25.6 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Pendatang Stres Lihat Jukir di Binjai: Setiap Berhenti Rp2 ribu

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sebuah video berdurasi 3 menit 48 detik menampilkan seorang wanita yang stres melihat juru parkir (jukir) di Kota Binjai. Video dimaksud diunggah oleh akun media sosial FB dengan nama srimulianisurbakti. Dia mengaku baru saja pulang ke Indonesia sejak sepekan belakangan.

Dia terkejut melihat kondisi Kota Binjai dengan keberadaan jukir yang ramai, bak jamur tumbuh di musim penghujan. “Ada satu pengalaman ini yang agak terkejut, saya dapatkan waktu pulang ke Binjai. Ini saya juga mau tanya kepada Dishub Kota Binjai, ini peraturannya dari dishub, Wali Kota Binjai atau darimana,” ujarnya seperti video yang dilihat Sumut Pos, Selasa (5/9/2023).

Dia mengisahkan, pergi ke Kota Binjai bersama suami untuk mencari barang dengan menumpangi motor. “Jadi kita berhenti di toko pakaian anak kecil lah kita bilang, sampai di situ, kami parking motor. Karena gak ada yang sesuai, kita mau ambil motor, eh tukang parking nunggu, bayar Rp2 ribu. Okelah kita bayar,” ujar si perempuan dengan logat Malaysia tersebut.

“Lepas itu gak sampai beberapa meter saja, ada lagi toko pakaian, berhenti lagi kami situ. Kami cari lagi pakaian dan sudah dapat baju. And then, kita mau ambil motor, bayar lagi Rp2 ribu tau gak sih,” sambungnya.

Wanita ini mengaku, tidak lama di toko kedua yang disinggahinya. Paling sekitar 15 menit.

“Gak ada 15 menit (waktu) dari (tempat) pertama yang kita bayar tadi, sudah Rp4 ribu. Terus saya bilang sama suami, coba kita pergi ke arah bawah untuk melihat barang elektronik, barang-barang dapur,” katanya.

Sumut Pos menduga, wanita tersebut mengalami peristiwa yang membuatnya stres ini di Jalan Sudirman, Binjai Kota. Pada toko ketiga untuk mencari keperluan dapurnya, wanita tersebut berhenti lagi di depannya.

Dan lagi, yang bersangkutan dipungut kembali biaya parkir. “Gak sampai 10 menit kita berhenti, bayar lagi Rp2 ribu. Jadi totalnya kita ada berhenti dalam 8 kedai, parkir aja mau bayar Rp16 ribu tau gak sih,” bebernya.

Baginya, hal tersebut pengalaman yang membuatnya stres. Bahkan, dia juga sedikit menjabarkan tingkah jukir di Binjai.

Menurutnya, sang jukir langsung merapikan motor milik konsumen usai ditinggal parkir. “And then bila mau ambil motor kita, dia sudah di belakang motor kita, Rp2 ribu Rp2 ribu. Kalau kita gak bagi, dia setel berdiri saja di belakang,” bebernya.

Ironisnya lagi, sambungnya, lain kedai lain jukirnya. Karenanya, menurut dia, membeli barang atau sesuatu di Kota Binjai, sudah tidak aman.

“Yang paling mirisnya begini, kita mau beli jus-jus buah yang di tepi-tepi jalan itu, kita parking motor kita, kita tunggu blender ini itu, (lalu) duduklah kita di pondok yang jual jus buah itu. Kita bayar jus buah kita, kita ambil motor, kita bayar parking Rp2 ribu. Jus cuma Rp5 ribu, ini sebenarnya aturan dari mana sih, stres saya, heran saya,” katanya.

“Bukan saya membandingkan, kalau di Malaysia, kita pergi ke pasar raya macam pasar-pasar besar parking oke bayar 1 ringgit (RM). Tapi kalau kita pergi ke rumah sakit, ke salon atau mana-mana tempat, dia akan menyediakan parking area, jadi tak perlu bayar. Ini di kampung saya itu kalau gak bayar parking cuma di indomaret atau alfamart saja, yang lain-lain musti bayar, ih stres kali saya,” tambahnya.

Terpisah, Kadishub Binjai, Chairin Simanjuntak tidak menanggapi pesan yang dilayangkan wartawan terkait hal ini. (ted/ram)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sebuah video berdurasi 3 menit 48 detik menampilkan seorang wanita yang stres melihat juru parkir (jukir) di Kota Binjai. Video dimaksud diunggah oleh akun media sosial FB dengan nama srimulianisurbakti. Dia mengaku baru saja pulang ke Indonesia sejak sepekan belakangan.

Dia terkejut melihat kondisi Kota Binjai dengan keberadaan jukir yang ramai, bak jamur tumbuh di musim penghujan. “Ada satu pengalaman ini yang agak terkejut, saya dapatkan waktu pulang ke Binjai. Ini saya juga mau tanya kepada Dishub Kota Binjai, ini peraturannya dari dishub, Wali Kota Binjai atau darimana,” ujarnya seperti video yang dilihat Sumut Pos, Selasa (5/9/2023).

Dia mengisahkan, pergi ke Kota Binjai bersama suami untuk mencari barang dengan menumpangi motor. “Jadi kita berhenti di toko pakaian anak kecil lah kita bilang, sampai di situ, kami parking motor. Karena gak ada yang sesuai, kita mau ambil motor, eh tukang parking nunggu, bayar Rp2 ribu. Okelah kita bayar,” ujar si perempuan dengan logat Malaysia tersebut.

“Lepas itu gak sampai beberapa meter saja, ada lagi toko pakaian, berhenti lagi kami situ. Kami cari lagi pakaian dan sudah dapat baju. And then, kita mau ambil motor, bayar lagi Rp2 ribu tau gak sih,” sambungnya.

Wanita ini mengaku, tidak lama di toko kedua yang disinggahinya. Paling sekitar 15 menit.

“Gak ada 15 menit (waktu) dari (tempat) pertama yang kita bayar tadi, sudah Rp4 ribu. Terus saya bilang sama suami, coba kita pergi ke arah bawah untuk melihat barang elektronik, barang-barang dapur,” katanya.

Sumut Pos menduga, wanita tersebut mengalami peristiwa yang membuatnya stres ini di Jalan Sudirman, Binjai Kota. Pada toko ketiga untuk mencari keperluan dapurnya, wanita tersebut berhenti lagi di depannya.

Dan lagi, yang bersangkutan dipungut kembali biaya parkir. “Gak sampai 10 menit kita berhenti, bayar lagi Rp2 ribu. Jadi totalnya kita ada berhenti dalam 8 kedai, parkir aja mau bayar Rp16 ribu tau gak sih,” bebernya.

Baginya, hal tersebut pengalaman yang membuatnya stres. Bahkan, dia juga sedikit menjabarkan tingkah jukir di Binjai.

Menurutnya, sang jukir langsung merapikan motor milik konsumen usai ditinggal parkir. “And then bila mau ambil motor kita, dia sudah di belakang motor kita, Rp2 ribu Rp2 ribu. Kalau kita gak bagi, dia setel berdiri saja di belakang,” bebernya.

Ironisnya lagi, sambungnya, lain kedai lain jukirnya. Karenanya, menurut dia, membeli barang atau sesuatu di Kota Binjai, sudah tidak aman.

“Yang paling mirisnya begini, kita mau beli jus-jus buah yang di tepi-tepi jalan itu, kita parking motor kita, kita tunggu blender ini itu, (lalu) duduklah kita di pondok yang jual jus buah itu. Kita bayar jus buah kita, kita ambil motor, kita bayar parking Rp2 ribu. Jus cuma Rp5 ribu, ini sebenarnya aturan dari mana sih, stres saya, heran saya,” katanya.

“Bukan saya membandingkan, kalau di Malaysia, kita pergi ke pasar raya macam pasar-pasar besar parking oke bayar 1 ringgit (RM). Tapi kalau kita pergi ke rumah sakit, ke salon atau mana-mana tempat, dia akan menyediakan parking area, jadi tak perlu bayar. Ini di kampung saya itu kalau gak bayar parking cuma di indomaret atau alfamart saja, yang lain-lain musti bayar, ih stres kali saya,” tambahnya.

Terpisah, Kadishub Binjai, Chairin Simanjuntak tidak menanggapi pesan yang dilayangkan wartawan terkait hal ini. (ted/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/