32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pedagang Mengeluh, Warga Lintasi Dasar Jambatan

Pascajembatan Asahan Longsor Dihantam Luapan Air

SIMALUNGUN-Akibat jembatan Jalan Asahan kilometer 20 dihantam longsor, Selasa (1/1) malam sekira pukul 19.00 WIB kemarin, pengendara roda dua sempat nekad melintas dari dasar aliran air di bawah jembatan. Jalan alternatif yang mereka pilih itu agar lebih dekat ketimbang harus memutar dari areal perkebunan PT Sipef.

Amatan Metro Siantar (Grup Sumut Pos), Kamis (3/1), sejumlah warga mulai melakukan pengerjaan di lokasi longsor. Masyarakat sekitar mengambil inisiatif membuat jembatan berbahan papan agar dapat dilintasi pengendara roda dua.

Saat pengerjaan dilakukan, tak sedikit warga ikut menyemut di jembatan sembari melihat pengendara arus balik. Setelah jembatan papan usai dikerjakan, palang yang semula di tutup di simpang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Sipef kembali dibuka khusus untuk pengendara roda dua.

Setiap pengendara yang berboncengan, warga pembuat jembatan meminta kepada pengendara untuk menurunkan tumpangan. Mereka takut jembatan berbahan papan itu amblas. Karena kedalaman dasar parit mencapai 5 meter lebih. Ironisnya, ketika pengendara yang membawa beban sedikit lebih banyak, juga tidak diperbolehkan melintas dari jembatan tersebut.

Selain tanah longsor menghantam bibir jembatan, badan jalan dari arah Siantar ikut amblas kerena kikisan air hujan yang terjadi awal tahun baru kemarin. Kondisinya, separuh badan jalan habis terbawa arus air. Sementara sebagaiannya lagi mengalami keretakan. Dipastikan kembali amblas jika hujan deras turun.

Tak hanya itu, akibat terjadinya longsor tak sedikit tiang PLN ikut tumbang karena pondasi penahan tiang amblas. Sampai Kamis sore, kabel listrik masih terlihat berserakan di sekitar lokasi longsor.

Dari kejadian longsor yang semakin hari semakin parah. Anto (52) salah seorang pengurus Formapel mengatakan, kerugaian masyarakat berdampak kepada para pedagang pasar pagi yang berbelanja ke Pasar Dwikora, Parluasan. Waktu mereka habis terbuang mencari jalur alternatif lebih dekat. Karena jembatan yang sediakan belum dipastikan dapat menahan beban berat dagangan yang diangkut sepedamotor.

“Setelah jembatan kilometer 20 itu longsor, banyak keluhan pedagang pasar pagi yang saya dengar,” kata Anto. (mag-4/smg)

Pascajembatan Asahan Longsor Dihantam Luapan Air

SIMALUNGUN-Akibat jembatan Jalan Asahan kilometer 20 dihantam longsor, Selasa (1/1) malam sekira pukul 19.00 WIB kemarin, pengendara roda dua sempat nekad melintas dari dasar aliran air di bawah jembatan. Jalan alternatif yang mereka pilih itu agar lebih dekat ketimbang harus memutar dari areal perkebunan PT Sipef.

Amatan Metro Siantar (Grup Sumut Pos), Kamis (3/1), sejumlah warga mulai melakukan pengerjaan di lokasi longsor. Masyarakat sekitar mengambil inisiatif membuat jembatan berbahan papan agar dapat dilintasi pengendara roda dua.

Saat pengerjaan dilakukan, tak sedikit warga ikut menyemut di jembatan sembari melihat pengendara arus balik. Setelah jembatan papan usai dikerjakan, palang yang semula di tutup di simpang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Sipef kembali dibuka khusus untuk pengendara roda dua.

Setiap pengendara yang berboncengan, warga pembuat jembatan meminta kepada pengendara untuk menurunkan tumpangan. Mereka takut jembatan berbahan papan itu amblas. Karena kedalaman dasar parit mencapai 5 meter lebih. Ironisnya, ketika pengendara yang membawa beban sedikit lebih banyak, juga tidak diperbolehkan melintas dari jembatan tersebut.

Selain tanah longsor menghantam bibir jembatan, badan jalan dari arah Siantar ikut amblas kerena kikisan air hujan yang terjadi awal tahun baru kemarin. Kondisinya, separuh badan jalan habis terbawa arus air. Sementara sebagaiannya lagi mengalami keretakan. Dipastikan kembali amblas jika hujan deras turun.

Tak hanya itu, akibat terjadinya longsor tak sedikit tiang PLN ikut tumbang karena pondasi penahan tiang amblas. Sampai Kamis sore, kabel listrik masih terlihat berserakan di sekitar lokasi longsor.

Dari kejadian longsor yang semakin hari semakin parah. Anto (52) salah seorang pengurus Formapel mengatakan, kerugaian masyarakat berdampak kepada para pedagang pasar pagi yang berbelanja ke Pasar Dwikora, Parluasan. Waktu mereka habis terbuang mencari jalur alternatif lebih dekat. Karena jembatan yang sediakan belum dipastikan dapat menahan beban berat dagangan yang diangkut sepedamotor.

“Setelah jembatan kilometer 20 itu longsor, banyak keluhan pedagang pasar pagi yang saya dengar,” kata Anto. (mag-4/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/