29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Kualitas Limbah Cair Tambang Emas Martabe Penuhi Baku Mutu

Foto: Corcomm Martabe
Tim Terpadu Pemantau Kualitas Air Limbah Tambang Emas Martabe, beserta perwakilan SKPD Tapanuli Selatan seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan, Camat Batangtoru, Danramil Batangtoru serta perwakilan Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM) berfoto bersama usai acara diseminasi dan sosialisasi hasil uji laboratorium air sisa proses Tambang Emas Martabe, Jumat (29/6).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Lingkungan dan Kependudukan, Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Dr. Ing Ternala A. Barus, MSc, memaparkan bahwa lembaganya telah bekerjasama dengan PT Agincourt Resources melakukan survey biologi perairan di sekitar Tambang Emas Martabe. Kegiatan survey ini mencakup kerjasama penelitian inventarisasi biota perairan (ikan, benthos plankton) serta analisa logam berat untuk melihat pengaruh kegiatan proyek Martabe terhadap keberadaan Biota Perairan.

Ternala menjelaskan lokasi penelitian meliputi aliran sungai Aek Pahu Hutamosu yang mengalir di bagian lereng timur proyek tambang Martabe, dan sungai Aek Pahu Tombak, yang mengalir di lereng barat wilayah proyek.  Sedangkan Sungai lainnya adalah Sungai Batangtoru, yang  terletak di selatan wilayah proyek tambang yang akan menerima aliran air dari instalasi pengolahan air limbah serta sungai Aek Bongbongan yang bermuara ke Sungai Batangtoru.

Menurut Ternala, dari hasil penelitian dan pengukuran, diperoleh bahwa tidak ada penurunan panjang dan berat ikan selama masa penelitian dilakukan (Oktober 2012 s/d 2017). “Aktivitas mining tidak terlalu mempengaruhi keberadaan spesies ikan di Aek Pahu Tombak, Hutamosu dan di Sungai Batangtoru,” terang dia.

Ternala menambahkan semua kandungan logam berat yang ditemukan dalam ikan yang diamati di semua stasiun pengambilan sampel masih jauh di bawah ambang batas standar kualitas nasional yang diijinkan, jadi masih aman untuk dikonsumsi. (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia (1989) Nomor: 03725/B/SK/1989).

Direktur Operasi PT. Agincourt Resources, Ed Cooney menyatakan kegiatan diseminasi dan sosialisasi menunjukkan konsistensinya terkait dengan transparansi pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Menurutnya, sejak Tambang Emas Martabe beroperasi secara komersial, manajemen memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan lingkungan, terutama pada kualitas air sisa proses ke Sungai Batangtoru.

“Kami meyakini dengan pelaksanaan diseminasi dan sosialisasi ini, masyarakat dapat mengetahui yang kami dan Tim Terpadu selama ini lakukan. Hasilnya ujinya juga dapat menjadi barometer kepercayaan masyarakat terhadap komitmen kami selama ini,” kata Ed Cooney. Ini merupakan kali ketiga pelaksanaan diseminasi dan sosialisasi hasil uji laboratorium air sisa proses tambang emas Martabe setelah sebelumnya dilakukan pada Oktober 2016 dan Mei 2017. (rel/mea)

Foto: Corcomm Martabe
Tim Terpadu Pemantau Kualitas Air Limbah Tambang Emas Martabe, beserta perwakilan SKPD Tapanuli Selatan seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan, Camat Batangtoru, Danramil Batangtoru serta perwakilan Lembaga Konsultasi Masyarakat Martabe (LKMM) berfoto bersama usai acara diseminasi dan sosialisasi hasil uji laboratorium air sisa proses Tambang Emas Martabe, Jumat (29/6).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Lingkungan dan Kependudukan, Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU) Prof. Dr. Ing Ternala A. Barus, MSc, memaparkan bahwa lembaganya telah bekerjasama dengan PT Agincourt Resources melakukan survey biologi perairan di sekitar Tambang Emas Martabe. Kegiatan survey ini mencakup kerjasama penelitian inventarisasi biota perairan (ikan, benthos plankton) serta analisa logam berat untuk melihat pengaruh kegiatan proyek Martabe terhadap keberadaan Biota Perairan.

Ternala menjelaskan lokasi penelitian meliputi aliran sungai Aek Pahu Hutamosu yang mengalir di bagian lereng timur proyek tambang Martabe, dan sungai Aek Pahu Tombak, yang mengalir di lereng barat wilayah proyek.  Sedangkan Sungai lainnya adalah Sungai Batangtoru, yang  terletak di selatan wilayah proyek tambang yang akan menerima aliran air dari instalasi pengolahan air limbah serta sungai Aek Bongbongan yang bermuara ke Sungai Batangtoru.

Menurut Ternala, dari hasil penelitian dan pengukuran, diperoleh bahwa tidak ada penurunan panjang dan berat ikan selama masa penelitian dilakukan (Oktober 2012 s/d 2017). “Aktivitas mining tidak terlalu mempengaruhi keberadaan spesies ikan di Aek Pahu Tombak, Hutamosu dan di Sungai Batangtoru,” terang dia.

Ternala menambahkan semua kandungan logam berat yang ditemukan dalam ikan yang diamati di semua stasiun pengambilan sampel masih jauh di bawah ambang batas standar kualitas nasional yang diijinkan, jadi masih aman untuk dikonsumsi. (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia (1989) Nomor: 03725/B/SK/1989).

Direktur Operasi PT. Agincourt Resources, Ed Cooney menyatakan kegiatan diseminasi dan sosialisasi menunjukkan konsistensinya terkait dengan transparansi pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Menurutnya, sejak Tambang Emas Martabe beroperasi secara komersial, manajemen memberikan perhatian khusus terhadap pengelolaan lingkungan, terutama pada kualitas air sisa proses ke Sungai Batangtoru.

“Kami meyakini dengan pelaksanaan diseminasi dan sosialisasi ini, masyarakat dapat mengetahui yang kami dan Tim Terpadu selama ini lakukan. Hasilnya ujinya juga dapat menjadi barometer kepercayaan masyarakat terhadap komitmen kami selama ini,” kata Ed Cooney. Ini merupakan kali ketiga pelaksanaan diseminasi dan sosialisasi hasil uji laboratorium air sisa proses tambang emas Martabe setelah sebelumnya dilakukan pada Oktober 2016 dan Mei 2017. (rel/mea)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/