Ratusan Rumah di Desa Piasaulu Terendam Banjir
KISARAN-Ratusan rumah warga di Dusun 1 sampai 6 Desa Piasaulu Kecamatan Tinggiraja Kabupaten Asahan terendam banjir, Senin (3/12). Banjir hingga setinggi lutut orang dewasa itu akibat luapan Sungai Piasa dan Sungai Asahan. Kondisi itu diperparah lagi jebolnya benteng penahan banjir di hulu Desa Piasaulu, sehingga air dengan leluasa mengalir ke enam dusun.
Banjir yang dimulai pada Minggu (25/11) kemarin itu, hingga berita ini diturunkan belum menunjukkan tanda-tanda surutnya air. Bahkan debit air kian banyak, setelah curah hujan yang cukup tinggi dalam beberapa hari ini.
Aktivitas warga lumpuh total akibat terjangan banjir ke enam dusun tersebut. Pihak pemerintah setempat hingga kini belum mengupayakan bantuan kepada warga yang menjadi korban banjir. Mislian (39) dan Rudi Sinurat (37) warga Dusun I Desa Piasaulu Kecamatan Tinggiraja kepada Metro Asahan (Grup Sumut Pos) mengatakan, sampai kini desa mereka masih digenangi air.
Masih dari keduanya, warga tidak dapat berbuat apa-apa untuk menanggulangi banjir tersebut. Warga terkendala peralatan yang tidak memadai. Warga hanya melakukan gotong royong memasukkan pasir kedalam goni untuk membuat benteng agar air tidak terlalu deras menggenangi desa mereka. “Namun upaya kami ini sia-sia, karena derasnya air yang terus terusan mengalir tidak mampu menghalau aliran air yang masuk,” katanya. Warga hingga kini masih terus mewaspada banjir susulan. Apabila air terus meninggi, mereka terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Kerugian yang dialami warga akibat banjir ini diperkirakan ratusan juta. Belum lagi gagal panen sawit dan tanaman palawija yang rusak total dihantam banjir. “Pihak penanggulangan bencana alam Kabupaten Asahan hingga kini tidak pernah nampak batang hidungnya,” keluh warga.
Secara terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBAD) Kabupaten Asahan Ir Mangara mengakui pihaknya belum ada memberi bantuan apa-apa kepada korban banjir di Desa Piasaulu Kecamatan Tinggiraja. Alasannya, karena BPBAD Asahan memiliki dana yang terbatas untuk memberikan bantuan.
Mangara menambahkan, persolaan di Desa Piasaulu ini sebenarnya berawal jebolnya benteng penahan banjir di hulu desa. Dengan peralatan serta personel terbatas, mereka tak berdaya melakukan bantuan. “Sebaiknya PU Daerah Kabupaten Asahan lah yang berperan di Desa Piasaulu itu, karena permasalahan awalnya akibat jebolnya benteng penahan banjir,” kilah Mengara.
Menurut Mangara, selain banjir di Desa Piasaulu, terjadi juga banjir di beberapa desa di Asahan seperti di Buntupane, Tinggiraja, Aekledong, Mandoge, dan longsor di Bandarpulau. Bukan itu saja, kata Mangara lagi, beberapa waktu lalu mereka juga mengevakuasi 35 kepala keluara (KK) di daerah Aekledong yang terjebak banjir dengan menggunakan perahu karet.
Banjir yang sedang dihadapi Asahan ini, kata Mangara, sudah tidak dapat ditanggulangi lagi. Mereka menyatakan Asahan mengalami banjir darurat. “Kami akan meminta bantuan dari Provinsi Sumatera Utara dan Pusat, karena saat ini BNPB Kabupaten Asahan telah memberikan bantuan dana sebelumnya, sehingga kami tidak punya daya lagi,” katanya. (smg)