25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Relawan PMI Binjai Ditengah Penanganan Covid-19, Tak Gentar Kendati Risiko Kematian

BERADA DI POSKO: Indra Praja (tengah) relawan kemanusiaan dari PMI Binjai saat berada di Posko Covid-19, Dinkes Kota Binjai.
Tedi akbar/sumut pos

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beragam organisasi kemanusiaan turun bahu membahu dalam penanganan Pandemi Virus Corona atau Covid-19. Indra Praja, satu di antara relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) di Kota Binjai.

Dia mengajak seluruh elemen masyarakat bersama perangi dan mencegah penyebaran Virus Corona tersebut. PMI memiliki struktur sampai pusat.

Tentu sudah memiliki standar operasi prosedur dalam menjalankan misi kemanusiaan ini. Mereka tergabung dalam Satgas Gugus Pencegahan dan Penyebaran Covid-19. Hati Indra tentu terpanggil melihat kondisi demikian. “Karena ini merupakan bencana non alam yang harus ditangani bersama. Terkhusus juga orang yang ahli bidang kesehatan dan pengobatan,” kata Indra saat berbincang santai dengan Sumut Pos, Minggu (5/4). Fungsi PMI terbatas dalam hal ini. Meski demikian, Indra bersama relawan PMI Kota Binjai lainnya bangga menjalankan misi kemanusiaan tersebut.

“Terlihat wajah adik-adik sukarelawan muda yang kami latih beberapa bulan lalu yang siap dan siaga dalam tugas kemanusiaan,” kata dia. Secara pribadi, ini bukan hal pertama bagi Indra dalam menjalankan misi kemanusiaan. Namun, kali ini berbeda.

Soalnya, Pandemi Virus Corona yang tak terlihat ini terus mengancam. Risiko kematian akibat virus ini juga tinggi. Karenanya, kesempatan ini sebagai sukarelawan tentu pasti nurani terpanggil. “Saya pernah juga terlibat sebagai sukarelawan dalam pencegahan wabah sebelumnya. Saat itu, pencegahan virus H5N1 atau dikenal dengan flu burung,” kaya dia.

“Tapi kali ini berbeda. Saat itu telah ada obat secara khusus untuk penangkal/anti bodi untuk pengobatanya. Bersama sukarelawan lainya melakukan promosi kebersihan,” sambung dia.

“Tahun 2003 waktu banjir bandang Bahorok, tahun 2004 gempa dan tsunami aceh, tahun 2005 gempa Nias, tahun 2009 gempa Padang, tahun 2018 gempa Lombok dan tahun yang gempa dan tsunami di Palu. Saat itu saya menjadi relawan,” kenang Indra.

Menjaga stamina dalam misi kemanusiaan merupakan tugas penting. Agar tetap bugar dan sehat.

Seperti menjaga pola makan salah satunya. “Maklum virus Covid 19 akan lebih beringas ketika imum tubuh kita dalam keadaan tidak baik,” kata dia.

Tak lupa, dia juga mengapresiasi gerak cepat Wali Kota Binjai, HM Idaham. Orang nomor satu di Pemko Binjai itu langsung mendirikan Posko Siaga Bencana Non Alam Penanggulangan Covid-19, dalam upaya pencegahan penyebaran wabah yang mengancam kelangsungan kehidupan manusia.

“Pak wali terus stand by sampai larut malam melakukan pengawasannya. Sigapnya Pak Wali karena dalam hitungan jam, struktur posko terbentuk sampai kelurahan. Pelayanan terlihat seperti adanya meja layanan, call center, website menyediakan informasi dan aduan serta penyediaan rumah sementara untuk mereka yang ODP,” kata dia. (ted/azw)

Dia membayangkan, cepatnya grafik peningkatan status dari mereka yang ODP karena dengan kontak langsung dari seseorang. “Ya ada rasa ciut hati ini jika ada ODP meningkat statusnya, begitu mudah dan cepat. Saya membayangkan jika orang yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri tak melapor. Menurut saya, jika melapor itu baik,” kata dia.

Dia mengingatkan agar masyarakat dapat menjalankan seruan pemerintah untuk menahan diri tidak keluar rumah. Jika tak memiliki hal penting.

“Kalau ada yang tidak mengikuti anjuran pemerintah itu, dalam hati saya berontak sambil beristigfar. Bahwa Allah SWT merupakan maha esa. Karena ini, saya berserah diri saja agar dapat dilindungi dari ancaman dan berikan kami kekuatan kepada Satgas Pencegahan,” kata dia.

“Patuhilah imbauan pemerintah sebelum jadi kacau. Bantu kami dengan semuanya agar dapat berdiam diri secara mandiri,” ujar dia.

Kepada seluruh relawan kemanusiaan yang bertugas dalam mencegah penyebaran Virus Corona, dia berpesan agar dapat saling mengingatkan satu sama lain untuk memakai alat pelindung diri saat bertugas dan pada situasi tertentu. Jaga kebersihan tubuh terutama tangan dan mulut.

“Perhatikan SOP yang ada, istirahat yang cukup walau terkadang terganggu oleh situasi dan perbanyak minum air putih,” serunya.

Sejumlah aksi penyemprotan disinfektan sudah dilakukan. Selain itu, relawan juga sudah mengajak, menyerukan dan mengimbau agar masyarakat dapat secara mandiri melakukan penyemprotan dengan menggunakan kimia yang biasa dipakai dalam rumah tangga.

“Kalau untuk pembuatan disinfektan tak perlu mencapur banyak bahan (menyampur banyak merek) cukup satu saja. Contoh, merek dagang Bayclin (sejenis pemutih baju) cukup 2 sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air, kalau untuk jenis kimia pengepel lantai itu satu tutup botol dilarutkan dalam 3 liter air,” pungkasnya.

Dari Posko Covid-19, dilaporkan jumlah ODP sebanyak 526. Dari jumlah itu, sebanyak 409 yang berstatus dalam pemantauan. Sisanya, sudah selesai pemantauan. (ted/azw)

BERADA DI POSKO: Indra Praja (tengah) relawan kemanusiaan dari PMI Binjai saat berada di Posko Covid-19, Dinkes Kota Binjai.
Tedi akbar/sumut pos

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beragam organisasi kemanusiaan turun bahu membahu dalam penanganan Pandemi Virus Corona atau Covid-19. Indra Praja, satu di antara relawan dari Palang Merah Indonesia (PMI) di Kota Binjai.

Dia mengajak seluruh elemen masyarakat bersama perangi dan mencegah penyebaran Virus Corona tersebut. PMI memiliki struktur sampai pusat.

Tentu sudah memiliki standar operasi prosedur dalam menjalankan misi kemanusiaan ini. Mereka tergabung dalam Satgas Gugus Pencegahan dan Penyebaran Covid-19. Hati Indra tentu terpanggil melihat kondisi demikian. “Karena ini merupakan bencana non alam yang harus ditangani bersama. Terkhusus juga orang yang ahli bidang kesehatan dan pengobatan,” kata Indra saat berbincang santai dengan Sumut Pos, Minggu (5/4). Fungsi PMI terbatas dalam hal ini. Meski demikian, Indra bersama relawan PMI Kota Binjai lainnya bangga menjalankan misi kemanusiaan tersebut.

“Terlihat wajah adik-adik sukarelawan muda yang kami latih beberapa bulan lalu yang siap dan siaga dalam tugas kemanusiaan,” kata dia. Secara pribadi, ini bukan hal pertama bagi Indra dalam menjalankan misi kemanusiaan. Namun, kali ini berbeda.

Soalnya, Pandemi Virus Corona yang tak terlihat ini terus mengancam. Risiko kematian akibat virus ini juga tinggi. Karenanya, kesempatan ini sebagai sukarelawan tentu pasti nurani terpanggil. “Saya pernah juga terlibat sebagai sukarelawan dalam pencegahan wabah sebelumnya. Saat itu, pencegahan virus H5N1 atau dikenal dengan flu burung,” kaya dia.

“Tapi kali ini berbeda. Saat itu telah ada obat secara khusus untuk penangkal/anti bodi untuk pengobatanya. Bersama sukarelawan lainya melakukan promosi kebersihan,” sambung dia.

“Tahun 2003 waktu banjir bandang Bahorok, tahun 2004 gempa dan tsunami aceh, tahun 2005 gempa Nias, tahun 2009 gempa Padang, tahun 2018 gempa Lombok dan tahun yang gempa dan tsunami di Palu. Saat itu saya menjadi relawan,” kenang Indra.

Menjaga stamina dalam misi kemanusiaan merupakan tugas penting. Agar tetap bugar dan sehat.

Seperti menjaga pola makan salah satunya. “Maklum virus Covid 19 akan lebih beringas ketika imum tubuh kita dalam keadaan tidak baik,” kata dia.

Tak lupa, dia juga mengapresiasi gerak cepat Wali Kota Binjai, HM Idaham. Orang nomor satu di Pemko Binjai itu langsung mendirikan Posko Siaga Bencana Non Alam Penanggulangan Covid-19, dalam upaya pencegahan penyebaran wabah yang mengancam kelangsungan kehidupan manusia.

“Pak wali terus stand by sampai larut malam melakukan pengawasannya. Sigapnya Pak Wali karena dalam hitungan jam, struktur posko terbentuk sampai kelurahan. Pelayanan terlihat seperti adanya meja layanan, call center, website menyediakan informasi dan aduan serta penyediaan rumah sementara untuk mereka yang ODP,” kata dia. (ted/azw)

Dia membayangkan, cepatnya grafik peningkatan status dari mereka yang ODP karena dengan kontak langsung dari seseorang. “Ya ada rasa ciut hati ini jika ada ODP meningkat statusnya, begitu mudah dan cepat. Saya membayangkan jika orang yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri tak melapor. Menurut saya, jika melapor itu baik,” kata dia.

Dia mengingatkan agar masyarakat dapat menjalankan seruan pemerintah untuk menahan diri tidak keluar rumah. Jika tak memiliki hal penting.

“Kalau ada yang tidak mengikuti anjuran pemerintah itu, dalam hati saya berontak sambil beristigfar. Bahwa Allah SWT merupakan maha esa. Karena ini, saya berserah diri saja agar dapat dilindungi dari ancaman dan berikan kami kekuatan kepada Satgas Pencegahan,” kata dia.

“Patuhilah imbauan pemerintah sebelum jadi kacau. Bantu kami dengan semuanya agar dapat berdiam diri secara mandiri,” ujar dia.

Kepada seluruh relawan kemanusiaan yang bertugas dalam mencegah penyebaran Virus Corona, dia berpesan agar dapat saling mengingatkan satu sama lain untuk memakai alat pelindung diri saat bertugas dan pada situasi tertentu. Jaga kebersihan tubuh terutama tangan dan mulut.

“Perhatikan SOP yang ada, istirahat yang cukup walau terkadang terganggu oleh situasi dan perbanyak minum air putih,” serunya.

Sejumlah aksi penyemprotan disinfektan sudah dilakukan. Selain itu, relawan juga sudah mengajak, menyerukan dan mengimbau agar masyarakat dapat secara mandiri melakukan penyemprotan dengan menggunakan kimia yang biasa dipakai dalam rumah tangga.

“Kalau untuk pembuatan disinfektan tak perlu mencapur banyak bahan (menyampur banyak merek) cukup satu saja. Contoh, merek dagang Bayclin (sejenis pemutih baju) cukup 2 sendok makan dilarutkan dalam 1 liter air, kalau untuk jenis kimia pengepel lantai itu satu tutup botol dilarutkan dalam 3 liter air,” pungkasnya.

Dari Posko Covid-19, dilaporkan jumlah ODP sebanyak 526. Dari jumlah itu, sebanyak 409 yang berstatus dalam pemantauan. Sisanya, sudah selesai pemantauan. (ted/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/