30 C
Medan
Monday, June 24, 2024

Demi Pendidikan Anak, Satu Keluarga Tinggal di Gubuk

GUBUK: Keluarga Agus Salim Sitompul dan istri, serta 4 anaknya diabadikan di lokasi gubuk sederhana.
GUBUK: Keluarga Agus Salim Sitompul dan istri, serta 4 anaknya diabadikan di lokasi gubuk sederhana.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Keluarga Agus Salim Sitompul (54) dan istri Kandance boru Situmorang rela tinggal di gubuk sederhana di Tombak Lumban Julu Dusun 1 Desa Parbuluan 2 Kecamatan Parbuluan kabupaten Dairi demi menyekolahkan 6 orang anaknya.

Agus, istri dan 4 anaknya sudah 5 tahun tinggal di gubuk yang terbuat dari tenda biru serta berlantai tanah ukuran 4 kali 5 meter, tanpa penerangan listrik dan banjir saat musim hujan.

“Bukan tidak mau rumah yang layak. Tetapi, demia pendidikan 6 oranga anak, biarlah tetap tinggal di tempat seperti ini,” ujar sang istri, Kandace Situmorang.

Agus mengatakan, penghasilan keluarganya dari bertani di lahan pinjaman milik keluarga istrinya seluas 1 hektare. Dan sering pula keduanya menjadi buruh tani dengan upah Rp60 ribu per hari di Parbuluan dan ke Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir.

Bagi pasangan ini, mata pencarian mereka bukan untuk ditukar ke harta benda, sebaliknya penghasilan mereka adalah pendidikan untuk anak-anaknya. Karena itu, keduanya rela banting tulang agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan hingga setinggi-tingginya. Dan berharap, agar nasib keenam anaknya tidak seperti kedua orangtuanya.

Agus maupun Kandance mengatakan, putri sulungnya Febryani Sitompul sedang menunggu wisuda dari Unimed. Putri keduanya, Desrin Natalia sekarang merantau di Surabaya.

Sementara putri ketiganya, June Trhee lulus jalur undangan ke USU. Putri keempatnya, Leni Riama naik ke kelas 12 di SMK swasta HKBP Sidikalang. Sedangkan 2 anak laki-lakinya, Veiman tahun ajaran baru ini mau masuk SMA. Dan putra bungsu, Sixwel Juplin saat ini kelas 5 SD.

“Kami mengharapkan uluran tangan para dermawan untuk membantu mendirikan tempat yang lebih layak untuk ditempati serta bantuan pertanian,” lanjutnya.

Agus mengaku, dimasa pandemi corona virua disiase 2019 (covid-19). Mereka mendapat bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) serta bantuan sosial sembako dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu).

Agus menuturkan, sebelum menetap di Desa Parbuluan 2 yang merupakan kampung halaman istrinya, Agus sempatemgadu nasib di kabupaten Karo sebagai buruh tani. (rud/ram)

GUBUK: Keluarga Agus Salim Sitompul dan istri, serta 4 anaknya diabadikan di lokasi gubuk sederhana.
GUBUK: Keluarga Agus Salim Sitompul dan istri, serta 4 anaknya diabadikan di lokasi gubuk sederhana.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Keluarga Agus Salim Sitompul (54) dan istri Kandance boru Situmorang rela tinggal di gubuk sederhana di Tombak Lumban Julu Dusun 1 Desa Parbuluan 2 Kecamatan Parbuluan kabupaten Dairi demi menyekolahkan 6 orang anaknya.

Agus, istri dan 4 anaknya sudah 5 tahun tinggal di gubuk yang terbuat dari tenda biru serta berlantai tanah ukuran 4 kali 5 meter, tanpa penerangan listrik dan banjir saat musim hujan.

“Bukan tidak mau rumah yang layak. Tetapi, demia pendidikan 6 oranga anak, biarlah tetap tinggal di tempat seperti ini,” ujar sang istri, Kandace Situmorang.

Agus mengatakan, penghasilan keluarganya dari bertani di lahan pinjaman milik keluarga istrinya seluas 1 hektare. Dan sering pula keduanya menjadi buruh tani dengan upah Rp60 ribu per hari di Parbuluan dan ke Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian Kabupaten Samosir.

Bagi pasangan ini, mata pencarian mereka bukan untuk ditukar ke harta benda, sebaliknya penghasilan mereka adalah pendidikan untuk anak-anaknya. Karena itu, keduanya rela banting tulang agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan hingga setinggi-tingginya. Dan berharap, agar nasib keenam anaknya tidak seperti kedua orangtuanya.

Agus maupun Kandance mengatakan, putri sulungnya Febryani Sitompul sedang menunggu wisuda dari Unimed. Putri keduanya, Desrin Natalia sekarang merantau di Surabaya.

Sementara putri ketiganya, June Trhee lulus jalur undangan ke USU. Putri keempatnya, Leni Riama naik ke kelas 12 di SMK swasta HKBP Sidikalang. Sedangkan 2 anak laki-lakinya, Veiman tahun ajaran baru ini mau masuk SMA. Dan putra bungsu, Sixwel Juplin saat ini kelas 5 SD.

“Kami mengharapkan uluran tangan para dermawan untuk membantu mendirikan tempat yang lebih layak untuk ditempati serta bantuan pertanian,” lanjutnya.

Agus mengaku, dimasa pandemi corona virua disiase 2019 (covid-19). Mereka mendapat bantuan langsung tunai dana desa (BLT-DD) serta bantuan sosial sembako dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu).

Agus menuturkan, sebelum menetap di Desa Parbuluan 2 yang merupakan kampung halaman istrinya, Agus sempatemgadu nasib di kabupaten Karo sebagai buruh tani. (rud/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/