HINAI, SUMUTPOS.CO – Seratusan warga terlihat kecewa dengan kinerja petugas Polsek Hinai, Langkat dalam mengungkap kasus terbunuhnya Jul Hijjah (18), siswi Kelas III SMK Sri Langkat Tanjung Pura. Karena kesal, gerombolan masyarakat itu memilih menyerbu kantor polisi tersebut.
Aksi solidaritas masyarakat itu berlangsung, Minggu (4/1) sekitar pukul 15.00 wib. Warga mendatangi markas polisi di Hinai itu dengan mengendarai tiga unit mobil pick up. Seratusan massa baik wanita dan pria ini langsung menyerbu masuk ke halaman Polsek Hinia. Beberapa warga juga tampak membawa kertas karton berisi tuntutan agar pihak kepolisan segera mengamankan dan menghukum pelaku pembunuhan secepatnya.
Kedatangan warga sempat membuat arus lalu lintas menjadi macat. Personel kepolisian hingga terlihat sibuk mengatur jalan dan berusaha menenangkan warga. Termaksud Kapolsek Hinai AKP Andrean Manalu, sibuk menenangkan warga pendemo.
Meski aksi berjalan damai dan warga menyampaikan aspirasi dengan duduk di halaman Polsek. Namun warga berjanji akan mengelar aksi serupa. Bahkan warga berjanji akan berkemah di halaman Polsek Hinai, sampai pelaku pembunuhan berhasil diamankan.
Beberapa jam di Polsek Hinai, beberapa warga akhirnya memilih membubarkan diri setelah Kapolres Langkat, AKBP Dwi Asmoro SIK MH turun langsung menenangkan warga. Orang nomor satu di Polres Langkat itu berjanji akan berusaha sesegera mungkin mengamankan pelaku.
Bahkan dirinya mengakui, kasus pembunuhan tersebut akan ditarik ke Polres Langkat. Setelah beberapa hari berjalan pelaku pembunuhan ini belum juga berhasil diamakan pihak kepolisian Polsek Hinai.
“Sejauh ini kasusnya masih dalam proses penyidikan. Belum ada tersangka yang kita amankan, kita masih terus melakukan pendalaman terkait kasus ini. Dan kasusnya sendiri akan kita tarik dari Polsek Hinai ke Polres Langkat,” tegas Kapolres Langkat.
Suharti (45), salah satu keluarga yang menggelar aksi demo mengaku sangat kecewa dengan kinerja petugas kepolisian. Sebab, sejauh ini pihak kepolisian belum juga berhasil mengamakan pelaku pembunuh dan pemerkosaan yang menimpa keluarganya. “Masa sampai sekarang belum juga berhasil diamankan pelaku,” celoteh wanita berambut pendek ini.
Dirinya dan beberapa keluarga pun menilai kasus pembunuhan ini seakan dibiar-biarkan tanpa ada penyelesaian dan kelanjutan kasus. “Nggak tahu kami, soalnya sejauh ini polisi belum ada mengatakan kalau mengamankan pelaku. Polisi terkesan diam saja dalam menangani kasus ini,” terangnya.
Sekedar diketahui, kasus pembunuhan anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Siti Hawa dan Arsat, itu terungkap dari temuan mayat wanita di perkebunan kelapa sawit PT Nusantara Kepong Afdeling I, Blok D, Desa Tamaran, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat, Kamis (18/12) lalu.
Selanjutnya jasad dibawa ke rumah sakit Pirngadi Medan sebelum akhirnya dikebumikan di rumah duka di Dusun II, Desa Pekubuhan, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.
Warga disana mengaku kalau malam sebelum kejadian korban sempat dijemput oleh seoraang pria mengendarai kereta jenis metik. Sementara satu jam sebelum putus kontak, teman korban yang sempat bertelpon dengan korban menyebutkan, kalau korban mengaku kalau tengah bersama pacarnya.
Sayangnya sehabis hubungan telepon tersebut selular korban sudah tidak bisa lagi dihubungi dan keesokan harinya ditemukan tewas dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. (bam/bd)