TAPTENG, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 17 Jurnalis asal Labuhanbatu kembali menjajal spot pemancingan di perairan laut kabupaten Tapanuli Tengah, Minggu (1/12/2109). Sepekan sebelumnya, Minggu (23/11), para jurnalis juga melakukan aktivitas yang sama. Rute para jurnalis kali ini menuju Pulau Tungkus, Pulau Burung, dan Pulau Botot.
Lautan Tapanuli Tengah memiliki sejumlah destinasi wisata. Bentangan bibir pantainya punya panorama yang indah. Sejumlah spot-nya menjadi lokasi tujuan wisata. Bahkan, pada koordinat tertentu, perairannya memiliki potensi sebagai lokasi wisata mancing.
Para maniak mancing dapat memanfaatkan sejumlah spot untuk menjajal hobi mancingnya. Dalamnya Samudera Hindia di sana punya kandungan pelbagai jenis ikan yang sangat menarik untuk dipancing.
Sebanyak 17 jurnalis tersebut menggunakan perahu bermesin dua. Satu di antaranya berkekuatan 15 dan 25 GT. “Perahu ini menggunakan mesin 25 dan 15 PK,” kata Buyung, tekong perahu berlabel Dolphin itu.
Perahu berkapasitas penumpang 25 orang itu juga menyediakan sejumlah peralatan mancing bagi wisatawan yang ingin berolahraga memancing di lautan Tapteng. Rombongan jurnalis mesti membayar Rp1,8 juta sebagai biaya sewa perahu, agar dapat dimanfaatkan membelah riak gelombang Samudera Hindia menuju pulau Tungkus, Pulau Burung dan pulau Botot.
Tapteng memiliki sejumlah pulau. Di antaranya Pulau Mursala, Pulau Kalimantung, Pulau Poncan, Pulau Karang, Pulau Pane, Pulau Unggas, Pulau Sorkam, Talam, Sarudik, Tungkus, dan lainnya.
Butuh waktu sekira 60 menit menempuh perjalanan dari pantai Kalangan, Pandan, Tapteng ke pulau Tungkus. Di sini, anak buah kapal (ABK) melabuh jangkar ke dalam lautan agar perahu tak jauh terseret arus air. Para pemancing pun memanfaatkan momen tersebut dengan memasang alat pancing dan umpan yang disediakan.
Para jurnalis memilih umpan cumi-cumi, anak gembung, udang dan ikan Teri. Tentu saja, banyaknya stok ikan di dalam laut memberi peluang kepada rombongan untuk berulang kali strike mendapatkan beragam jenis ikan.
Di spot ini, rombongan mencoba menjajal ikan jenis giant travelly (GT). Jenis ikan yang punya sensasi ketika memancingnya. “Iya, memancing ikan GT punya sensasi,” kata Putra Hutagalung, seorang jurnalis lokal kepada Sumut Pos.
Ikan jenis ini, kata dia, hanya ditemui bermigrasi dari lautan dalam pada saat subuh hingga jam 10.00 waktu setempat. Atau jelang senja hari. “Biasanya saat pagi dan senja hari jenis ikan ini muncul,” tambahnya.
Ikan GT sangat menarik untuk sasaran pemancingan. Karena daya sentakan dan tarikannya sangat memacu adrenalin pemancing.
Selain jenis ikan itu, kata Putra, pemancing juga dapat memilih spot karang untuk memancing jenis ikan Kerapu, Ayam, Tompel, Jebung dan lainnya. “Kalau sekedar lepas hobi. Dapat memancing ikan di kawasan karang. Ragam jenisnya,” kata Putra.
Usai menjajal pancing di lautan Samudera Hindia, rombongan jurnalis menepi ke sebuah pulau berpantai pasir pantai putih. Penduduk lokal menyebutnya pulau Botot.
Pulau ini merupakan kawasan peristirahatan. Konon pula terdapat air terjun sebagai sumber air tawar. Maka tak heran, kawasan ini juga dijadikan lokasi tambak ikan.
Perahu rombongan menepi, setelah tekong memilih titik pendaratan. Di sini, rombongan melakukan kegiatan istirahat, salat dan makan (Ishoma).
Bibir pantai Samudera Hindia di Tapteng memiliki pasir pantai yang putih. Sangat menarik mengundang para wisatawan. Alhasil, pemanfaatan destinasi ini dipastikan mampu menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) Pemkab setempat. (fdh)