SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Tak tahan mendapat intimidasi gurunya, Adallah Amelia Nasution, siswi Kelas 3 SMK Negeri 3 Kota Psp nekat bunuh diri dengan meminum rondap (racun rumput,red).
Warga yang mengetahui kenekatan siswi Jurusan Busana itu segera bereaksi dan melarikannya ke RSUD Psp. Beruntung, pihak medis berhasil menyelamatkan nyawanya.
Ahda Yanuar Nasution (46), ayah korban menyebut upaya bunuh diri terjadi pada Sabtu (2/3) lalu. Waktu itu, dia mendapat kabar saat bekerja di Sibuhuan, Padanglawas.
“Karena mendapat kabar itu, saya pun langsung pulang. Dan saya melihat anak saya sudah di rumah sakit,” ucap warga Batang Bahal, Psp Batunadua, Kota Psp ini, Selasa (4/4).
Dijelaskan, Amel meminum rondap di belakang masjid sekira 100 meter dari rumah mereka. “Racun dibeli dari warung,” ujarnya. Begitu Amel mulai baikan, dia lantas menanyakan alasan aksi bodoh tersebut.
Dan pengakuan Amel, dirinya stres usai mendapat ancaman penjara dari gurunya. “Amel tidak sendiri. Dua temannya juga diancam dipenjarakan,” ungkapnya.
“Sedih saya lihat anak saya sekarang. Akibat kejadian ini, nggak ujian dia. Padahal saat ini sedang ujian,” ungkapnya dan mendatangi Kantor Perlindungan Perempuan dan Anak Yayasan Burangir untuk mendapat bantuan hukum atas masalah putrinya.
SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Tak tahan mendapat intimidasi gurunya, Adallah Amelia Nasution, siswi Kelas 3 SMK Negeri 3 Kota Psp nekat bunuh diri dengan meminum rondap (racun rumput,red).
Warga yang mengetahui kenekatan siswi Jurusan Busana itu segera bereaksi dan melarikannya ke RSUD Psp. Beruntung, pihak medis berhasil menyelamatkan nyawanya.
Ahda Yanuar Nasution (46), ayah korban menyebut upaya bunuh diri terjadi pada Sabtu (2/3) lalu. Waktu itu, dia mendapat kabar saat bekerja di Sibuhuan, Padanglawas.
“Karena mendapat kabar itu, saya pun langsung pulang. Dan saya melihat anak saya sudah di rumah sakit,” ucap warga Batang Bahal, Psp Batunadua, Kota Psp ini, Selasa (4/4).
Dijelaskan, Amel meminum rondap di belakang masjid sekira 100 meter dari rumah mereka. “Racun dibeli dari warung,” ujarnya. Begitu Amel mulai baikan, dia lantas menanyakan alasan aksi bodoh tersebut.
Dan pengakuan Amel, dirinya stres usai mendapat ancaman penjara dari gurunya. “Amel tidak sendiri. Dua temannya juga diancam dipenjarakan,” ungkapnya.
“Sedih saya lihat anak saya sekarang. Akibat kejadian ini, nggak ujian dia. Padahal saat ini sedang ujian,” ungkapnya dan mendatangi Kantor Perlindungan Perempuan dan Anak Yayasan Burangir untuk mendapat bantuan hukum atas masalah putrinya.