MEDAN, SUMUTPOS.CO – Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara, Sihar Sitorus mendorong nelayan dan pengrajin ikan teri rebus dan ikan asin khas Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) untuk go international. Ini dikatakannya saat melihat nelayan dan pengrajin ikan di dua daerah tersebut pekan lalu.
Dirinya mengakui, tidak mudah untuk menembus pasar luar negeri. Karena semua standarisasi harus terpenuhi, dimulai dari proses administrasi, legalitas eksportir, persiapan produk dan operasional. Namun Sihar melihat kemauan yang kuat dari nelayan dan pengrajin ikan teri rebus dan ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan, Tapteng untuk berubah dan meningkatkan taraf hidup mereka. “Siap tidak siap kita harus melewati proses itu semua. Dan untuk proses tersebut memanglah tidak mudah,” kata Sihar.
Fase terpenting untuk menembus pasar internasional kata Sihar, adalah kualitas ikan teri rebus itu, yakni harus benar-benar melewati proses uji yang ketat. “Uji kualitas barang yang diekspor juga harus terpenuhi. Untuk produk makanan, harus mempersiapkan segalanya. Mulai dari proses penangkapan, proses penjemuran, perebusan, hingga proses pengemasannya,” jelas Sihar.
Mantan Exco PSSI itu pun terus mendorong para nelayan dan pengrajin ikan teri dan ikan asin untuk terus mempertahankan oleh-oleh khas Sumut ini.
Soal keluhan dan harapan nelayan dan pengrajin tersebut pun, masuk dalam program yang telah dipersiapkan pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu.
Dengan tagline ‘Semua Urusan Mudah dan Transparan’ menjadikan proses yang harus dijalani seluruh aspek menjadi terpusat. “Memang, pelatihan dan pembinaan dari instansi terkait tetap diperlukan. Pelatihan dan pembinaan ini yang membuat nelayan dan pengrajin tahu bagaimana menghadapi persaingan global dan persiapkan diri agar bisa go international,” pungkasnya.
Dorongan Sihar tersebut pun diamini para nelayan dan pengrajin ikan teri rebus. Salah seorang nelayan dan pengrajin ikan teri rebus, Hasugian mengaku, hal tersebut sudah lama diinginkan mereka. Namun, minimnya perhatian dari pemerintah membuat mereka tidak tahu proses dan akses apa yang harus dilalui untuk go international. “Kami sangat ingin produk kami ini, ikan teri rebus ini menembus pasar internasional. Kami siap mengikuti seluruh prosesnya. Tapi kami tidak tahu dan tidak pernah mendapat pelatihan dari pemerintah,” ujarnya.
Hasugian mengakui, padahal ikan teri rebus ini sudah dikenal di berbagai daerah. Medan, Pematangsiantar dan sekitarnya, bahkan Jakarta sudah menjadi tujuan pengiriman ikan teri rebus ini. Hal ini pula yang menjadi primadona warga Sibolga dan Tapteng dalam menggerakkan roda perekonomian.
Memang, tambah Hasugian, ada pengrajin yang sudah mengirimkan ikan teri rebus dan ikan asin ke luar negeri, yakni Hongkong. Namun, masih dalam jumlah sedikit. “Kami inginkan pelatihan, bagaimana agar produk kami ini bisa diekspor. Kami siap produk kami ini diuji. Kami siap ikuti seluruh prosesnya dan biaya untuk proses itu,” pungkasnya. (bal/azw)