JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Para peneliti di Brasil menemukan sebuah fakta bahwa posisi wanita berada di atas atau biasa disebut dengan `woman-on-top` selama berhubungan seksual merupakan gaya bercinta yang paling berbahaya. Sebab, oleh posisi ini bisa menyebabkan patah tulang penis berkelanjutan selama seks.
Para peneliti mengatakan bahwa kemungkinan wanita mengontrol penis dengan seluruh beban tubuhnya sehingga bisa menimbulkan kesalahan saat penetrasi seperti yang dilansir dari laman IndependenUK, Senin (2/2/2015).
Hal ini mungkin tidak begitu berdampak pada sang wanita karena tidak menimbulkan rasa sakit, namun berbeda bagi para pria.
Para peneliti melakukan penelitian dengan memeriksa kasus dari 44 orang yang datang dengan dugaan penis patah ke tiga rumah sakit yang berada di Kota Campinas, Brazil, selama 13 tahun terakhir. Mereka mengeluhkan rasa sakit yang ditasa sekitar 5-6 setelah mendengar suara retakan dan merasakan sakit setelah kejadian.
Terdapat 28 kasus patah akibat hubungan seks heteroseksual, 4 kasus patah akibat hubungan homoseksual, 6 kasus patah setelah manipulasi penis, dan 4 masih belum jelas.
Cedera seperti ini sebenarnya jarang terjadi atau menunda untuk dilaporkan langsung akibat rasa malu. Namun, para peneliti mengatakan inilah fakta bahwa posisi `woman-on-top` memang berpotensi meningkat risiko terkait fraktur atau patah tulang pada penis.
Sementara posisi `woman-on-top` menjadi gaya bercinta yang berbahaya, `man-on-top (pria berada di atas)` atau misionaris tetap menjadi gaya bercinta paling aman menurut studi yang dipublikasi pada jurnal Advances in Urology. (net)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Para peneliti di Brasil menemukan sebuah fakta bahwa posisi wanita berada di atas atau biasa disebut dengan `woman-on-top` selama berhubungan seksual merupakan gaya bercinta yang paling berbahaya. Sebab, oleh posisi ini bisa menyebabkan patah tulang penis berkelanjutan selama seks.
Para peneliti mengatakan bahwa kemungkinan wanita mengontrol penis dengan seluruh beban tubuhnya sehingga bisa menimbulkan kesalahan saat penetrasi seperti yang dilansir dari laman IndependenUK, Senin (2/2/2015).
Hal ini mungkin tidak begitu berdampak pada sang wanita karena tidak menimbulkan rasa sakit, namun berbeda bagi para pria.
Para peneliti melakukan penelitian dengan memeriksa kasus dari 44 orang yang datang dengan dugaan penis patah ke tiga rumah sakit yang berada di Kota Campinas, Brazil, selama 13 tahun terakhir. Mereka mengeluhkan rasa sakit yang ditasa sekitar 5-6 setelah mendengar suara retakan dan merasakan sakit setelah kejadian.
Terdapat 28 kasus patah akibat hubungan seks heteroseksual, 4 kasus patah akibat hubungan homoseksual, 6 kasus patah setelah manipulasi penis, dan 4 masih belum jelas.
Cedera seperti ini sebenarnya jarang terjadi atau menunda untuk dilaporkan langsung akibat rasa malu. Namun, para peneliti mengatakan inilah fakta bahwa posisi `woman-on-top` memang berpotensi meningkat risiko terkait fraktur atau patah tulang pada penis.
Sementara posisi `woman-on-top` menjadi gaya bercinta yang berbahaya, `man-on-top (pria berada di atas)` atau misionaris tetap menjadi gaya bercinta paling aman menurut studi yang dipublikasi pada jurnal Advances in Urology. (net)