32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kompleks Pasar Dipo Kisaran Kebakaran

KISARAN- Sedikitnya 500 kios di Pasar Inpres Kota Kisaran, Sabtu (4/2) pagi, musnah dilalap si jago merah.

Kepanikan dan histeria terlihat saat ratusan pedagang berusaha menyelamatkan barang dagangan mereka. Para pedagang saling berebut hingga membuat aparat kepolisian kewalahan untuk mengamankan barangbarang milik mereka.

Percikan api pertama kali terlihat dari kios yang berada di tengah pasar. Kencangnya tiupan angin dan banyaknya bahan mudah terbakar membuat api kian membesar hingga meluluhlantakkan ratusan kios lainnya.

Puluhan unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Delapan jam kemudian api baru bisa dipadamkan Dugaan sementara api berasal dari hubungan pendek arus listrik dari salah satu kios.

Di lokasi kejadian, para pedagang menerangkan api kali pertama terlihat dari bagian tengah komplek pasar. Hanya saja belum diketahui secara jelas sumber api.

“Ketepatan kami mau buka pajak. Karena masih pagi sekali, kami berniat cari sarapan dulu di dekat sekolah Dipo. Pas lewat naik motor, aku lihat api sudah membesar, arahnya dari tengah itu,” tukas Parmin, seorang pekerja di pasar sembari mengacungkan telunjuk ke bagian tengah pasar yang dilalap si jago merah. Setelah melihat api membakar kios, dalam hitungan menit ribuan warga dan pedagang langsung memadati ruas jalan yang mengeliling pasar di inti Kota Kisaran itu.

Para pedagang yang panik, sembari menangis terus mengguman dan mengumpat. Bahkan ada yang menyebutkan pasar sengaja dibakar untuk kepentingan oknum tertentu.

Salah seorang saksi mata, Indra mengatakan api pertama kali terlihat menyala dari salah satu kios di bagian tengah pasar. Kemudian api merambat ke ratusan kios penjual bahan kain, pakaian dan sembako.

“Tidak tahu pasti api dari kios milik siapa. Tetapi api terlihat pertama kali dari kios di bagian tengah pasar,” kata Indra di Kisaran yang berjarak sekitar 160 kilometer dari Medan, ibukota Sumut. Pemilik kios dan warga sekitar sempat berupaya memadamkan api, namun api terus menjalar ke kios lain. Sementara mobil petugas pemadam kebakaran belum tiba setelah 30 menit setelah api terlihat membesar. Akibatnya, ratusan kios tinggal puing. Sebagian besar pemilik kios tidak sempat menyelamatkan dagangannya.

Selain menghanguskan ratusan kios, enam unit mobil yang parkir di kawasan pasar ikut terbakar.

Untuk memadamkan api, Pemkab Asahan mengerahkan sedikitnya 6 unit mobil pemadam kebakaran, satu unit di antaranya terpaksa didatangkan dari Kota Tanjung Balai, sekitar 26 kilometer dari lokasi kebakaran.

Sementara itu, kelambanan dan minimnya pengetahuan petugas Pemadam Kebakaran soal teknis penanganan kebakaran membuat dua ruko yang bersebelahan dengan Pasar Dipo ikut terbakar. Bagus Mulyadi, salah seorang warga yang sejak pagi buta menyaksikan peristiwa kebakaran menilai, para petugas damkar tidak paham cara memadamkan api. “Kalau petugas profesional dan paham pasti api tak menjalar ke mana-mana hingga menghanguskan dua ruko,” sesalnya. David Simatupang, pemilik kios yang terbakar mengaku amat terkejut saat dihubungi rekannya sesama pedagang.

Pengurus Persatuan Pedagang Pajak Inpres Kisaran (P3IP) H Zulhit Nainggolan ketika ditemui menuturkan, pihaknya mencurigai kebakaran adanya unsur kesengajaan.

Pasalnya beberapa waktu lalu pihak Pemkab Asahan melalui Dinas Tata Kota meminta dukungan untuk pembangunan pajak. Sebagian pedagang ada yang menandatangani, tapi sebagian lagi menolak. P3IP sendiri mendukung rencana pembangunan pasar menjadi permanen.

Zulhit mengaku heran atas sikap Pemkab Asahan, sebab keberadaan P3IP dikesampingkan.

Padahal, P3IP memiliki badan hukum. “Mengapa mereka sepertinya tidak mengakui keberadaan kami?” tanya Zulhit. (ing/sus/sht/smg)

 

Tuhan, Tolong Kami…

Wadidjah histeris. Wanita paruh baya ini tak kuasa menahan kesedihannya. Bahkan, ia sempat nekat hendak menerobos kobaran api yang membakar kompleks Pajak Dipo Kisaran. Untungnya, aksi nekat wanita ini dihalang pedagang lainnya.

”TUHAN tolongkami….Kemana lagi kami mau cari makan, Tuhan” Kenapa begitu berat cobaan ini” Allahu Akbar, Allahu Akbar!” teriak wanita beruban ini.

“Istigfar Kak, istigfar. Ini cobaan,” kata rekan-rekannya sesama pedagang.

Fatmi, rekan Wadidjah, kepada METRO menjelaskan, Ijah begitu terpukul dengan musibah tersebut. Pasalnya, kios tempat dia sehari-hari berdagang sembako untuk menghidupi anakanaknya hangus terbakar. Kata mereka, tak ada barang dagangan milik wanita itu sempat diselamatkan. Soalnya posisi kiosnya berada di tengah pasar, sehingga sulit dimasuki karena besarnya kobaran api.

“Habis semua,” tukasnya.

Dijelaskan pula, Ijah adalah janda dengan empat anak yang sehari-hari menggantungkan hidup keluarganya dari hasil berdagang di pasar tersebut.

Tak hanya Ijah, keluarga Nasution juga mengalami hal sama. Pedagang rempah-rempah ini terkulai lemas di emperan toko milik warga di Jalan Listrik. Nasution hanya bisa menatap dari kejauhan api terus membesar dan menghanguskan dua unit kios milik mereka.

Saat dicoba diwawancara, keluarga ini belum bisa memberikan jawaban karena masih shock.

“Udah dulu ya, maklumlah orang lagi kena musibah. Kasihan mereka. Padahal mereka lagi butuh uang, anaknya ada yang mau wisuda tahun ini,” tukas seorang wanita muda, yang tampak setia berada di dekat keluarga ini.

Pedagang lain, Muhammad Hudian alias Dian, warga Kelurahan Siumbutumbut, Kisaran Timur, mengaku hanya bisa pasrah. Pemilik dua unit kios yang selama ini digunakan istrinya berjulan kain, saat ditemui di lokasi kebakaran, tampak sedih. Kios dan seluruh barang dagangannya dilalap si jago merah.

“Saya nggak tau mau bilang apa. Saya pasrah aja lah. Padahal kios ini yang membantu perekonomian keluarga, termasuk menyekolahkan anak. Begitupun, saya harap Pemkab Asahan memberikan bantuan agar saya dan keluarga tertolong,” katanya dengan suara parau sambil memandangi kiosnya yang tinggal puingpuing.

Dian mengaku mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

“Saya juga sudah bingung, bagaimana ini nantinya?” tanyanya sedih.

Hal yang sama diutarakan Linda, pemilik kios yang terbakar. Hingga tadi siang pukul 11.00 WIB, api belum bisa dipadamkan. (ing/van)

KISARAN- Sedikitnya 500 kios di Pasar Inpres Kota Kisaran, Sabtu (4/2) pagi, musnah dilalap si jago merah.

Kepanikan dan histeria terlihat saat ratusan pedagang berusaha menyelamatkan barang dagangan mereka. Para pedagang saling berebut hingga membuat aparat kepolisian kewalahan untuk mengamankan barangbarang milik mereka.

Percikan api pertama kali terlihat dari kios yang berada di tengah pasar. Kencangnya tiupan angin dan banyaknya bahan mudah terbakar membuat api kian membesar hingga meluluhlantakkan ratusan kios lainnya.

Puluhan unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api. Delapan jam kemudian api baru bisa dipadamkan Dugaan sementara api berasal dari hubungan pendek arus listrik dari salah satu kios.

Di lokasi kejadian, para pedagang menerangkan api kali pertama terlihat dari bagian tengah komplek pasar. Hanya saja belum diketahui secara jelas sumber api.

“Ketepatan kami mau buka pajak. Karena masih pagi sekali, kami berniat cari sarapan dulu di dekat sekolah Dipo. Pas lewat naik motor, aku lihat api sudah membesar, arahnya dari tengah itu,” tukas Parmin, seorang pekerja di pasar sembari mengacungkan telunjuk ke bagian tengah pasar yang dilalap si jago merah. Setelah melihat api membakar kios, dalam hitungan menit ribuan warga dan pedagang langsung memadati ruas jalan yang mengeliling pasar di inti Kota Kisaran itu.

Para pedagang yang panik, sembari menangis terus mengguman dan mengumpat. Bahkan ada yang menyebutkan pasar sengaja dibakar untuk kepentingan oknum tertentu.

Salah seorang saksi mata, Indra mengatakan api pertama kali terlihat menyala dari salah satu kios di bagian tengah pasar. Kemudian api merambat ke ratusan kios penjual bahan kain, pakaian dan sembako.

“Tidak tahu pasti api dari kios milik siapa. Tetapi api terlihat pertama kali dari kios di bagian tengah pasar,” kata Indra di Kisaran yang berjarak sekitar 160 kilometer dari Medan, ibukota Sumut. Pemilik kios dan warga sekitar sempat berupaya memadamkan api, namun api terus menjalar ke kios lain. Sementara mobil petugas pemadam kebakaran belum tiba setelah 30 menit setelah api terlihat membesar. Akibatnya, ratusan kios tinggal puing. Sebagian besar pemilik kios tidak sempat menyelamatkan dagangannya.

Selain menghanguskan ratusan kios, enam unit mobil yang parkir di kawasan pasar ikut terbakar.

Untuk memadamkan api, Pemkab Asahan mengerahkan sedikitnya 6 unit mobil pemadam kebakaran, satu unit di antaranya terpaksa didatangkan dari Kota Tanjung Balai, sekitar 26 kilometer dari lokasi kebakaran.

Sementara itu, kelambanan dan minimnya pengetahuan petugas Pemadam Kebakaran soal teknis penanganan kebakaran membuat dua ruko yang bersebelahan dengan Pasar Dipo ikut terbakar. Bagus Mulyadi, salah seorang warga yang sejak pagi buta menyaksikan peristiwa kebakaran menilai, para petugas damkar tidak paham cara memadamkan api. “Kalau petugas profesional dan paham pasti api tak menjalar ke mana-mana hingga menghanguskan dua ruko,” sesalnya. David Simatupang, pemilik kios yang terbakar mengaku amat terkejut saat dihubungi rekannya sesama pedagang.

Pengurus Persatuan Pedagang Pajak Inpres Kisaran (P3IP) H Zulhit Nainggolan ketika ditemui menuturkan, pihaknya mencurigai kebakaran adanya unsur kesengajaan.

Pasalnya beberapa waktu lalu pihak Pemkab Asahan melalui Dinas Tata Kota meminta dukungan untuk pembangunan pajak. Sebagian pedagang ada yang menandatangani, tapi sebagian lagi menolak. P3IP sendiri mendukung rencana pembangunan pasar menjadi permanen.

Zulhit mengaku heran atas sikap Pemkab Asahan, sebab keberadaan P3IP dikesampingkan.

Padahal, P3IP memiliki badan hukum. “Mengapa mereka sepertinya tidak mengakui keberadaan kami?” tanya Zulhit. (ing/sus/sht/smg)

 

Tuhan, Tolong Kami…

Wadidjah histeris. Wanita paruh baya ini tak kuasa menahan kesedihannya. Bahkan, ia sempat nekat hendak menerobos kobaran api yang membakar kompleks Pajak Dipo Kisaran. Untungnya, aksi nekat wanita ini dihalang pedagang lainnya.

”TUHAN tolongkami….Kemana lagi kami mau cari makan, Tuhan” Kenapa begitu berat cobaan ini” Allahu Akbar, Allahu Akbar!” teriak wanita beruban ini.

“Istigfar Kak, istigfar. Ini cobaan,” kata rekan-rekannya sesama pedagang.

Fatmi, rekan Wadidjah, kepada METRO menjelaskan, Ijah begitu terpukul dengan musibah tersebut. Pasalnya, kios tempat dia sehari-hari berdagang sembako untuk menghidupi anakanaknya hangus terbakar. Kata mereka, tak ada barang dagangan milik wanita itu sempat diselamatkan. Soalnya posisi kiosnya berada di tengah pasar, sehingga sulit dimasuki karena besarnya kobaran api.

“Habis semua,” tukasnya.

Dijelaskan pula, Ijah adalah janda dengan empat anak yang sehari-hari menggantungkan hidup keluarganya dari hasil berdagang di pasar tersebut.

Tak hanya Ijah, keluarga Nasution juga mengalami hal sama. Pedagang rempah-rempah ini terkulai lemas di emperan toko milik warga di Jalan Listrik. Nasution hanya bisa menatap dari kejauhan api terus membesar dan menghanguskan dua unit kios milik mereka.

Saat dicoba diwawancara, keluarga ini belum bisa memberikan jawaban karena masih shock.

“Udah dulu ya, maklumlah orang lagi kena musibah. Kasihan mereka. Padahal mereka lagi butuh uang, anaknya ada yang mau wisuda tahun ini,” tukas seorang wanita muda, yang tampak setia berada di dekat keluarga ini.

Pedagang lain, Muhammad Hudian alias Dian, warga Kelurahan Siumbutumbut, Kisaran Timur, mengaku hanya bisa pasrah. Pemilik dua unit kios yang selama ini digunakan istrinya berjulan kain, saat ditemui di lokasi kebakaran, tampak sedih. Kios dan seluruh barang dagangannya dilalap si jago merah.

“Saya nggak tau mau bilang apa. Saya pasrah aja lah. Padahal kios ini yang membantu perekonomian keluarga, termasuk menyekolahkan anak. Begitupun, saya harap Pemkab Asahan memberikan bantuan agar saya dan keluarga tertolong,” katanya dengan suara parau sambil memandangi kiosnya yang tinggal puingpuing.

Dian mengaku mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

“Saya juga sudah bingung, bagaimana ini nantinya?” tanyanya sedih.

Hal yang sama diutarakan Linda, pemilik kios yang terbakar. Hingga tadi siang pukul 11.00 WIB, api belum bisa dipadamkan. (ing/van)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/