25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pembangkit Listrik Longsor, Karyawan Tewas

Proyek di Simalungun Kembali Makan Korban

RAYA-Tiga Karyawan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Bah Karai III Kariahan tewas tertimbun tanah longsor. Peristiwa itu terjadi Jumat (4/1) sekitar pukul 13.00 WIB di lokasi proyek tersebut.
Ketiga pekerja yang tewas tersebut di antaranya Abbas (50) warga Jakarta tercatat sebagai karyawan PT Global, Armedi Ginting (35) warga Medan tercatat sebagai karyawan PT Dewata, dan Fredi Hasugian (25) warga Medan karyawan PT Dewata. Sementara korban selamat yakni Sandro (25) warga Jalan Pancing Medan dan Efendi Bangun (24) warga Kecamatan Barus Kabupaten Karo.

Informasi yang dihimpun Metro Siantar (grup Sumut Pos), sebelum kejadian ketiga korban sedang istirahat berada di dekat alat berat yang berada di lokasi pembangun tempat turbin pembangkit listrik.
Seorang korban yakni Fredi sedang mengisi bahan bakar alat berat tersebut. Tiba-tiba tebing yang berada di dekat lokasi longsor. Longsoran tanah tersebut menimbun dua alat berat jenis excavator bersama dengan korban. Ketiga korban diduga tewas akibat terjebak di tanah longsoran karena tidak sempat menyelamatkan diri.

Pihak perusahaan langsung mencoba menolong ketiga korban. Karena timbunan tanah yang cukup banyak, pencarian korban dilakukan dengan menggunakan alat berat milik perusahaan. Usai ditemukan ketiga mayat korban langsung dibawa ke RSUD Tuan Rondahaim Pamatang Raya guna kepentingan visum dengan menggunakan mobil perusahaan. Akibat kejadian tersebut jalan menuju lokasi tertimbunnya korban tersebut tidak bisa dilalui karena jalan tertimbun tanah dan batang kayu.
Seorang pekerja yang tidak mau disebut namanya menuturkan sebelum tanah longsor dirinya dua kali mendengar suara seperti gemuruh. Dia sempat menduga suara tersebut merupakan suara gemuruh karena cuaca sudah mulai mendung. “Tiba-tiba tanah dari atas tebing itu longsor, melihat itu langsung saja aku kabur,” katanya.

Lebih lanjut kata pria berkulit hitam ini dia tidak begitu mengenal ketiga korban. “Aku hanya buruh bangunan di sini bang, lagian kami karyawannya di sini jumlahnya ratusan jadi mereka (korban) gak begitu kukenal,” katanya.
Pascakejadian, pihak perusahaan yakni PT Global tampak tertutup. Bahkan beberapa karyawan  ditanya tentang kronologis kejadian memilih bungkam. Kapolsek Raya AKP Sulaiman Simanjuntak bersama beberapa anggotanya kejadian menuturkan kejadian tersebut murni bencana alam. “Kalau dilihat memang lokasi itu rawan longsor, apalagi saat ini curah hujan cukup tinggi sehingga kondisi struktur tanah menjadi labil,” kata Sulaiman.
Beredar informasi jumlah pekerja yang tertimbun mencapai belasan orang. Namun, polisi baru mendapat kabar tiga korban telah ditemukan. “Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pekerja, korbannya memang tiga orang itu. Tapi, bisa saja jumlahnya lebih dari itu,” kata Sulaiman.

Sebelumnya, pada Senin 5 Desember 2011 lalu longsor juga memakan jiwa karyawan PLTMH. Tepatnya saat pembukaan akses jalan menuju proyek PLTMH yang berlokasi di Nagori Kariahan Usang Kecamatan Raya Kbupaten SImalungun. Korban tewas bernama Aken Purba (45), saat melakukan pengerjaan pembukaan akses jalan menuju Sungai Karai, tempat akan dibangunnya dua turbin. Aken merupakan penduduk setempat, berstatus pekerja harian dari oroyek yang dikerjakan PT Bersaudara Simalungun Energi (BSE).

Peritiwa ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, saat Aken bersama dua temannya Anto dan Jontri Alpen Purba, hendak mengangkut tanah menggunakan truk. Ketiganya punya tugas masing-masing, Anto sebagai sopir truk jenis dump truk, dan Jontri  pengawas para pekerja. Sedang korban memandu truk agar bisa mencapai lokasi yang tanahnya akan diangkut .

Saat tiba di lokasi pembukaan akses jalan, korban langsung turun untuk melihat keadaan. Sedangkan Anto dan Jontri masih berada dalam truk. Tiba-tiba terjadi longsor yang begitu cepat, dan korban masih sempat sempat menghindar dengan berlindung di sisi kanan bagian truk.

Namun longsoran tanah yang diyakini cukup banyak mamp menyeret truk sepanjang 10 meter. Sedangkan dua teman korban, masih berada dalam truk. Kejadian yang berlangsung 10 menit ini, langsung diketahui pekerja lainnya, lalu berupaya menyelamatkan ketiga korban. Karena timbunan tanah longsor cukup tebal, para pekerja harus menggunakan alat berat berupa excavator. Dalam tempo setengah jam, upaya evakuasi membuahkan hasil, dimana truk berhasil ditarik hingga menyelamatkan Jontri dan Anton. (hot/smg/bbs)

Proyek di Simalungun Kembali Makan Korban

RAYA-Tiga Karyawan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Bah Karai III Kariahan tewas tertimbun tanah longsor. Peristiwa itu terjadi Jumat (4/1) sekitar pukul 13.00 WIB di lokasi proyek tersebut.
Ketiga pekerja yang tewas tersebut di antaranya Abbas (50) warga Jakarta tercatat sebagai karyawan PT Global, Armedi Ginting (35) warga Medan tercatat sebagai karyawan PT Dewata, dan Fredi Hasugian (25) warga Medan karyawan PT Dewata. Sementara korban selamat yakni Sandro (25) warga Jalan Pancing Medan dan Efendi Bangun (24) warga Kecamatan Barus Kabupaten Karo.

Informasi yang dihimpun Metro Siantar (grup Sumut Pos), sebelum kejadian ketiga korban sedang istirahat berada di dekat alat berat yang berada di lokasi pembangun tempat turbin pembangkit listrik.
Seorang korban yakni Fredi sedang mengisi bahan bakar alat berat tersebut. Tiba-tiba tebing yang berada di dekat lokasi longsor. Longsoran tanah tersebut menimbun dua alat berat jenis excavator bersama dengan korban. Ketiga korban diduga tewas akibat terjebak di tanah longsoran karena tidak sempat menyelamatkan diri.

Pihak perusahaan langsung mencoba menolong ketiga korban. Karena timbunan tanah yang cukup banyak, pencarian korban dilakukan dengan menggunakan alat berat milik perusahaan. Usai ditemukan ketiga mayat korban langsung dibawa ke RSUD Tuan Rondahaim Pamatang Raya guna kepentingan visum dengan menggunakan mobil perusahaan. Akibat kejadian tersebut jalan menuju lokasi tertimbunnya korban tersebut tidak bisa dilalui karena jalan tertimbun tanah dan batang kayu.
Seorang pekerja yang tidak mau disebut namanya menuturkan sebelum tanah longsor dirinya dua kali mendengar suara seperti gemuruh. Dia sempat menduga suara tersebut merupakan suara gemuruh karena cuaca sudah mulai mendung. “Tiba-tiba tanah dari atas tebing itu longsor, melihat itu langsung saja aku kabur,” katanya.

Lebih lanjut kata pria berkulit hitam ini dia tidak begitu mengenal ketiga korban. “Aku hanya buruh bangunan di sini bang, lagian kami karyawannya di sini jumlahnya ratusan jadi mereka (korban) gak begitu kukenal,” katanya.
Pascakejadian, pihak perusahaan yakni PT Global tampak tertutup. Bahkan beberapa karyawan  ditanya tentang kronologis kejadian memilih bungkam. Kapolsek Raya AKP Sulaiman Simanjuntak bersama beberapa anggotanya kejadian menuturkan kejadian tersebut murni bencana alam. “Kalau dilihat memang lokasi itu rawan longsor, apalagi saat ini curah hujan cukup tinggi sehingga kondisi struktur tanah menjadi labil,” kata Sulaiman.
Beredar informasi jumlah pekerja yang tertimbun mencapai belasan orang. Namun, polisi baru mendapat kabar tiga korban telah ditemukan. “Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pekerja, korbannya memang tiga orang itu. Tapi, bisa saja jumlahnya lebih dari itu,” kata Sulaiman.

Sebelumnya, pada Senin 5 Desember 2011 lalu longsor juga memakan jiwa karyawan PLTMH. Tepatnya saat pembukaan akses jalan menuju proyek PLTMH yang berlokasi di Nagori Kariahan Usang Kecamatan Raya Kbupaten SImalungun. Korban tewas bernama Aken Purba (45), saat melakukan pengerjaan pembukaan akses jalan menuju Sungai Karai, tempat akan dibangunnya dua turbin. Aken merupakan penduduk setempat, berstatus pekerja harian dari oroyek yang dikerjakan PT Bersaudara Simalungun Energi (BSE).

Peritiwa ini terjadi sekitar pukul 10.30 WIB, saat Aken bersama dua temannya Anto dan Jontri Alpen Purba, hendak mengangkut tanah menggunakan truk. Ketiganya punya tugas masing-masing, Anto sebagai sopir truk jenis dump truk, dan Jontri  pengawas para pekerja. Sedang korban memandu truk agar bisa mencapai lokasi yang tanahnya akan diangkut .

Saat tiba di lokasi pembukaan akses jalan, korban langsung turun untuk melihat keadaan. Sedangkan Anto dan Jontri masih berada dalam truk. Tiba-tiba terjadi longsor yang begitu cepat, dan korban masih sempat sempat menghindar dengan berlindung di sisi kanan bagian truk.

Namun longsoran tanah yang diyakini cukup banyak mamp menyeret truk sepanjang 10 meter. Sedangkan dua teman korban, masih berada dalam truk. Kejadian yang berlangsung 10 menit ini, langsung diketahui pekerja lainnya, lalu berupaya menyelamatkan ketiga korban. Karena timbunan tanah longsor cukup tebal, para pekerja harus menggunakan alat berat berupa excavator. Dalam tempo setengah jam, upaya evakuasi membuahkan hasil, dimana truk berhasil ditarik hingga menyelamatkan Jontri dan Anton. (hot/smg/bbs)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/