25 C
Medan
Thursday, February 20, 2025

Usung Wajah Baru, Optimis Raih 10 Kursi

Sementara, Ketua DPC PPP Medan, Aja Syahri mengatakan, dari 50 nama yang diusung tidak mengajukan sama sekali mantan narapidana. “Caleg yang didaftarkan merupakan di dominasi wajah baru sekitar 60 persen. Selain itu, ada 5 anggota DPRD Medan saat ini semua kembali maju di dapilnya masing-masing,” kata Aja Syahri.

Ia menargetkan PPP bisa mendapat 10 kursi di DPRD Medan. “Saat ini PPP punya 5 kursi, setiap dapil mengutus satu anggota dewan. Ke depan disetiap dapil ditargetkan memperoleh 2 kursi,” tandasnya.

Ketua DPC Partai Gerindra Medan, Bobby O Zulkarnain mengatakan, dari 6 anggota DPRD Medan incumbent, hanya 5 yang didaftarkan kembali untuk Pemilu 2019. Sebab, seperti diketahui ada salah satu anggota DPRD Medan dari Gerindra yang pindah ke partai lain. “Target kita 10 kursi, karena saat ini Gerindra punya 6 kursi. Dengan kerja keras, optimis bisa bertambah menjadi 10 kursi,” ucapnya.

Terpisah, Ketua DPC Partai Hanura Medan, Bangkit Sitepu menyebut pihaknya menargetkan 6 kursi DPRD Medan di Pileg 2019. Kata Bangkit, saat ini di DPRD Medan, Hanura memiliki 4 kursi. “Diharapkan dengan kekuatan caleg di setiap dapil yang hampir merata diyakini target kursi yang dipatok sebanyak 6 kursi akan tercapai. Untuk kuota perempuan 30 persen terpenuhi,” jelasnya.

Target tersebut, sambung Bangkit, ditentukan tidak muluk-muluk atau berdasarkan realita saja. “Susunan caleg yang didaftarkan sekitar 70 persen wajah baru, yang menyebar di lima dapil,” imbuhnya.

Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Bimby Hidayat mengatakan, persaingan bacaleg di tingkat Kota Medan memang akan menghadirkan persaingan panas dan ketat. Ini mengingat Medan merupakan barometer karena menjadi Ibukota Provinsi Sumut. “Tapi kembali lagi harus diingat, bahwa pertarungan menjadi anggota dewan tidak terlepas dari faktor figur, mesin partai dan sokongan finansial. Ketiga unsur ini saya pikir saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan,” katanya.

Ia menambahkan, tidak juga menjamin dengan dana besar akan mengantarkan bacaleg untuk duduk sebagai anggota dewan. Dimana ada hal yang tak kalah penting mampu memanfaatkan jaringan sosial yang selama ini dibangun calon tersebut. “Apalagi bagi mereka yang sudah berpengalaman di dunia politik. Mau dari partai manapun meraka mencaleg, kalau sudah terbangun hubungan emosional dengan masyarakat di dapilnya, maka tidak sulit untuk terpilih kembali,” ungkapnya.

Tinggal lagi bagi bacaleg yang notabene pendatang baru, sambung Bimby, tentu harus berupaya lebih keras memeroleh simpati masyarakat. “Disini yang juga saya pikir uang tidak serta merta mendukung. Bahwa ada kekuatan persolitas si bacaleg melalui jaringan sosial yang dia miliki, untuk meyakinkan masyarakat memilihnya nanti,” pungkasnya. (prn/ris)

Sementara, Ketua DPC PPP Medan, Aja Syahri mengatakan, dari 50 nama yang diusung tidak mengajukan sama sekali mantan narapidana. “Caleg yang didaftarkan merupakan di dominasi wajah baru sekitar 60 persen. Selain itu, ada 5 anggota DPRD Medan saat ini semua kembali maju di dapilnya masing-masing,” kata Aja Syahri.

Ia menargetkan PPP bisa mendapat 10 kursi di DPRD Medan. “Saat ini PPP punya 5 kursi, setiap dapil mengutus satu anggota dewan. Ke depan disetiap dapil ditargetkan memperoleh 2 kursi,” tandasnya.

Ketua DPC Partai Gerindra Medan, Bobby O Zulkarnain mengatakan, dari 6 anggota DPRD Medan incumbent, hanya 5 yang didaftarkan kembali untuk Pemilu 2019. Sebab, seperti diketahui ada salah satu anggota DPRD Medan dari Gerindra yang pindah ke partai lain. “Target kita 10 kursi, karena saat ini Gerindra punya 6 kursi. Dengan kerja keras, optimis bisa bertambah menjadi 10 kursi,” ucapnya.

Terpisah, Ketua DPC Partai Hanura Medan, Bangkit Sitepu menyebut pihaknya menargetkan 6 kursi DPRD Medan di Pileg 2019. Kata Bangkit, saat ini di DPRD Medan, Hanura memiliki 4 kursi. “Diharapkan dengan kekuatan caleg di setiap dapil yang hampir merata diyakini target kursi yang dipatok sebanyak 6 kursi akan tercapai. Untuk kuota perempuan 30 persen terpenuhi,” jelasnya.

Target tersebut, sambung Bangkit, ditentukan tidak muluk-muluk atau berdasarkan realita saja. “Susunan caleg yang didaftarkan sekitar 70 persen wajah baru, yang menyebar di lima dapil,” imbuhnya.

Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara, Bimby Hidayat mengatakan, persaingan bacaleg di tingkat Kota Medan memang akan menghadirkan persaingan panas dan ketat. Ini mengingat Medan merupakan barometer karena menjadi Ibukota Provinsi Sumut. “Tapi kembali lagi harus diingat, bahwa pertarungan menjadi anggota dewan tidak terlepas dari faktor figur, mesin partai dan sokongan finansial. Ketiga unsur ini saya pikir saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan,” katanya.

Ia menambahkan, tidak juga menjamin dengan dana besar akan mengantarkan bacaleg untuk duduk sebagai anggota dewan. Dimana ada hal yang tak kalah penting mampu memanfaatkan jaringan sosial yang selama ini dibangun calon tersebut. “Apalagi bagi mereka yang sudah berpengalaman di dunia politik. Mau dari partai manapun meraka mencaleg, kalau sudah terbangun hubungan emosional dengan masyarakat di dapilnya, maka tidak sulit untuk terpilih kembali,” ungkapnya.

Tinggal lagi bagi bacaleg yang notabene pendatang baru, sambung Bimby, tentu harus berupaya lebih keras memeroleh simpati masyarakat. “Disini yang juga saya pikir uang tidak serta merta mendukung. Bahwa ada kekuatan persolitas si bacaleg melalui jaringan sosial yang dia miliki, untuk meyakinkan masyarakat memilihnya nanti,” pungkasnya. (prn/ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/