28 C
Medan
Thursday, November 21, 2024
spot_img

ABK Lompat ke Laut, Bawang dan Ganja Ditemukan

Petugas patroli laut Bea Cukai saat mengamankan kapal penyelundup. (Fakhrul Rozi/Sumut Pos)
Petugas patroli laut Bea Cukai saat mengamankan kapal penyelundup. (Fakhrul Rozi/Sumut Pos)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Dalam dua hari berturut-turut, jajaran patroli laut Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sumut menangkap 3 kapal penyelundup di sekitar perairan Asahan. Hasilnya, ditemukan 70 ton bawang merah ilegal, dan 8 bungkusan kecil daun ganja kering.

Kabid Penindakan dan Penyidik Bea Cukai Sumut, Rizal, Minggu (4/12) mengatakan, awalnya penangkapan dilakuan terhadap KM Kurnia Semoga Abadi oleh kapal patroli BC 15031 di perairan Bagan Batak, Asahan pada Sabtu (3/12) malam sekira pukul 22.30 WIB. “Dari kapal ini, ditemukan 50 ton bawang asal Malaysia. Tapi, seluruh anak buah kapal (ABK) kabur melompat ke laut,” jelasnya.

Kemudian, pada Minggu (4/12) sekira pukul 02.30 WIB, petugas patroli BC 1508 kapal ikan nelayan tanpa nama dicurigai sebagai pelansir barang selundupan dari kapal besar ditangkap di perairan Tanjung Jumpul, Asahan. Dari pemeriksaan, ditemukan 8 bungkus kecil daun ganja.

“Nelayan pembawa kapal ikan berinisial S diduga pemilik ganja. Saat ini, dia masih dalam proses pemeriksaan untuk diserahan ke polisi,” kata Rizal.

Selanjutnya, patroli BC 15035 kembali menangkap KM Doa Bersama bermuatan 20 ton bawang merah pada Minggu pagi sekira pukul 07.30 WIB, di perairan Tanjung Siapi-api, Asahan. Cuma, lagi-lagi awak kapal lolos melompat ke laut. “KM Kurnia Semoga Abadi dan KM Doa Bersama pengangkut bawang. Kedua kapal ini ditarik menuju Belawan. Kapal ikan nelayan dengan barang bukti daun ganja dibawa ke Teluk Nibung untuk diserahkan ke Polres Asahan,” terangnya.

Menurut, Rizal kawasan perairan di Sumatera Utara memang rentan menjadi daerah penyelundupan, sebab, perairan ini berhadapan langsung dengan Malaysia. Kondisi ini, kerap dimanfaatkan pelaku untuk memasukan barang-barang impor secara ilegal.

“Yang perlu diwaspadai adalah perairan Asahan. Selain lautnya berhadapan dengan Malaysia, daerah ini juga sangat gampang didarati berbagai jenis kapal sehingga sulit mengontrolnya,” ungkap, Rizal.

Pun begitu lanjut dia, guna meminimalisir aksi kejahatan penyelundupan. Aparat Bea Cukai lebih meningkatkan pengawas dan melakukan patroli laut di sekitar laut Asahan maupun sungai-sungai yang diduga menjadi jalur perlintasan kapal penyelundup.

“Selain itu, kita menggalang kerjasama dengan intansi terkait seperti Kepolisian dan TNI AL untuk melakukan operasi terpadu dalam memberantas kasus penyelundupan,” ujar Rizal. (rul/ije)

 

 

Petugas patroli laut Bea Cukai saat mengamankan kapal penyelundup. (Fakhrul Rozi/Sumut Pos)
Petugas patroli laut Bea Cukai saat mengamankan kapal penyelundup. (Fakhrul Rozi/Sumut Pos)

BELAWAN, SUMUTPOS.CO  -Dalam dua hari berturut-turut, jajaran patroli laut Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sumut menangkap 3 kapal penyelundup di sekitar perairan Asahan. Hasilnya, ditemukan 70 ton bawang merah ilegal, dan 8 bungkusan kecil daun ganja kering.

Kabid Penindakan dan Penyidik Bea Cukai Sumut, Rizal, Minggu (4/12) mengatakan, awalnya penangkapan dilakuan terhadap KM Kurnia Semoga Abadi oleh kapal patroli BC 15031 di perairan Bagan Batak, Asahan pada Sabtu (3/12) malam sekira pukul 22.30 WIB. “Dari kapal ini, ditemukan 50 ton bawang asal Malaysia. Tapi, seluruh anak buah kapal (ABK) kabur melompat ke laut,” jelasnya.

Kemudian, pada Minggu (4/12) sekira pukul 02.30 WIB, petugas patroli BC 1508 kapal ikan nelayan tanpa nama dicurigai sebagai pelansir barang selundupan dari kapal besar ditangkap di perairan Tanjung Jumpul, Asahan. Dari pemeriksaan, ditemukan 8 bungkus kecil daun ganja.

“Nelayan pembawa kapal ikan berinisial S diduga pemilik ganja. Saat ini, dia masih dalam proses pemeriksaan untuk diserahan ke polisi,” kata Rizal.

Selanjutnya, patroli BC 15035 kembali menangkap KM Doa Bersama bermuatan 20 ton bawang merah pada Minggu pagi sekira pukul 07.30 WIB, di perairan Tanjung Siapi-api, Asahan. Cuma, lagi-lagi awak kapal lolos melompat ke laut. “KM Kurnia Semoga Abadi dan KM Doa Bersama pengangkut bawang. Kedua kapal ini ditarik menuju Belawan. Kapal ikan nelayan dengan barang bukti daun ganja dibawa ke Teluk Nibung untuk diserahkan ke Polres Asahan,” terangnya.

Menurut, Rizal kawasan perairan di Sumatera Utara memang rentan menjadi daerah penyelundupan, sebab, perairan ini berhadapan langsung dengan Malaysia. Kondisi ini, kerap dimanfaatkan pelaku untuk memasukan barang-barang impor secara ilegal.

“Yang perlu diwaspadai adalah perairan Asahan. Selain lautnya berhadapan dengan Malaysia, daerah ini juga sangat gampang didarati berbagai jenis kapal sehingga sulit mengontrolnya,” ungkap, Rizal.

Pun begitu lanjut dia, guna meminimalisir aksi kejahatan penyelundupan. Aparat Bea Cukai lebih meningkatkan pengawas dan melakukan patroli laut di sekitar laut Asahan maupun sungai-sungai yang diduga menjadi jalur perlintasan kapal penyelundup.

“Selain itu, kita menggalang kerjasama dengan intansi terkait seperti Kepolisian dan TNI AL untuk melakukan operasi terpadu dalam memberantas kasus penyelundupan,” ujar Rizal. (rul/ije)

 

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/