28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Hatta Yakin Sei Mangkei Diminati

SIMALUNGUN-Berada di kawasan ini tidak akan terasa bahwa anda berada di kawasan industri. Selain karena bersih, kawasan ini sangat rapi, walau tidak bisa dikatakan sejuk. Ya, inilah Sei Mangkei, kawasan ekonomi khusus yang dibangun untuk hilirisasi kelapa sawit.
Terletak di Desa Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, kawasan yang memiliki luas 2002 Hektare ini menjadi salah satu strategis dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).  Ya, pada saat ground breaking Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkein
pada Rabu (3/6) kemarin, sudah ada beberapa bangunan yang berdiri dilahan tersebut. Seperti gedung inovasi kelapa sawit, gedung pembangkit listrik biomigas, dan beberapa bangunan belum jadi PT Unilever Oleochemical Indonesia (PT UOI).
Kawasan ini akan menjadi kebanggaan bagi Sumatera Utara, karena KEK ini merupakan yang pertama kali diresmikan dari 6 koridor MP3EI yang ada di Indonesia. “Jadi, Sei Mangkei akan menjadi model (percontohan) dalam Kawasan Ekonomi di Indonesia. Juga dalam hilirisasinya yang juga utama,” ujar Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa yang hadir dalam persemian KEK Sei Mangkei kemarin (3/6).
Tidak salah rasanya bila kawasan ini dijadikan sebagai percontohan. Selain luasnya yang mampu menampung 200 unit industri, Sei Mangkei satu-satunya kawasan yang sangat dekat dengan Selat Malaka, yang perairannya termasuk tersibuk di dunia. Diperkirakan, dengan kehadiran Sei Mangkei dapat meningkatkan pergerakkan kapan di Selat ini sebanyak 14,08 persen dari rata-rata sekitar 130 ribu kapal per tahun.
“Keunggulan dari Sei Mangkei ini adalah akan terintegrasi dengan pelabuhan Kualatanjung, pelabuhan yang lautnya memiliki kedalaman lebih dari 17 meter dan itu alami. Selain itu, Kualatanjung juga sangat luas,” tambahnya.
Selain ditunjang dengan pelabuhan atau sisi laut, kekuatan Sei Mangkei juga ditunjang dengan keberadaan Kualanamu yang saat ini menjadi bandara fenomenal (terbesar kedua setelah Soeta). Dengan fasilitas udara ini, akan menghemat biaya ekonomi. Selain karena jaraknya yang dekat, juga Kualanamu sangat luas.
“Letak geografis inilah yang membuat kita yakin dengan keberadaan Sei Mangkei akan diminati oleh para investor. Bahkan, dengan berbagai fasilitas ini kita menjadikan Sumut sebagai pintu gerbang. Karena, pergerakkan manusia di Indonesia Barat terus mengalami peningkatan,” tambahnya.
Saat ini, ada 50 juta pergerakkan manusia di Barat Indonesia, dan diperkirakan dengan adanya Sei Mangkei dan Kualanamu, maka pergerakkan manusia di bagian barat ini mencapai ratusan juta. “Selain karena akan menampung tenaga kerja, dua fasilitas ini akan dilirik oleh para investor. Baik luar maupun dalam negeri. Kalau untuk Sei Mangkei perkiraan investasi yang dibutuhkan Rp5,7 triliun khususnya Penanaman Modal Asing (PMA),” lanjutnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho menyatakan bahwa kehadiran Sei Mangkei akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumut. Apalagi saat ini, pertumbuhan ekonomi Sumut diatas rata-rata nasional yang berkisar 6,05 persen. “Kalau Sumut, pertumbuhannya mencapai 6,14 persen. Dan kita harap, agar ada peningkatan saat Sei Mangkei beroperasi penuh,” ungkapnya.
Untuk mencapai kawasan ini, hanya bisa di capai melalui kendaraan pribadi. Karena tidak ada kendaraan umum. Selain jauh, pemandangan untuk menuju kawasan ini termasuk monoton. Hanya kebun sawit, dan karet. Tapi, jalannya bisa dikatakan mulus, atau aspalnya mulus. Walaupun begitu, setidaknya harus hati-hati karena jalannya sempit dan hanya bisa dilalui oleh 2 kendaraan.
Karena ini masih berada di kawasan perkebunan PTPN 3, tidak heran, bila rumah penduduk sekitar masih terlihat seperti pada umumnya rumah perkebunan. Rumah mungil, yang di depannya ditumbuhi dengan berbagai pohonan, seperti rambutan, mangga, dan lainnya. (ram)

SIMALUNGUN-Berada di kawasan ini tidak akan terasa bahwa anda berada di kawasan industri. Selain karena bersih, kawasan ini sangat rapi, walau tidak bisa dikatakan sejuk. Ya, inilah Sei Mangkei, kawasan ekonomi khusus yang dibangun untuk hilirisasi kelapa sawit.
Terletak di Desa Bosar Maligas Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, kawasan yang memiliki luas 2002 Hektare ini menjadi salah satu strategis dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).  Ya, pada saat ground breaking Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkein
pada Rabu (3/6) kemarin, sudah ada beberapa bangunan yang berdiri dilahan tersebut. Seperti gedung inovasi kelapa sawit, gedung pembangkit listrik biomigas, dan beberapa bangunan belum jadi PT Unilever Oleochemical Indonesia (PT UOI).
Kawasan ini akan menjadi kebanggaan bagi Sumatera Utara, karena KEK ini merupakan yang pertama kali diresmikan dari 6 koridor MP3EI yang ada di Indonesia. “Jadi, Sei Mangkei akan menjadi model (percontohan) dalam Kawasan Ekonomi di Indonesia. Juga dalam hilirisasinya yang juga utama,” ujar Menko Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa yang hadir dalam persemian KEK Sei Mangkei kemarin (3/6).
Tidak salah rasanya bila kawasan ini dijadikan sebagai percontohan. Selain luasnya yang mampu menampung 200 unit industri, Sei Mangkei satu-satunya kawasan yang sangat dekat dengan Selat Malaka, yang perairannya termasuk tersibuk di dunia. Diperkirakan, dengan kehadiran Sei Mangkei dapat meningkatkan pergerakkan kapan di Selat ini sebanyak 14,08 persen dari rata-rata sekitar 130 ribu kapal per tahun.
“Keunggulan dari Sei Mangkei ini adalah akan terintegrasi dengan pelabuhan Kualatanjung, pelabuhan yang lautnya memiliki kedalaman lebih dari 17 meter dan itu alami. Selain itu, Kualatanjung juga sangat luas,” tambahnya.
Selain ditunjang dengan pelabuhan atau sisi laut, kekuatan Sei Mangkei juga ditunjang dengan keberadaan Kualanamu yang saat ini menjadi bandara fenomenal (terbesar kedua setelah Soeta). Dengan fasilitas udara ini, akan menghemat biaya ekonomi. Selain karena jaraknya yang dekat, juga Kualanamu sangat luas.
“Letak geografis inilah yang membuat kita yakin dengan keberadaan Sei Mangkei akan diminati oleh para investor. Bahkan, dengan berbagai fasilitas ini kita menjadikan Sumut sebagai pintu gerbang. Karena, pergerakkan manusia di Indonesia Barat terus mengalami peningkatan,” tambahnya.
Saat ini, ada 50 juta pergerakkan manusia di Barat Indonesia, dan diperkirakan dengan adanya Sei Mangkei dan Kualanamu, maka pergerakkan manusia di bagian barat ini mencapai ratusan juta. “Selain karena akan menampung tenaga kerja, dua fasilitas ini akan dilirik oleh para investor. Baik luar maupun dalam negeri. Kalau untuk Sei Mangkei perkiraan investasi yang dibutuhkan Rp5,7 triliun khususnya Penanaman Modal Asing (PMA),” lanjutnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho menyatakan bahwa kehadiran Sei Mangkei akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Sumut. Apalagi saat ini, pertumbuhan ekonomi Sumut diatas rata-rata nasional yang berkisar 6,05 persen. “Kalau Sumut, pertumbuhannya mencapai 6,14 persen. Dan kita harap, agar ada peningkatan saat Sei Mangkei beroperasi penuh,” ungkapnya.
Untuk mencapai kawasan ini, hanya bisa di capai melalui kendaraan pribadi. Karena tidak ada kendaraan umum. Selain jauh, pemandangan untuk menuju kawasan ini termasuk monoton. Hanya kebun sawit, dan karet. Tapi, jalannya bisa dikatakan mulus, atau aspalnya mulus. Walaupun begitu, setidaknya harus hati-hati karena jalannya sempit dan hanya bisa dilalui oleh 2 kendaraan.
Karena ini masih berada di kawasan perkebunan PTPN 3, tidak heran, bila rumah penduduk sekitar masih terlihat seperti pada umumnya rumah perkebunan. Rumah mungil, yang di depannya ditumbuhi dengan berbagai pohonan, seperti rambutan, mangga, dan lainnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/