BINJAI, SUMUTPOS.CO – Indonesia sebagai negara agraria memiliki potensi yang sangat besar dalam pertanian, baik itu tanaman pangan, sayuran maupun palawija. Tapi sayangnya, produktivitasnya masih relatif rendah karena pemakaian tekhnologi yang minim.
Begitu juga yang dialami kelompok Tani Melati yang berada di Kelurahan Sumber Mulio Rejo, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai. Kelompok Tani ini berdiri sejak tahun 2005 dengan luas lahan pertanian yang dikelola seluas 39.088 Ha.
“Pertanian pada lokasi ini hampir 85 persen merupakan lahan tadah hujan, yang sumber pengairannya hanya mengharapkan curah hujan semata. Oleh karenanya, dibutuhkan sentuhan teknologi terkait penyesuaian waktu tanam, pemilihan varietas, dan pemupukan,” kata Dr Dra Chairani Hanum MS selaku Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU).
Menurut Chairani, perancangan penanam sayuran pada areal tanam juga dilakukan, sehingga petani masih memperoleh pendapatan per harinya, sambil menunggu panen padi. “Penentuan dosis pupuk berdasarkan kebutuhan tanaman dan analisi tanah serta waktu aplikasi yang tepat akan meningkatkan hasil tanaman,” sebutnya.
Lebih lanjut dijelaskan Chairani, pemanfaatan mikoriza dan pupuk kandang yang tersedia di lokasi pada tanaman sayuran, akan mengurangi penggunaan pupuk kimia, sehingga dapat mengurangi efek residu pada tanaman dan lingkungan. “Penerapan system budidaya tanaman tanpa mempertimbangkan interaksi antara iklim-tanah-tanaman, berakibat pertanian yang diterapkan memilki produktifitas yang rendah, budidaya dengan pola ini akan menghasilkan input energi yang tinggi sehingga pendapatan petani menjadi rendah,” bebernya.
Proses alih tekhnologi dalam kegiatan ini, sebut Chairani, berbasis pada system audit dan komunikasi, setiap aktivitas yang dilakukan dicatat (record) yang dapat dijadikan dasar untuk pengembangan selanjutnya dan menunjang standard produk pertanian bermutu. “Adapun alih tekhnologi yang diterapkan meliputi: pengenalan kalender tanam terpadu berbasis SMS dan Android, penentuan waktu atau pola tanam berdasarkan data curah hujan, pengenalan dan penerapan tekhnologi Mikrob dan pemilihan varietas,” pungkas Chairani.
Kelompok Tani Melati yang menjadi mitra merasa gembira dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim Pengabadian Masyarakat USU yang telah menambah wawasan mereka dalam dunia pertanian. “Semoga dengan adanya alih teknologi ini, produktivitas pertanian kami dapat meningkat sehingga kesejahteraan kami juga dapat membaik. Kami juga berharap kegiatan seperti ini dapat kontinyu dilakukan setiap tahunnya,” harap mereka.
Pengabdian Masyarakat USU kali ini berlangsung muai Bulan Juli hingga November 2022 yang diketuai Dr Dra Chairani Hanum, MS dengan anggota Dr Diana Sofia Hanafiah SP MP dan Dr Ir Haryati MP dengan dibantu dua mahasiswa AET yaitu Zikri Muazzin Munthe dan Adije Muhammad Akbar. (rel)