25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Sumut Butuh Gubernur Preman

Sujiwo Tejo: Pemimpin yang Urakan, Bukan yang Kurang Ajar

LABUHANDELI-Seniman Sujiwo Tejo memang sering mengungkap sesuatu yang mengejutkan. Contohnya yang dia katakan saat dia menjadi dalang pada suatu acara di Labuhandeli, Deliserdang. Katanya, Sumut butuh gubernur dari kalangan preman.

“Saya membayangkan kalau calon pemimpin yang keras seperti dari kalangan preman tentunya akan lebih disegani banyak pihak, dan mampu mendobrak sesuatu untuk kepentingan daerahnya. Jadi Sumut sepertinya memerlukan itu,” kata Sujiwo Tejo saat menghadiri acara halal bi halal warga Jawa Sumatera Utara (Sumut) di Jalan Veteran Pasar VII Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deliserdang, Minggu (2/9) sore kemarin.

Pelantun lagu ‘Pada Suatu Ketika’ itu mengatakan, dengan pemimpin yang preman, maka Sumut dapat memperbaharui dan mengembangankan daerahnya. Meski demikian, calon pemimpin yang berasal dari kalangan preman itu juga harus berada di hati rakyatnya dan tidak kurang ajar.
“Karena kalau mengikuti seorang pemimpin yang pakem, maka daerahnya akan lebih lambat berkembang,” ujar Tejo.

Jiwo menambahkan, adanya perbedaan antara pemimpin urakan dengan pemimpin yang kurang ajar. Kalau pemimpin yang kurang ajar tentunya akan menimbulkan sakit hati di mata rakyatnya. “Tapi kalau urakan itu bisa membuat orang lain tersenyum karena tujuan untuk urakan dan tegas akan cepat dimengerti,” ungkapnya.

Untuk itu, dramawan yang pernah berprofesi sebagai wartawan ini berpesan agar rakyat tidak lagi memilih pemimpin yang jaga imej. “Karena terbukti pemimpin yang jaga imej sangat potensial melakukan korupsi,” katanya.

Tejo juga mengaku keperihatinannya melihat banyak calon pemimpin yang bertindak kurang profesional dalam proses menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang lebih berbicara soal keburukan-keburukan terhadap calon lainnya untuk menarik minat dan simpatik masyarakat.
Sementara, Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dalam kesempatan itu berbicara lebih mengarah pada potensi yang dimiliki provinsi Sumut saat ini.

“Sumatera Utara memiliki letak geografis berupa potensi sumber daya alam melimpah dan keberagaman budaya merupakan suatu potensi bernilai ekonomis tinggi yang dapat dikelola untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu potensi yang kita miliki saat ini marilah kita jaga dan terus dikembangkan,” ujar, Gatot.

Di sela-sela acara tersebut, mendadak Gatot harus pamit karena dengan alasan akan berangkat ke Jakarta untuk menghadiri udangan dari Kementerian PU (Pekerjaan Umum) RI di Jakarta. “Saya mohon maaf karena harus pamit duluan, sebab sore ini saya harus berangkat ke Jakarta karena besok pagi saya mesti menghadiri pertemuan dengan Kementerian PU terkait dengan pembangunan infrastruktur di Sumut,” ungkapnya. (mag-17)

Sujiwo Tejo: Pemimpin yang Urakan, Bukan yang Kurang Ajar

LABUHANDELI-Seniman Sujiwo Tejo memang sering mengungkap sesuatu yang mengejutkan. Contohnya yang dia katakan saat dia menjadi dalang pada suatu acara di Labuhandeli, Deliserdang. Katanya, Sumut butuh gubernur dari kalangan preman.

“Saya membayangkan kalau calon pemimpin yang keras seperti dari kalangan preman tentunya akan lebih disegani banyak pihak, dan mampu mendobrak sesuatu untuk kepentingan daerahnya. Jadi Sumut sepertinya memerlukan itu,” kata Sujiwo Tejo saat menghadiri acara halal bi halal warga Jawa Sumatera Utara (Sumut) di Jalan Veteran Pasar VII Desa Manunggal Kecamatan Labuhan Deli Kabupaten Deliserdang, Minggu (2/9) sore kemarin.

Pelantun lagu ‘Pada Suatu Ketika’ itu mengatakan, dengan pemimpin yang preman, maka Sumut dapat memperbaharui dan mengembangankan daerahnya. Meski demikian, calon pemimpin yang berasal dari kalangan preman itu juga harus berada di hati rakyatnya dan tidak kurang ajar.
“Karena kalau mengikuti seorang pemimpin yang pakem, maka daerahnya akan lebih lambat berkembang,” ujar Tejo.

Jiwo menambahkan, adanya perbedaan antara pemimpin urakan dengan pemimpin yang kurang ajar. Kalau pemimpin yang kurang ajar tentunya akan menimbulkan sakit hati di mata rakyatnya. “Tapi kalau urakan itu bisa membuat orang lain tersenyum karena tujuan untuk urakan dan tegas akan cepat dimengerti,” ungkapnya.

Untuk itu, dramawan yang pernah berprofesi sebagai wartawan ini berpesan agar rakyat tidak lagi memilih pemimpin yang jaga imej. “Karena terbukti pemimpin yang jaga imej sangat potensial melakukan korupsi,” katanya.

Tejo juga mengaku keperihatinannya melihat banyak calon pemimpin yang bertindak kurang profesional dalam proses menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang lebih berbicara soal keburukan-keburukan terhadap calon lainnya untuk menarik minat dan simpatik masyarakat.
Sementara, Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dalam kesempatan itu berbicara lebih mengarah pada potensi yang dimiliki provinsi Sumut saat ini.

“Sumatera Utara memiliki letak geografis berupa potensi sumber daya alam melimpah dan keberagaman budaya merupakan suatu potensi bernilai ekonomis tinggi yang dapat dikelola untuk kesejahteraan bersama. Untuk itu potensi yang kita miliki saat ini marilah kita jaga dan terus dikembangkan,” ujar, Gatot.

Di sela-sela acara tersebut, mendadak Gatot harus pamit karena dengan alasan akan berangkat ke Jakarta untuk menghadiri udangan dari Kementerian PU (Pekerjaan Umum) RI di Jakarta. “Saya mohon maaf karena harus pamit duluan, sebab sore ini saya harus berangkat ke Jakarta karena besok pagi saya mesti menghadiri pertemuan dengan Kementerian PU terkait dengan pembangunan infrastruktur di Sumut,” ungkapnya. (mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/