TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Puluhan pelajar SMA Negeri 1 di Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi mengalami kesurupan. Peristiwa yang sama juga terjadi di Yayasan Pendidikan Arina, Jalan Empatlima Kelurahan Batang Beruh Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi.
Kesurupan yang dialami siswa SMA Negeri I Tebingtinggi terjadi pada Selasa (3/9) sekira pukul 09.00 WIB. Sebanyak 10 orang siswa perempuan menjerit histeris tanpa diketahui penyebabnya.
Khawatir kesurupan tersebut merembes kepada pelajar lainnya, pihak sekolah berinisiatif memulangkan siswanya.
Namun peristiwa yang sama kembali terulang, Rabu (4/9) pagi. Saat mengikuti pelajaran di kelas, lima siswi kembali kesurupan dengan berteriak histeris.
Pihak sekolah pun kembali memutuskan para siswanya untuk dipulangkan ke rumah lebih cepat.
Menyikapi hal kejadian itu, pihak sekolah langsung memanggil orang pintar (dukun) untuk mengusir sang pengganggu anak sekolah.
Ada cerita mistis yang sempat keluar dari beberapa pekerja bangunan di dalam sekolah. Menurut mereka, sejak ada pembongkaran kelas lama untuk di bagian gedung baru, disitulah mulai terjadi para pelajar berteriak histeris.
“Iya, sejak sekolah lama di ujung di bongkar dan mau dibangun gedung baru, ada saja yang kesurupan anak-anak sekolah. Mungkin penunggu di sini marah karena bangunan selama ini kosong tidak dipergunakan di bongkar. Makanya mereka (makluk halus) mengganggu para pelajar,” jelas Pakde.
Para pelajar ketika ditanya enggan berkomentar, bahkan mereka bilang tidak ada kejadian apapun. Sedangkan Wakepsek, Trianda menyatakan, bahwa kondisi pelajar sudah baik , dan tidak ada yang kesurupan lagi. Semua bisa diatasi dan kita sudah mencarikan solusi atas kejadian tersebut. “Aman pak,” bilangnya.
Isu yang berkembang, kejadian yang tidak lazim ini diduga akibat dari permainan memanggil roh yang disebut Charlie Charlie Challenge yang lagi populer di media sosial.
Untuk mencegah terjadinya kesurupan, pihak sekolah akan mengimbau orangtua untuk tidak mengizinkan anak murid membawa Android ke sekolah.
Sementara di SMP dan SMK Arina Sidikalang, peristiwa kesurupan terjadi pada Selasa (2/9) dan Rabu (3/9).
Kepala SMK Arina, Asi Sitanggang didampingi Kepala SMP Marlin Sinaga saat ditemui wartawan, Rabu (4/9), di kompleks sekolah mengatakan, peristiwa Senin (2/9) pagi, tiga orang siswa kesurupan saat berbaris di lapangan sekolah. Untuk mengobati ketiga siswa, pihak sekolah menghadirkan rohaniawan. Setelah siuman, ketiga siswa pun dipulangkan.
Keesokan harinya, Selasa (3/9), peristiwa serupa kembali terulang dan berdampak kepada puluhan siswa yang juga terjadi saat siswa berbaris di lapangan.
“Jumlah pasti, kita tidak tahu. Kala itu situasi benar-benar panik. Di sana-sini ter dengar teriakan, Seperti menular yang satu sembuh dan tersadar, pindah lagi ke yang lain. Mungkin puluhan oranglah yang kena termasuk siswa SMP”, terang Asi Sitanggang yang diamini Marlin Sinaga.
“Daripada anak-anak terus terganggu, maka sesuai rapat dewan guru bersama pimpinan yayasan, siswa disuruh untuk belajar di rumah selama dua hari yakni Rabu dan Kamis” urainya.
Ditambahkannya, Ketua Yayasan adalah Listina boru Sinaga yang juga istri Ketua DPRD Dairi ,Sabam Sibarani.
Terkait kemungkinan akan melakukan kegiatan kerohanian atau ritual tertentu sebagai upaya untuk menetralisir situasi, Asi Sitanggang mengaku belum terpikir dan juga belum pernah dibicarakan.
“Sementara anak diliburkan, untuk hari ini dan besok, guru-guru akan melakukan kegiatan gotong royong membersihkan seluruh komplek sekolah, sesuai saran rohaniawan, langkah lain belum dibahas”, pungkasnya. (ian/mag-10/han)