MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 952 unit rumah di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut) mengalami kerusakan akibat gempa bumi magnitudo 5,8 terjadi pada Sabtu (1/10) dini hari, sekitar pukul 02.28 WIB.
Data rumah rusak tersebut, berdasarkan informasi dan data diperoleh Sumut Pos dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Minggu (2/10). Di mana, rumah rusak terbanyak berada di Kecamatan Parmonangan berjumlah 313 unit.
Ratusan rumah rusak lainnya efek dari gempa bumi tersebut, tersebar di Kecamatan Tarutung, Kecamatan Sipoholon, Kecamatan Siatas Barita, Kecamatan Pagaran, Kecamatan Pahae Jae, Kecamatan Siborongborong dan Kecamatan Sipahutar.
Selain merusak rumah, imbas gempa bumi juga mengakibatkan kerusakan pada tempat ibadah 65 unit, jalan 22 ruas, jembatan 9 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, fasilitas kesehatan 2 unit dan kantor pemerintah 24 unit. Kemudian, kantor swasta 3 unit, UPT 12 unit, saluran irigasi 32 unit, tiang PLN tumbang 3 unit, LPJU 2 unit, tempat wisata 1 lokasi, dan fasilitas air bersih 9 unit.
Gempa bumi ini, juga mengakibatkan meninggal dunia 1 orang, luka-luka berjumlah 24 orang. Untuk korban luka mendapatkan perawatan medis di RSUD Tarutung, Kabupaten Taput.
Kepala BPBD Sumut, Haris Lubis mengungkapkan pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Taput terus melakukan pendataan dan pemantauan terhadap kerusakan bangunan akibat gempa tersebut.”Yang kami dapat informasi ada lima kecamatan yang lebih parah,” ucap Haris kepada wartawan, kemarin.
Haris mengatakan, pemerintah juga tengah fokus melakukan penanganan kepada masyarakat menjadi korban luka-luka akibat peristiwa bencana alam itu.”Korban itu masih korban jiwa masih satu. Korban luka terdata 24 orang di rumah sakit skrng. RSUD Tarutung,” sebut Haris.
Haris mengatakan pihaknya bersama BPBD Taput sudah mendirikan posko pengungsian dan dapur umum disejumlah titik. Namun, warga ada memilih pulang ke rumah dan ditinggal sementara di rumah sanak famili mereka.
“Sebenarnya, pengungsi belum ada, tapi mereka ada yang masih di rumah, ada yang buat tenda di depan rumahnya. Tapi kita sudah siapkan tenda untuk warga. Kalau dilihat korban ini, titiknya sementara satu atau dua aja cukup. Kalau kecamatan mungkin seperti kecamatan Parmonangan dapur umumnya akan disiapin bagi warga,” tandas Haris.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan hingga Minggu 2 Oktober 2022, pukul 13.00 WIB mencatat, jumlah gempa bumi susulan 98 kejadian dan jumlah gempa bumi susulan dirasakan 8 kejadian. “Berdasarkan hasil analisa kami, magnitudo gempa bumi susulan terbesar adalah magnitudo 5,3 dan yang terkecil adalah magnitudo 2,0,” ucap On Duty PGR 1 BMKG Medan, Triya Fachriyeni saat dikonfirmasi Sumut Pos, kemarin.
Sementara itu, Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), gempa menyebabkan 1.316 rumah warga dan tempat ibadah, sekolah serta kantor pemerintah rusak. Kerusakan rumah warga dan fasilitas lainnya terjadi di 9 kecamatan. Kerusakan terparah dan terbesar akibat gempa bumi di episentrum koordinat 2,11 derajat Lintang Utara ; 98,83 derajat Bujur Timur pada kedalaman 10 kilometer tersebut berada di Ibu Kota Tapanuli Utara, yakni Kecamatan Tarutung. Sebanyak 475 rumah warga, 13 unit tempat ibadah, 15 ruas jalan, 8 sekolah, 5 kantor pemerintah dan 5 saluran irigasi rusak.
Selain di Kecamatan Tarutung, 8 kecamatan yang terkena gempa yakni Sipoholon, Siatasbarita, Parmomangan, Pagaran, Pahae Jae, Pahae, Julu, Siborongborong, dan Sipahutar. “Di Kecamatan Parmonangan ada 313 rumah rusak namun detail kerusakannya sedang disurvei tim,” kata Kepala BPBD Tapanuli Utara Bonggas Pasaribu kepada Tempo, Ahad 2 Oktober 2022.
Sedangkan Kepala BPBD Tapanuli Utara Bonggas Pasaribu mengatakan, total kerusakan di 9 kecamatan yang terdata hingga siang ini, kata Pasaribu, yakni 1316 rumah warga; 72 rumah ibadah, 31 ruas jalan; 9 jembatan; 23 fasilitas pendidikan; 3 unit fasilitas kesehatan; 23 kantor pemerintahan; 35 suluran irigasi; 9 fasilitas air bersih; 3 unit kantor swasta dan lain – lain.”Angka ini bisa bertambah seiring pendataan masih berjalan. Adapun korban jiwa terdata 1 meninggal dan 24 luka – luka,” ujar Pasaribu.
Poldasu Salurkan Bantuan
Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) salurkan bantuan kemanusian untuk masyarakat Tapanuliutara (Taput) korban gempa bumi 6SR. Bantuan sosial (Bansos) ini disalurkan langsung oleh personel Polda Sumut ke wilayah Polres Taput, Minggu (2/10) dini hari.
Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak melalui Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi saat dikonfirmasi mengatakan, penyaluran bansos ini sebagai wujud kepedulian Polri untuk korban gempa bumi yang terjadi di Taput.”Jenis bantuan dari Polda Sumut, yakni bahan makanan sepertu mie instan, beras, air mineral, popok bayi, biskuit, pakaian layak pakai, selimut, roti kaleng, minyak goreng, gula dan sarung,” ujarnya.
Sementara itu, saat di lokasi gempa, Kapolda Sumut, Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak memastikan warga di Kabupaten Taput yang terluka akibat gempa bumi mendapat perawatan medis hingga sembuh. Pihaknya juga menurunkan tim medis dari Biddokkes Polda Sumut untuk membantu pemulihan bagi para korban gempa.
Dia mengungkapkan, Polda Sumut telah berkoordinasi dengan Pemrov Sumut dan Pemkab Taput dalam percepatan pemulihan kondisi masyarakat yang terdampak bencana gempa bumi.
Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi menyampaikan, Polda Sumut terus memberikan bantuan baik tenaga maupun kebutuhan masyarakat yang lainnya untuk korban bencana gempa di Kabupaten Tapanuliutara (Taput).
“Polda Sumut telah menyiapkan tim trauma healing dari Biro Sumber Daya Masyarakat (SDM) Polda Sumut untuk penyembuhan pasca trauma kepada korban bencana gempa bumi, baik orang dewasa maupun anak-anak,” ujar Hadi.
Pihaknya berharap dengan kegiatan trauma healing tersebut, dapat memberikan manfaat bagi warga. “Semoga kegiatan trauma healing ini mampu memberi motivasi atau penguatan secara psikologis untuk membangkitkan kembali semangat tinggi masyarakat,” pungkasnya.(gus/dwi)