Siswa SMP Negeri 10 Binjai Demo Pabrik Tahu
BINJAI- Pabrik tahu milik Ayen, di Jalan Sawo, Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai Barat, didemo 400-an pelajar SMP Negeri 10, Senin (2/4) pukul 11.30 WIB. Pasalnya, bau limbah pabrik tahu yang telah berdiri puluhan tahun itu, membuat para pelajar tidak konsentrasi saat belajar.
Dalam aksi itu, ratusan pelajar yang juga didampingi sejumlah guru mereka, meminta agar pabrik tahu tersebut ditutup. Bahkan, dalam aksi yang dilakukan itu, para pelajar juga membawa poster berupa gambar mantan Presiden Soekarno, yang biasanya ditempel di mading sekolah mereka.
Menyikapi aksi para pelajar dan guru tersebut, Asisten II Pemko Binjai Wahyudi dan sejumlah intansi terkait lainnya turun ke lokasi, guna menjaga hal-hal yang tak diinginkan atas aksi tersebut. Selanjutnya, diadakan pertemuan di lokasi pabrik tahu itu.
Dalam pertemuan itu, Ayen selaku pemilik pabrik tahu itu bersikeras bahwa pabrik tahunya memiliki izin untuk membuang limbah. “Kami sudah punya izin usaha dan kami juga sudah dibenarkan untuk membuang limbah itu,” kata Ayen dengan suara tinggi sambil menangis.
Selain itu, Ayen juga mengaku, kalau pabrik tahunya sudah berdiri 50 tahun yang lalu. Bahkan, sebelum sekolah itu ada, pabrik tahunya sudah berdiri. “Jangan salahkan kami. Sebab, pabrik kami ini sudah ada sebelum sekolah itu ada, ngapain sekolah itu dibangun di situ,” ujar Ayen.
Menanggapi hal itu, M Taufik, Wakil Kepala sekolah SMP Negeri 10 langsung berang. Dia tidak terima pernytaan Ayen. “Dulu limbahnya tak dibuang ke arah sekolah. Lagian, apa pula sekolah yang disalahkan, kalau tidak bau tak masalah, baunya ini yang membuat orang tak betah mengajar dan belajar,” cetus Taufik.
Melihat situasi sudah tegang, akhirnya Wahyudi, selaku Asisten II Pemko Binjai, mencoba untuk menenangkan kedua belah pihak. Namun, Ayen tetap bersikeras untuk tetap menjalankan usahanya tersebut. “Kami tak mau tahu, selama puluhan tahun belum ada masyarakat yang keberatan,” cetus Ayen.
Mendengar ucapan Ayen, Lurah Bandar Senemebah Normaja, langsung dipanggil Wahyudi, dimana untuk memperjelas apakah memang tidak ada warga yang keberatan. Namun, hal tersebut langsung dibantah Normaja. “Apa pula tak ada warga yang keberatan, kalau tidak saya tahan, sekitar 100 orang warga juga ingin melakukan aksi serupa,” ungkap Normaja.
Selanjutnya, Wahyudi memanggil Kepala Lingkungan III, Ramli, untuk membuat surat keberatan dari warga atas berdirinya pabrik tahu tersebut. Ramli, kepada wartawan koran ini mengaku, ia sudah muak memberitahukan hal ini ke intansi terkait. “Memang pemberitahuan yang saya lakukan tidak secara tertulis hanya secara lisan. Baru inilah saya mau buat secara tertulis, tetapi yang membuatnya dari pihak SMP Negeri 10, sebab saya tidak bisa membuat surat seperti itu,” ujar Ramli.
Secara terpisah, K Hasibuan selaku Sekretaris Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapeddalda) Kota Binjai, kepada wartawan koran ini mengaku, sudah berulang kali pemilik pabrik tahu ini disurati untuk hadir, tetapi tetap tidak mengindahkan panggilan. “Kami sudah muak juga memanggil pemiliknya, tetapi tetap membandal. Bahkan, kami sudah pernah turun langsung, tetapi kami tidak ditanggapi. Yang jelas, hal ini akan kita sikapi dengan tegas,” kata K Hasibuan.
Kepala Seksi (Kasi) Palayanan Terpadu Satu Atap Kota Binjai, Firdaus Nasution, juga membenarkan kalau izin usaha mereka sudah ada. “Iya, izin usaha mereka ada. Sekarang ini masalah limbah, yang dibuang masih berbau,” kata Firdaus.
Sementara itu, usai mendapat arahan, akhirnya puluhan guru dan ratusan anak didik mereka meninggal lokasi. Untuk selanjutnya, persoaan ini tinggal menunggu surat keberatan dari warga, guna diperoses lebih lanjut. (dan)