapkan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah agar guru mampu membuat dan memanfaatkan Media Pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan Numerasi siswa.

“Kami dari Tim “Faspro” yang terdiri dari 5 orang Fasilitator Daerah Tanoto Foundation berusaha melakukan Perubahan di lingkungan kami dengan melahirkan banyak ide pembelajaran produk numerasi melalui sarana lingkungan fisik dan sosial afektif di sekolah.

Kami sebelumnya telah melakukan pelatihan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Jalan Jamin Ginting Berastagi, nah dari sana kami berusaha mendampingi guru-guru dalam implementasi di ruang kelas, dan kita sangat mengapreseasi sekali guru-guru yang telah melakukan perubahan di ruang kelas, terutama dalam peningkatan kulitas numerasi siswa,’’ ungkap Harry. (sih)

KARO, SUMUTPOS.CO – Menariknya sebuah pembelajaran tidak terlepas dari bagaimana guru membawakan dan menyampaikannya dihadapan siswa. Rendahnya literasi dan numerasi siswa berkaitan erat dengan cara guru mengajar, adakah media pembelajaran yang digunakan sebagai alat atau bahan berupa visual, audio atau audio visual yang dapat membantu guru agar pembelajaran mudah dipahami siswa.

Hal ini dialami sendiri oleh Agam Achmad Ghiffary, S.Pd, guru bahasa Inggris kelas 5 Al Hakim MIS Al Karomah Berastagi, Kabupaten Karo. Ia membuat media pembelajaran menggunakan uang replika dan poster menu makanan dan minuman.

Menurutnya ide itu muncul setelah ia mengikuti kegiatan sosialisasi penguatan numerasi melalui sarana lingkungan fisik dan sosial afektif di sekolah yang diadakan oleh Tim FASPRO SD/MI Tanoto Foundation.

“Saya diundang oleh pak Harry Sucipto, rekan kerja saya sesama guru yang juga sebagai Fasilitator Daerah (FASDA) Tanoto Foundation di Kabupaten Karo. Waktu sosialisasi itu, kami belajar bagaimana cara meningkatkan kemampuan numerasi siswa melalui pemanfaatan sarana lingkungan fisik dan sosial afektif di sekolah”, ungkap Agam.

Dikatakannya, sebagai guru bahasa Inggris, awalnya ia  tidak merasa dapat berkontribusi pada peningkatan numerasi pada pembelajaran.

‘’Namun kegiatan ini memunculkan ide saya untuk membuat media pembelajaran, dari sarana lingkungan fisik, ada banyak jenisnya, salah satunya desain ruang kelas serta penggunaan alat peraga sebagai media belajar”, jelasnya.

Menurut Agam ia memahami secara mendalam bahwa numerasi itu tidak harus soal angka dalam matematika. Ia mulai mengintergasikan numerasi kedalam pembelajaran bahasa Inggris, pada Chapter III pelajaran Bahasa Inggris kelas 5 SD/ MI berjudul How Much Is it? Pembelajaran yang berkaitan dengan uang /money, menurutnya sangat cocok dikaitkan dengan penguatan numerasi siswa pada pembelajaran bahasa Inggris.

“Media pembelajaran yang saya gunakan Uang Replika, diprint dan poster menu makanan dan minuman dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas 5 Al Hakim MIS Al Karomah Berastagi.

Sebagai Guru saya menggunakan media ini sebagai upaya meningkatkan numerasi siswa, mulai dari siswa yang mampu memecahkan masalah melalui beberapa soal yang diberikan, hingga siswa belajar dan mampu menyebutkan nilai mata uang dalam Bahasa Inggris”, tambahnya.

Cara penggunaan media pembelajaran yang dirancang Azam terihat cukup mudah. Mulai dari persiapan Uang Replika yang sudah dicetak, termasuk poster menu makanan dan minuman, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan Lembar soal.

Selanjutnya ia membagikannya ke siswa ke dalam beberapa kelompok. Setelah semua dikerjakan siswa guru diakhir sesi, meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dengan membaca soal, menunjukkan Uang Replika yang digunakan, kemudian mengucapkan nilai mata uang tersebut dalam Bahasa Inggris.

Sementara itu Harry Suciptosebagai fasilitator pendamping mengungkapkan bahwa tujuan dari sosialisasi ini adalah agar guru mampu membuat dan memanfaatkan Media Pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan Numerasi siswa.

“Kami dari Tim “Faspro” yang terdiri dari 5 orang Fasilitator Daerah Tanoto Foundation berusaha melakukan Perubahan di lingkungan kami dengan melahirkan banyak ide pembelajaran produk numerasi melalui sarana lingkungan fisik dan sosial afektif di sekolah.

Kami sebelumnya telah melakukan pelatihan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Jalan Jamin Ginting Berastagi, nah dari sana kami berusaha mendampingi guru-guru dalam implementasi di ruang kelas, dan kita sangat mengapreseasi sekali guru-guru yang telah melakukan perubahan di ruang kelas, terutama dalam peningkatan kulitas numerasi siswa,’’ ungkap Harry. (sih)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/