26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kelebihan Karyawan, PDAM Tirtasari Nyaris Bangkrut

BINJAI- Pelayanan yang diberikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Binjai semakin buruk. Kondisi ini juga tak terlepas dari kondisi PDAM Tirtasari yang mulai menuju kebangkrutan.

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan di PDAM Tirtasari Binjai MY Ginting menjelaskan, nyaris bangkrutnya PDAM Tirtasari Binjai disebabkan banyaknya jumlah pegawai dibanding pemasukan yang ada. “Bayangkan saja, pegawai di sini ada 233 pegawai, sedangkan pelanggan yang ada sebanyak 11 ribu. Dengan kondisi ini, untuk menghidupi (menggaji, red) pegawainya saja sudah kewalahan,” katanya, kemarin (1/2).

Dia juga mengungkapkan, sebenarnya PDAM Tirtasari sudah melanggar Permendagri Nomor 47 tahun 1999, tentang rasio perbandingan pelanggan dengan pegawai. “Dalam Permendagri itu disebutkan, jika jumlah pelanggan 1.000 orang. Maka, jumlah pegawai yang melayaninya harus 6 orang. Jadi, kalau pelanggannya 11.000 ribu, seharusnya jumlah pegawainya hanya 66 orang,” bebernya.

Maka dari itu, lanjutnya, PDAM Tirtasari Binjai tidak akan pernah bangkit dari keterpurukan ini, jika jumlah pegawai tidak dikurangi. “Bayangkan saja, tiga bulan yang lalu, saya mengusulkan perbaikan pipa di Pasar Tavip agar air dapat mengalir deras ke rumah warga. Namun, sampai sekarang belum juga ada realisasi. Kenapa tidak terealisasi, meski anggarannya ditaksir hanya mencapai Rp5 juta? Tentunya karena itu tadi, anggaran tidak ada karena sibuk mengurusi kebutuhan pegawai,” ujar MY Ginting lagi.

MY Ginting dengan tegas mengatakan, jika PDAM Tirtasari Binjai ingin maju, segera kurangi pegawai yang sudah berlebihan tersebut. “Siapapun yang memimpin PDAM Tirtasari Binjai ini, tidak akan pernah maju jika tidak berani mengurangi pegawai yang sudah sangat berlebihan ini. Karena selama ini yang kami alami, lebih besar pengeluar daripada pendapatan,” tegasnya.

Tak hanya itu, MY Ginting juga membeberkan, kalau berlebihnya pegawai di PDAM Tirtasari Binjai ini merupakan kesalahan dari Direktur PDAM Tirtanadi yang lama. “Pimpinan yang lama meninggalkan borok di PDAM Tirtasari ini. Karena, semasa pimpinan yang lama sangat banyak menerima pegawai. Jadi, dalam hal ini saya hanya mengimbau. Siapapun yang jadi pimpinan PDAM ini, harus berani mengurangi pegawai. Kalau tidak, PDAM ini sampai kapanpun akan tetap bangkrut,” imbuhnya.

MY Ginting juga mengakui, kondisi PDAM Tirtasari saat ini mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Seperti yang dialami warga di Tandam, Binjai Utara dan Binjai Kota yang kesulitan mendapatkan air bersih dalam satu bulan terakhir. Pasalnya, pasok air PDAM Tirtasari nyaris tak mengalir ke rumah mereka.

Seperti yang dikeluhkan Budi (50), warga Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota. Menurutya, air PDAM Tirtasari yang diterimanya, terkadang cuma menetes, bahkan tidak mengalir sama sekali.

“Satu bulan belakangan ini kami sangat sullit mendapatkan air bersih. Kadang, air mengalir hanya di malam hari mulai pukul 22.00 WIB, itu pun sangat kecil. Yang kami tidak terima, sudah pelayanannya buruk, rekening air tetap mahal.” keluh Budi.

Sementara itu, Asisten II Pemko Binjai, Wahyudi, selaku Badan Pengawas PDAM Tirtasari Binjai saat dikonfirmasi mengakui, kalau pihaknya akan segera mengganti Dirut PDAM. “Pembukaan pendaftaran dirut baru sudah kita lakukan sejak beberapa bulan lalu. Kini, para peserta sudah kita sleksi. Hasil sleksi sudah kita limpahkan kepada Pak Wali. Tergantung Pak Wali, siapa yang akan dipilihnya,” kata Wahyudi.
Soal pengurangan pegawai demi majunya PDAM Tirtasari Binjai, Wahyudi mengatakan, kalau urusan pengurangan pegawai ada di tangan dirutnya, “Kita tidak dapat mengurangi pegawai. Itu urusan Dirut. Kalau saya hanya sebetas pengawas,” ucapnya.(dan)

BINJAI- Pelayanan yang diberikan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtasari Binjai semakin buruk. Kondisi ini juga tak terlepas dari kondisi PDAM Tirtasari yang mulai menuju kebangkrutan.

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan di PDAM Tirtasari Binjai MY Ginting menjelaskan, nyaris bangkrutnya PDAM Tirtasari Binjai disebabkan banyaknya jumlah pegawai dibanding pemasukan yang ada. “Bayangkan saja, pegawai di sini ada 233 pegawai, sedangkan pelanggan yang ada sebanyak 11 ribu. Dengan kondisi ini, untuk menghidupi (menggaji, red) pegawainya saja sudah kewalahan,” katanya, kemarin (1/2).

Dia juga mengungkapkan, sebenarnya PDAM Tirtasari sudah melanggar Permendagri Nomor 47 tahun 1999, tentang rasio perbandingan pelanggan dengan pegawai. “Dalam Permendagri itu disebutkan, jika jumlah pelanggan 1.000 orang. Maka, jumlah pegawai yang melayaninya harus 6 orang. Jadi, kalau pelanggannya 11.000 ribu, seharusnya jumlah pegawainya hanya 66 orang,” bebernya.

Maka dari itu, lanjutnya, PDAM Tirtasari Binjai tidak akan pernah bangkit dari keterpurukan ini, jika jumlah pegawai tidak dikurangi. “Bayangkan saja, tiga bulan yang lalu, saya mengusulkan perbaikan pipa di Pasar Tavip agar air dapat mengalir deras ke rumah warga. Namun, sampai sekarang belum juga ada realisasi. Kenapa tidak terealisasi, meski anggarannya ditaksir hanya mencapai Rp5 juta? Tentunya karena itu tadi, anggaran tidak ada karena sibuk mengurusi kebutuhan pegawai,” ujar MY Ginting lagi.

MY Ginting dengan tegas mengatakan, jika PDAM Tirtasari Binjai ingin maju, segera kurangi pegawai yang sudah berlebihan tersebut. “Siapapun yang memimpin PDAM Tirtasari Binjai ini, tidak akan pernah maju jika tidak berani mengurangi pegawai yang sudah sangat berlebihan ini. Karena selama ini yang kami alami, lebih besar pengeluar daripada pendapatan,” tegasnya.

Tak hanya itu, MY Ginting juga membeberkan, kalau berlebihnya pegawai di PDAM Tirtasari Binjai ini merupakan kesalahan dari Direktur PDAM Tirtanadi yang lama. “Pimpinan yang lama meninggalkan borok di PDAM Tirtasari ini. Karena, semasa pimpinan yang lama sangat banyak menerima pegawai. Jadi, dalam hal ini saya hanya mengimbau. Siapapun yang jadi pimpinan PDAM ini, harus berani mengurangi pegawai. Kalau tidak, PDAM ini sampai kapanpun akan tetap bangkrut,” imbuhnya.

MY Ginting juga mengakui, kondisi PDAM Tirtasari saat ini mempengaruhi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Seperti yang dialami warga di Tandam, Binjai Utara dan Binjai Kota yang kesulitan mendapatkan air bersih dalam satu bulan terakhir. Pasalnya, pasok air PDAM Tirtasari nyaris tak mengalir ke rumah mereka.

Seperti yang dikeluhkan Budi (50), warga Kelurahan Tangsi, Kecamatan Binjai Kota. Menurutya, air PDAM Tirtasari yang diterimanya, terkadang cuma menetes, bahkan tidak mengalir sama sekali.

“Satu bulan belakangan ini kami sangat sullit mendapatkan air bersih. Kadang, air mengalir hanya di malam hari mulai pukul 22.00 WIB, itu pun sangat kecil. Yang kami tidak terima, sudah pelayanannya buruk, rekening air tetap mahal.” keluh Budi.

Sementara itu, Asisten II Pemko Binjai, Wahyudi, selaku Badan Pengawas PDAM Tirtasari Binjai saat dikonfirmasi mengakui, kalau pihaknya akan segera mengganti Dirut PDAM. “Pembukaan pendaftaran dirut baru sudah kita lakukan sejak beberapa bulan lalu. Kini, para peserta sudah kita sleksi. Hasil sleksi sudah kita limpahkan kepada Pak Wali. Tergantung Pak Wali, siapa yang akan dipilihnya,” kata Wahyudi.
Soal pengurangan pegawai demi majunya PDAM Tirtasari Binjai, Wahyudi mengatakan, kalau urusan pengurangan pegawai ada di tangan dirutnya, “Kita tidak dapat mengurangi pegawai. Itu urusan Dirut. Kalau saya hanya sebetas pengawas,” ucapnya.(dan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/