32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Pasien Covid-19 Mulai Sembuh, Kasus Positif Tidak Naik, PDP Turun

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara memiliki kabar baik terkait pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Hingga Kamis (2/4) sore, jumlah orang yang positif virus corona masih bertahan 30 orang, dengan rincian 3 orang meninggal dan 27 orang masih dirawat di rumah sakit rujukan. Jumlah ini sama dengan data Rabu (1/4). Dari 27 pasien positif yang dirawat, sebagian di antaranya mulai sembuh.

“PENDERITA positif Covid-19 masih tetap berjumlah 30 orang dari hari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 25 orang diketahui positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction, Red). Sementara 5 orang menggunakan kreativitas,” ujar Jujur Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Jumat (2/4) sore.

Untuk diketahui, metode PCR adalah suatu metode pemeriksaan yang prinsip kerjanya mendeteksi bahan genetik spesifik di dalam virus. Saat sampel air liur/cairan pernafasan/tinja pasien sudah di laboratorium, peneliti mengekstrak asam nukleat (DNA dan RNA) yang menyimpan genom virus. Virus corona baru memiliki hampir 30 ribu nukleotida (blok bangunan DNA dan RNA). Tes PCR hanya menargetkan 100 nukleotida yang spesifik untuk virus corona, termasuk dua gen dalam genom virus corona. Sampel dianggap positif jika ditemukan dua gen ini.

Kembali ke dr Aris yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut ini, pasien positif corona yang mulai sembuh, masih dalam perawatan. “Sejauh ini, kami belum menerima data pasien yang sudah sembuh setelah dinyatakan positif corona. Sebab seluruh pasien masih dirawat dan dan diisolasi di rumah sakit. Namun kemungkinan tak lama lagi kami akan mendapatkan jumlah pasien yang sembuh dari kasus positif,” katanya.

Adapun jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Sumut, berdasarkan data yang masuk hingga kemarin sore, jumlahnya telah berkurang menjadi 84 orang, dari sebelumnya 88 orang. Artinya, berkurang 4 orang PDP. “PDP mengalami penurunan 4,5 persen,” katanya.

Tentang jumlah PDP yang meninggal sebelum diketahui konfirmasi positif dan negatif, menurutnya, belum bisa disampaikan ke publik karena pihaknya masih terus melakukan pelacakan dan penyelidikan epidemiologi terhadap PDP dimaksud.

Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) meningkat menjadi 3.338 orang dari sebelumnya 2.970 orang. Atau naik 11 persen. ODP adalah orang yang dipantau karena baru pulang dari luar negeri atau kota yang terjangkit Covid-19, atau memiliki kontak dengan pasien positif corona atau PDP.

Tetap Jaga Jarak

Menurut Aris, penularan virus corona di masih terus terjadi akibat sejumlah orang masih mengamabikan imbauan untuk menjaga jarak kontak fisik. Kemudian, mencuci tangan pakai sabun belum dijalankan dengan baik.

“Kami berharap, kita semua bekerja sama dan mampu berperan aktif mencegah penularan virus corona. Dalam kaitan ini, mari kita lindungi orang-orang tua kita, orang-orang yang rentan karena memiliki penyakit dasar sebelumnya, agar tidak tertular. Karena dampaknya berat bagi mereka. Karena itu, kita harus tetap sehat. Jaga jarak aman fisik setidak-tidaknya 2 meter,” paparnya.

Dia menyatakan, sekitar 4.000 rapid test telah didistribusikan ke pemerintah kabupaten/kota dan rumah sakit di Sumut, sebagai upaya screening awal untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Bahkan, saat ini sudah memesan lebih kurang 36.000.

“Dari lebih kurang 4.000 rapid test yang telah didistribusikan, data yang masuk sama kami saat ini baru 5 orang yang terkonfirmasi positif dari rapid test tersebut. Jadi, yang lain mungkin masih dalam proses. Sedangkan spesimen-spesimen yang dikirimkan ke Jakarta, kami sudah mengirimkan lebih dari 100 spesimen beberapa waktu yang lalu untuk pemeriksaan swab menggunakan metode antigen PCR. Tetapi sampai hari ini kami belum dapat hasilnya. Mungkin lantaran banyak provinsi yang mengirimkan swab ke Jakarta,” kata Aris.

Selain rapid test, lanjut Aris, Alat Pelindung Diri (APD) juga telah didistribusikan ke rumah-rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. “Saat ini masih menunggu pesanan. APD yang telah dipesan salah satunya melalui Sritex di Solo. Dari 6.000 yang kita pesan, yang datang itu baru 2.000. Sisanya, dalam waktu dekat 4.000 sedang dalam perjalanan. Semoga segala sesuatu yang terkait dengan pengiriman APD dari Solo ke Medan tidak mengalami gangguan, sehingga bisa segera dan cepat kita distribusikan kepada rumah sakit yang membutuhkan,” aku Aris.

Ia mengimbau seluruh rumah sakit dan masyarakat di Sumut, agar lebih memperhatikan pengelolaan limbah serta sampah rumah tangga. “Limbah infeksius untuk perawatan ODP maupun PDP, seperti masker, sarung tangan, dan baju pelindung diri, bisa dikumpulkan dan dikemas sendiri menggunakan wadah. Selanjutnya dimusnahkan di tempat pengolahan limbah B3,” paparnya.

Sementara upaya mengurangi dampak timbunan sampah masker, masyarakat yang sehat diimbau menggunakan masker guna ulang yang dapat dicuci setiap hari. Jikapun menggunakan masker sekali pakai, diharuskan untuk merobek, memotong, atau menggunting, dan kemudian mengemasnya sebelum dibuang ke tempat sampah. Tujuannya untuk menghindari penyalahgunaan.

“Oleh sebab itu, kami berharap pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menyiapkan tempat sampah masker-masker yang sudah tidak terpakai lagi di ruang-ruang publik,” imbuhnya.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara memiliki kabar baik terkait pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Hingga Kamis (2/4) sore, jumlah orang yang positif virus corona masih bertahan 30 orang, dengan rincian 3 orang meninggal dan 27 orang masih dirawat di rumah sakit rujukan. Jumlah ini sama dengan data Rabu (1/4). Dari 27 pasien positif yang dirawat, sebagian di antaranya mulai sembuh.

“PENDERITA positif Covid-19 masih tetap berjumlah 30 orang dari hari sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 25 orang diketahui positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction, Red). Sementara 5 orang menggunakan kreativitas,” ujar Jujur Bicara (Jubir) Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah, dalam keterangan pers melalui video streaming, Jumat (2/4) sore.

Untuk diketahui, metode PCR adalah suatu metode pemeriksaan yang prinsip kerjanya mendeteksi bahan genetik spesifik di dalam virus. Saat sampel air liur/cairan pernafasan/tinja pasien sudah di laboratorium, peneliti mengekstrak asam nukleat (DNA dan RNA) yang menyimpan genom virus. Virus corona baru memiliki hampir 30 ribu nukleotida (blok bangunan DNA dan RNA). Tes PCR hanya menargetkan 100 nukleotida yang spesifik untuk virus corona, termasuk dua gen dalam genom virus corona. Sampel dianggap positif jika ditemukan dua gen ini.

Kembali ke dr Aris yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Sumut ini, pasien positif corona yang mulai sembuh, masih dalam perawatan. “Sejauh ini, kami belum menerima data pasien yang sudah sembuh setelah dinyatakan positif corona. Sebab seluruh pasien masih dirawat dan dan diisolasi di rumah sakit. Namun kemungkinan tak lama lagi kami akan mendapatkan jumlah pasien yang sembuh dari kasus positif,” katanya.

Adapun jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Sumut, berdasarkan data yang masuk hingga kemarin sore, jumlahnya telah berkurang menjadi 84 orang, dari sebelumnya 88 orang. Artinya, berkurang 4 orang PDP. “PDP mengalami penurunan 4,5 persen,” katanya.

Tentang jumlah PDP yang meninggal sebelum diketahui konfirmasi positif dan negatif, menurutnya, belum bisa disampaikan ke publik karena pihaknya masih terus melakukan pelacakan dan penyelidikan epidemiologi terhadap PDP dimaksud.

Sementara itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) meningkat menjadi 3.338 orang dari sebelumnya 2.970 orang. Atau naik 11 persen. ODP adalah orang yang dipantau karena baru pulang dari luar negeri atau kota yang terjangkit Covid-19, atau memiliki kontak dengan pasien positif corona atau PDP.

Tetap Jaga Jarak

Menurut Aris, penularan virus corona di masih terus terjadi akibat sejumlah orang masih mengamabikan imbauan untuk menjaga jarak kontak fisik. Kemudian, mencuci tangan pakai sabun belum dijalankan dengan baik.

“Kami berharap, kita semua bekerja sama dan mampu berperan aktif mencegah penularan virus corona. Dalam kaitan ini, mari kita lindungi orang-orang tua kita, orang-orang yang rentan karena memiliki penyakit dasar sebelumnya, agar tidak tertular. Karena dampaknya berat bagi mereka. Karena itu, kita harus tetap sehat. Jaga jarak aman fisik setidak-tidaknya 2 meter,” paparnya.

Dia menyatakan, sekitar 4.000 rapid test telah didistribusikan ke pemerintah kabupaten/kota dan rumah sakit di Sumut, sebagai upaya screening awal untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Bahkan, saat ini sudah memesan lebih kurang 36.000.

“Dari lebih kurang 4.000 rapid test yang telah didistribusikan, data yang masuk sama kami saat ini baru 5 orang yang terkonfirmasi positif dari rapid test tersebut. Jadi, yang lain mungkin masih dalam proses. Sedangkan spesimen-spesimen yang dikirimkan ke Jakarta, kami sudah mengirimkan lebih dari 100 spesimen beberapa waktu yang lalu untuk pemeriksaan swab menggunakan metode antigen PCR. Tetapi sampai hari ini kami belum dapat hasilnya. Mungkin lantaran banyak provinsi yang mengirimkan swab ke Jakarta,” kata Aris.

Selain rapid test, lanjut Aris, Alat Pelindung Diri (APD) juga telah didistribusikan ke rumah-rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. “Saat ini masih menunggu pesanan. APD yang telah dipesan salah satunya melalui Sritex di Solo. Dari 6.000 yang kita pesan, yang datang itu baru 2.000. Sisanya, dalam waktu dekat 4.000 sedang dalam perjalanan. Semoga segala sesuatu yang terkait dengan pengiriman APD dari Solo ke Medan tidak mengalami gangguan, sehingga bisa segera dan cepat kita distribusikan kepada rumah sakit yang membutuhkan,” aku Aris.

Ia mengimbau seluruh rumah sakit dan masyarakat di Sumut, agar lebih memperhatikan pengelolaan limbah serta sampah rumah tangga. “Limbah infeksius untuk perawatan ODP maupun PDP, seperti masker, sarung tangan, dan baju pelindung diri, bisa dikumpulkan dan dikemas sendiri menggunakan wadah. Selanjutnya dimusnahkan di tempat pengolahan limbah B3,” paparnya.

Sementara upaya mengurangi dampak timbunan sampah masker, masyarakat yang sehat diimbau menggunakan masker guna ulang yang dapat dicuci setiap hari. Jikapun menggunakan masker sekali pakai, diharuskan untuk merobek, memotong, atau menggunting, dan kemudian mengemasnya sebelum dibuang ke tempat sampah. Tujuannya untuk menghindari penyalahgunaan.

“Oleh sebab itu, kami berharap pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menyiapkan tempat sampah masker-masker yang sudah tidak terpakai lagi di ruang-ruang publik,” imbuhnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/