25.6 C
Medan
Wednesday, May 8, 2024

Jelang Keberangkatan Jamaah Haji Asal Sumut, Jadwal Kloter Belum Disusun

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Calon jamaah haji asal Sumut dijadwalkan mulai masuk Asrama Haji Medan pada Jumat, 10 Juni mendatang. Namun begitu, hingga kini belum diketahui jamaah dari kabupaten/kota mana yang bakal lebih dulu masuk Asrama Haji Medan.

Pasalnya, hingga kini Kementerian Agama (Kemenag) Sumut belum menyusun jadwal kelompok terbang (kloter) yang akan berangkat ke Tanah Suci. Kepala Seksi (Kasi) Dokumen Haji, Kemenag Sumut, H Iyong Sahrial mengatakan, pembagian kloter tersebut baru akan diumumkan pada Senin (5/6), pekan depan. “Pembagian kloter kabupaten/kota Insya Allah hari ini (kemarin) disusun. Begitu selesai, barulah kita umumkan nanti,” kata H Iyong Sahrial kepada Sumut Pos, Jumat (3/6).

Namun begitu, Iyong mengaku, persiapan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Embarkasi Medan sudah siap. “Persiapan mengenai penerimaan jamaah, insya Allah kita sudah rapat panitia PPIH. Akan ada rapat kedua gabungan antara petugasnya, panitia inti dan panitia pembantu, itu minggu depan direncanakan rapat,” jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, untuk peralatan baik dari pihak maskapai Garuda dan Imigrasi, baru pada 8 Juni 2022 mendatang, dipasang di Asrama Haji. “Dan rapat nanti kita akan melakukan simulasi, kira-kira jamaah masuk dari Kabupaten/kota ini siapa yang bertugas, siapa yang bertanggung jawab. Lalu prosesnya bagaimana kita simulasikan minggu depan,” terangnya.

“Sejauh ini dari unsur kepanitiaan, baik dari Kementerian Agama Sumut, terutama inikan di koordinatori oleh gubernur kemudian dari penerbangan, Imigrasi, KKP. Seluruh kepanitiaanlah sudah menyatakan siap melayani,” sambungnya.

Iyong menambahkan, dari 3.581 calon jamaah yang telah melunasi dana haji, terdapat 196 jamaah yang belum melunasi pada 20 Mei 2022 lalu. Untuk melengkapi kuota 3.777 haji reguler, akhirnya 196 diambil dari kuota cadangan. “Kita sudah usulkan dan prosesnya sudah selesai, jamaah itu sudah naik dari kuota cadangan menjadi kuota berangkat. Dan sudah kita minta ke kabupaten/kota agar dimasukkan kedalam usulan pra manifest masing-masing kabupaten/kota,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, jumlah kuota haji reguler Sumut tahun ini hanya sebanyak 3.777. Jumlah tersebut, nantinya dibagi menjadi 10 kloter dengan dua gelombang pemberangkatan. Gelombang pertama 7 kloter dan gelombang kedua 3 kloter.

3.854 Jamaah Berangkat dari KNIA

PT Angkasa Pura (AP) II menyebutkan, terdapat lima bandara naungannya yang menjadi tempat embarkasi puluhan ribu calon jemaah haji yang berangkat mulai hari ini, Sabtu (4/6). Kelima bandara itu adalah Bandara Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, Banten; Bandara Kualanamu di Deliserdang, Sumatera Utara; Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Sumatera Selatan. Lalu, Bandara Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar, Aceh; dan Bandara Minangkabau di Padang, Sumatera Barat.

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, dari lima bandara itu, calon jamaah haji paling banyak diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta, yakni sebanyak 29.221 orang. Puluhan ribu orang itu terdiri dari 73 kloter. “Bandara Soekarno-Hatta menjadi bandara embarkasi dengan jumlah jemaah haji paling banyak, yakni 29.221 orang jemaah haji,” ujar Awaluddin dalam keterangannya, Jumat (3/6).

“Mereka berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Lampung, yang tergabung dalam 73 kloter,” sambung dia.

Awaluddin menyebutkan, proses pemberangkatan 29.221 calon jamaah haji itu dimulai di asrama haji masing-masing, seperti menjalani proses keimigrasian, kesehatan, dan pengecekan keamanan. Setelah itu, para calon jemaah itu berangkat ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta menggunakan bus. Setibanya di bandara, mereka akan menjalani proses keimigrasian. “Setelah proses pre-clearance keimigrasian Arab Saudi usai, jemaah haji kemudian menuju boarding lounge untuk siap berangkat ke Tanah Suci dengan maskapai Garuda Indonesia atau Saudia,” tutur Awaluddin.

Dia melanjutkan, sebanyak 3.854 jamaah haji yang terdiri dari 10 kloter bakal berangkat dari Bandara Kualanamu. Sementara itu, sebanyak 2.883 jemaah haji yang terdiri dari delapan kloter akan berangkat dari Bandara Minangkabau. Kemudian, Bandara Sultan Iskandar Muda akan melayani keberangkatan enam kloter dengan 2.023 orang jamaah haji. “Terakhir, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II melayani keberangkatan 3.732 orang jemaah haji yang tersiri dari sembilan kloter,” imbuh Awaluddin.

Lengkapi Semua Persyaratan

Menjelang keberangkatan ke Tanah Suci, para CJH diminta melengkapi semua persyaratan. Termasuk surat hasil swab PCR dengan status negatif Covid-19 yang diambil 72 jam sebelum keberangkatan. Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putro menuturkan, jamaah maupun petugas haji harus legawa dan mengikuti ketentuan Saudi soal swab PCR tersebut. ’’Jangan coba-coba menyiasati atau lari dari kewajiban itu,’’ katanya, kemarin (2/6).

Berdasar pengalaman yang sudah-sudah, manipulasi surat hasil swab PCR kadang bisa lolos dari pemantauan petugas bandara di Indonesia. Namun, tegas Ismed, manipulasi hasil swab PCR tidak akan lolos dalam pemeriksaan di Bandara Jeddah atau Madinah. Sebab, pemeriksaan di Saudi menggunakan teknologi yang canggih dan hasilnya sangat cermat.

Salah satu rombongan CJH yang mulai masuk asrama haji kemarin, dari embarkasi Jakarta Pondok Gede. Kepala UPT Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Munib Maksum menyampaikan, 100 persen CJH bisa masuk ke asrama haji. Artinya, sampai tadi malam tidak ada laporan jemaah yang terdeteksi positif Covid-19 melalui swab PCR. Meski begitu, di asrama haji akan dilakukan pengecekan oleh petugas kantor kesehatan pelabuhan (KKP).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana menyatakan, belum semua jamaah menjalani pemeriksaan kesehatan. Di antara 151 ribu orang, baru 95.702 orang yang sudah diperiksa. “Kami akan kejar untuk pemeriksaan kesehatan jamaah yang tersisa,” terangnya.

Dia menyebutkan, jumlah CJH yang sudah menerima vaksin Covid-19 dua dosis baru 95 persen. Untuk vaksin meningitis, jumlahnya tak jauh beda, yakni 95,7 persen. “Jika pada saatnya belum memenuhi syarat, tidak boleh diberangkatkan,” katanya.

Meski demikian, Budi optimistis dapat melengkapi syarat kesehatan tersebut. Sebab, masih tersisa waktu satu bulan untuk mengejarnya.

Budi mengungkapkan, kemarin pihaknya baru mendapatkan surat dari otoritas penerbangan Arab Saudi terkait dengan perpanjangan durasi berlakunya hasil swab PCR. Dari sebelumnya hanya 48 jam kini berlaku hingga 72 jam. Meski masa berlaku diperpanjang, dia meminta petugas tetap memperhitungkan waktu keberangkatan. Lalu, bagaimana jika ditemukan CJH yang positif Covid-19? ’’Keberangkatan bisa ditunda dan ikut kloter berikutnya setelah hasil tes negatif,’’ katanya.

Kemenkes juga memberikan paket tas yang berisi alat-alat pertolongan pertama dan pencegahan. Isinya, antara lain, masker, oralit, plester, botol semprot, tisu basah, kantong kencing, dan hand sanitizer. “Setiap tahun jamaah Indonesia didominasi lansia dan risti (risiko tinggi),” ujarnya.

Untuk memantau jamaah yang masuk kategori risti, pemerintah juga memanfaatkan teknologi dan aplikasi khusus. Misalnya, TeleJemaah, TelePetugas, dan smart watch. Smart watch digunakan mereka yang sangat berisiko tinggi. Tahun ini ada 3.000 smart watch yang dipakai. “Bisa mengukur tekanan darah, detak jantung, saturasi oksigen, waktu untuk minum, dan langkah kaki. Ini akan menjadi parameter pemeriksaan rutin,” ungkapnya.(man/kps/jpc)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Calon jamaah haji asal Sumut dijadwalkan mulai masuk Asrama Haji Medan pada Jumat, 10 Juni mendatang. Namun begitu, hingga kini belum diketahui jamaah dari kabupaten/kota mana yang bakal lebih dulu masuk Asrama Haji Medan.

Pasalnya, hingga kini Kementerian Agama (Kemenag) Sumut belum menyusun jadwal kelompok terbang (kloter) yang akan berangkat ke Tanah Suci. Kepala Seksi (Kasi) Dokumen Haji, Kemenag Sumut, H Iyong Sahrial mengatakan, pembagian kloter tersebut baru akan diumumkan pada Senin (5/6), pekan depan. “Pembagian kloter kabupaten/kota Insya Allah hari ini (kemarin) disusun. Begitu selesai, barulah kita umumkan nanti,” kata H Iyong Sahrial kepada Sumut Pos, Jumat (3/6).

Namun begitu, Iyong mengaku, persiapan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH) Embarkasi Medan sudah siap. “Persiapan mengenai penerimaan jamaah, insya Allah kita sudah rapat panitia PPIH. Akan ada rapat kedua gabungan antara petugasnya, panitia inti dan panitia pembantu, itu minggu depan direncanakan rapat,” jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, untuk peralatan baik dari pihak maskapai Garuda dan Imigrasi, baru pada 8 Juni 2022 mendatang, dipasang di Asrama Haji. “Dan rapat nanti kita akan melakukan simulasi, kira-kira jamaah masuk dari Kabupaten/kota ini siapa yang bertugas, siapa yang bertanggung jawab. Lalu prosesnya bagaimana kita simulasikan minggu depan,” terangnya.

“Sejauh ini dari unsur kepanitiaan, baik dari Kementerian Agama Sumut, terutama inikan di koordinatori oleh gubernur kemudian dari penerbangan, Imigrasi, KKP. Seluruh kepanitiaanlah sudah menyatakan siap melayani,” sambungnya.

Iyong menambahkan, dari 3.581 calon jamaah yang telah melunasi dana haji, terdapat 196 jamaah yang belum melunasi pada 20 Mei 2022 lalu. Untuk melengkapi kuota 3.777 haji reguler, akhirnya 196 diambil dari kuota cadangan. “Kita sudah usulkan dan prosesnya sudah selesai, jamaah itu sudah naik dari kuota cadangan menjadi kuota berangkat. Dan sudah kita minta ke kabupaten/kota agar dimasukkan kedalam usulan pra manifest masing-masing kabupaten/kota,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, jumlah kuota haji reguler Sumut tahun ini hanya sebanyak 3.777. Jumlah tersebut, nantinya dibagi menjadi 10 kloter dengan dua gelombang pemberangkatan. Gelombang pertama 7 kloter dan gelombang kedua 3 kloter.

3.854 Jamaah Berangkat dari KNIA

PT Angkasa Pura (AP) II menyebutkan, terdapat lima bandara naungannya yang menjadi tempat embarkasi puluhan ribu calon jemaah haji yang berangkat mulai hari ini, Sabtu (4/6). Kelima bandara itu adalah Bandara Soekarno-Hatta di Kota Tangerang, Banten; Bandara Kualanamu di Deliserdang, Sumatera Utara; Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Sumatera Selatan. Lalu, Bandara Sultan Iskandar Muda di Aceh Besar, Aceh; dan Bandara Minangkabau di Padang, Sumatera Barat.

President Director AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, dari lima bandara itu, calon jamaah haji paling banyak diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta, yakni sebanyak 29.221 orang. Puluhan ribu orang itu terdiri dari 73 kloter. “Bandara Soekarno-Hatta menjadi bandara embarkasi dengan jumlah jemaah haji paling banyak, yakni 29.221 orang jemaah haji,” ujar Awaluddin dalam keterangannya, Jumat (3/6).

“Mereka berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Lampung, yang tergabung dalam 73 kloter,” sambung dia.

Awaluddin menyebutkan, proses pemberangkatan 29.221 calon jamaah haji itu dimulai di asrama haji masing-masing, seperti menjalani proses keimigrasian, kesehatan, dan pengecekan keamanan. Setelah itu, para calon jemaah itu berangkat ke Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta menggunakan bus. Setibanya di bandara, mereka akan menjalani proses keimigrasian. “Setelah proses pre-clearance keimigrasian Arab Saudi usai, jemaah haji kemudian menuju boarding lounge untuk siap berangkat ke Tanah Suci dengan maskapai Garuda Indonesia atau Saudia,” tutur Awaluddin.

Dia melanjutkan, sebanyak 3.854 jamaah haji yang terdiri dari 10 kloter bakal berangkat dari Bandara Kualanamu. Sementara itu, sebanyak 2.883 jemaah haji yang terdiri dari delapan kloter akan berangkat dari Bandara Minangkabau. Kemudian, Bandara Sultan Iskandar Muda akan melayani keberangkatan enam kloter dengan 2.023 orang jamaah haji. “Terakhir, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II melayani keberangkatan 3.732 orang jemaah haji yang tersiri dari sembilan kloter,” imbuh Awaluddin.

Lengkapi Semua Persyaratan

Menjelang keberangkatan ke Tanah Suci, para CJH diminta melengkapi semua persyaratan. Termasuk surat hasil swab PCR dengan status negatif Covid-19 yang diambil 72 jam sebelum keberangkatan. Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putro menuturkan, jamaah maupun petugas haji harus legawa dan mengikuti ketentuan Saudi soal swab PCR tersebut. ’’Jangan coba-coba menyiasati atau lari dari kewajiban itu,’’ katanya, kemarin (2/6).

Berdasar pengalaman yang sudah-sudah, manipulasi surat hasil swab PCR kadang bisa lolos dari pemantauan petugas bandara di Indonesia. Namun, tegas Ismed, manipulasi hasil swab PCR tidak akan lolos dalam pemeriksaan di Bandara Jeddah atau Madinah. Sebab, pemeriksaan di Saudi menggunakan teknologi yang canggih dan hasilnya sangat cermat.

Salah satu rombongan CJH yang mulai masuk asrama haji kemarin, dari embarkasi Jakarta Pondok Gede. Kepala UPT Asrama Haji Pondok Gede Jakarta Munib Maksum menyampaikan, 100 persen CJH bisa masuk ke asrama haji. Artinya, sampai tadi malam tidak ada laporan jemaah yang terdeteksi positif Covid-19 melalui swab PCR. Meski begitu, di asrama haji akan dilakukan pengecekan oleh petugas kantor kesehatan pelabuhan (KKP).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana menyatakan, belum semua jamaah menjalani pemeriksaan kesehatan. Di antara 151 ribu orang, baru 95.702 orang yang sudah diperiksa. “Kami akan kejar untuk pemeriksaan kesehatan jamaah yang tersisa,” terangnya.

Dia menyebutkan, jumlah CJH yang sudah menerima vaksin Covid-19 dua dosis baru 95 persen. Untuk vaksin meningitis, jumlahnya tak jauh beda, yakni 95,7 persen. “Jika pada saatnya belum memenuhi syarat, tidak boleh diberangkatkan,” katanya.

Meski demikian, Budi optimistis dapat melengkapi syarat kesehatan tersebut. Sebab, masih tersisa waktu satu bulan untuk mengejarnya.

Budi mengungkapkan, kemarin pihaknya baru mendapatkan surat dari otoritas penerbangan Arab Saudi terkait dengan perpanjangan durasi berlakunya hasil swab PCR. Dari sebelumnya hanya 48 jam kini berlaku hingga 72 jam. Meski masa berlaku diperpanjang, dia meminta petugas tetap memperhitungkan waktu keberangkatan. Lalu, bagaimana jika ditemukan CJH yang positif Covid-19? ’’Keberangkatan bisa ditunda dan ikut kloter berikutnya setelah hasil tes negatif,’’ katanya.

Kemenkes juga memberikan paket tas yang berisi alat-alat pertolongan pertama dan pencegahan. Isinya, antara lain, masker, oralit, plester, botol semprot, tisu basah, kantong kencing, dan hand sanitizer. “Setiap tahun jamaah Indonesia didominasi lansia dan risti (risiko tinggi),” ujarnya.

Untuk memantau jamaah yang masuk kategori risti, pemerintah juga memanfaatkan teknologi dan aplikasi khusus. Misalnya, TeleJemaah, TelePetugas, dan smart watch. Smart watch digunakan mereka yang sangat berisiko tinggi. Tahun ini ada 3.000 smart watch yang dipakai. “Bisa mengukur tekanan darah, detak jantung, saturasi oksigen, waktu untuk minum, dan langkah kaki. Ini akan menjadi parameter pemeriksaan rutin,” ungkapnya.(man/kps/jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/