26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemprovsu Tinjau Sumur Bor Gas Alam

TINJAU: Tim Dinas ESDM Propsu saat meninjau dan melakukan observasi terhadap sumur bor warga yang semburkan gas alam.

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Pihak Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Propinsi Sumatera Utara melakukan observasi terhadap sumur bor warga yang menyemburkan gas alam di Dusun 6, Desa Cinta Makmur, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, Senin (2/9).Ada dua jenis gas alam yang disemburkan dari sumur bor warga tersebut, yakni jenis Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas LPG dan gas Metana Amoniak.

“Informasi dari tim Dinas ESDM Propsu, gas yang ada kemungkinan LNG atau metana,” ungkap Camat Panai Hulu, Turing Ritonga, ketika dihubungi SUMUT POS. Diungkap Turing, tim ESDM Propvsu yang beranggotakan Apri Jaya Sakti dan Raja Simbolon mengimbau warga sekitar untuk membangun pipa sebesar 3 inci di lubang sumur bor tersebut. Tujuannya, untuk mengetahui kepastian jenis gas.

“Kami diarahkan agar mendirikan pipa setinggi 2 meter di lubang sumur itu. Tingginya pipa agar tak tersulut api,”terang Turing.

Dengan fasilitas itu, lanjut Turing, akan didapat ketebalan dan ketersediaan gas yang ada. Sehingga, 1-2 bulan kedepan dapat diketahui kepastian jenis gas di lokasi.

“Jika sebulan atau hingga dua bulan masih tersedia gas alam. Atau bahkan lebih kencang keluarnya. Maka kemungkinan termasuk jenis gas LNG,” paparnya.Sedangkan untuk jenis Ametana Amoniak tidak akan bertahan lama.

Selain itu, kata dia, penemuan gas bukan kali pertama di desa itu. Bahkan, berlangsung hingga yang ketiga kalinya.

“Ini bukan kali pertama. Sudah berulang terjadi. Ini kali ketiga,” bebernya.

Kata Turing, penemuan sumur bor mengandung gas itu terjadi saat Kodir pemilik lokasi membangun sumur bor untuk kebutuhan air rumahtangganya. Setelah mengebor sedalam 12 meter, di pekarangan rumah warga, dari lubang tanah mengeluarkan asap putih dan bau khas seperti gas.

Warga pun berulang kali melakukan pengecekan dengan mengetes kadar gas tersebut, dengan meletakkan pelepah daun kering.Hasilnya, kertas terbakar. Kemudian mereka juga melakukan pengujian dengan cara memasak air di dalam dandang dengan menggunakan semburan gas tersebut.

Untuk mengamankan lokasi, Turing memerinnthakn dia memerintahkan sumur bor untuk ditutup. Dan kondisi itu, kemudian dilaporkan ke Pemkab Labuhanbatu untuk mendapat petunjuk lebih jauh. Bahkan, tambahnya, Pemkab Labuhanbatu juga telah melaporkan kondisi itu ke Pemropsu di Medan.(mag/han)

TINJAU: Tim Dinas ESDM Propsu saat meninjau dan melakukan observasi terhadap sumur bor warga yang semburkan gas alam.

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Pihak Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Propinsi Sumatera Utara melakukan observasi terhadap sumur bor warga yang menyemburkan gas alam di Dusun 6, Desa Cinta Makmur, Kecamatan Panai Hulu, Kabupaten Labuhanbatu, Senin (2/9).Ada dua jenis gas alam yang disemburkan dari sumur bor warga tersebut, yakni jenis Liquefied Natural Gas (LNG) atau gas LPG dan gas Metana Amoniak.

“Informasi dari tim Dinas ESDM Propsu, gas yang ada kemungkinan LNG atau metana,” ungkap Camat Panai Hulu, Turing Ritonga, ketika dihubungi SUMUT POS. Diungkap Turing, tim ESDM Propvsu yang beranggotakan Apri Jaya Sakti dan Raja Simbolon mengimbau warga sekitar untuk membangun pipa sebesar 3 inci di lubang sumur bor tersebut. Tujuannya, untuk mengetahui kepastian jenis gas.

“Kami diarahkan agar mendirikan pipa setinggi 2 meter di lubang sumur itu. Tingginya pipa agar tak tersulut api,”terang Turing.

Dengan fasilitas itu, lanjut Turing, akan didapat ketebalan dan ketersediaan gas yang ada. Sehingga, 1-2 bulan kedepan dapat diketahui kepastian jenis gas di lokasi.

“Jika sebulan atau hingga dua bulan masih tersedia gas alam. Atau bahkan lebih kencang keluarnya. Maka kemungkinan termasuk jenis gas LNG,” paparnya.Sedangkan untuk jenis Ametana Amoniak tidak akan bertahan lama.

Selain itu, kata dia, penemuan gas bukan kali pertama di desa itu. Bahkan, berlangsung hingga yang ketiga kalinya.

“Ini bukan kali pertama. Sudah berulang terjadi. Ini kali ketiga,” bebernya.

Kata Turing, penemuan sumur bor mengandung gas itu terjadi saat Kodir pemilik lokasi membangun sumur bor untuk kebutuhan air rumahtangganya. Setelah mengebor sedalam 12 meter, di pekarangan rumah warga, dari lubang tanah mengeluarkan asap putih dan bau khas seperti gas.

Warga pun berulang kali melakukan pengecekan dengan mengetes kadar gas tersebut, dengan meletakkan pelepah daun kering.Hasilnya, kertas terbakar. Kemudian mereka juga melakukan pengujian dengan cara memasak air di dalam dandang dengan menggunakan semburan gas tersebut.

Untuk mengamankan lokasi, Turing memerinnthakn dia memerintahkan sumur bor untuk ditutup. Dan kondisi itu, kemudian dilaporkan ke Pemkab Labuhanbatu untuk mendapat petunjuk lebih jauh. Bahkan, tambahnya, Pemkab Labuhanbatu juga telah melaporkan kondisi itu ke Pemropsu di Medan.(mag/han)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/