25 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Menteri PPPA Kunjungi Anak 12 Tahun Korban Pelecehan Seksual

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kisah pilu dialami oleh seorang anak berjenis kelamin perempuan yang masih berusia 12 tahun. Sebut saja namanya Bunga.

Dia menjadi korban pelecehan seksual hingga akhirnya mengandung janin bayi yang sudah berusia 8 bulan. Kisah ini terungkap berawal dari adanya postingan salah seroang wanita yang mengaku merawat Bunga pada usia hamil tua.

Si perawat Bunga, Henny mengabadikan kegiatan bocah malang tersebut. Dia dengan Bunga yang sudah membesar perutnya juga terlihat bercanda.

“Sudah dek mandi sana dulu dek, ntar lagi ujan, mandi dulu. Hati-hati di kamar mandi. Kalau ada petir bilang hai,” ucap Henny di akun Tiktoknya, Jumat (6/1/2023).

Tepat Hari Natal 2022 lalu, Henny merawat Bunga yang diduga korban pelecehan seksual. Mulanya Henny tahu kalau Bunga hamil dari sang suami.

Menurut Henny, Bunga dan orang tuanya tinggal di perkebunan mereka, daerah Sei Lepan, Langkat. “Mandor di kebun mengabari kejadian yang menimpa Bunga ke suami saya,” kata Henny.

Persoalan Bunga hamil juga pelik. Bunga dan keluarganya sempat diusir oleh warga setempat di sana.

Oleh suami Henny bersikap untuk memberi tumpangan kepada keluarga Bunga di perkebunan lain. Kepelikan yang dialami Bunga dan keluarga membuat ayahnya galau.

Ditambah lagi, Bunga sudah hamil tua. “Suami saya kemudian cerita sama saya dan tergerak gitulah untuk ngebantu,” ujar dia.

“Mengingat lokasi di tempat Bunga di sana itu juga sangat tidak memungkinkan, jauh dari kota. Jadi kalau di sini (Kota Binjai) kalau terjadi apa-apa, secepat mungkin bisa ditangani medis,” sambungnya.

Alhasil, Bunga bersama keluarga pemilik kebun bermukim di Binjai Barat. Sayangnya, Henny tidak bersedia menceritakan peristiwa memilukan yang telah merenggut masa depan Bunga yang masih cerah.

Begitu juga dengan tindak lanjut proses hukum yang dialami, Henny ogah membeberkan. Dia memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga Bunga.

Henny hanya fokus pada kesehatan Bunga saja.

“Saya fokus ke kesahatan Bunga aja dan puji tuhan satu harian ini, semua sudah peduli dengan Bunga. Dari BBKBN datang, dari PPA juga ada di sini memperhatikan Bunga,” ujar Henny.

Dia berkomitmen untuk merawat Bunga hingga selesai persalinan. Namun dia juga tetap membuka akses bagi siapa saja yang ingin memberi perhatian kepada Bunga.

“Sampai sekarang ini kami merawat dia, tapi selanjutnya dari orang BBKBN tidak tahu mau seperti apa, masih dalam pembicaraan kami,” ucap Henny.

Dia juga menerangkan tujuannya menceritakan kisah Bunga di media sosial pribadinya. Adalah semata mata hanya untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memperhatikan anaknya.

“Saya kepingin setiap orang tua lebih dekat lagi dengan anak, peduli sama anak, melindungi anak-anak. Terus bisa menjadi sahabat buat anak kita. Sedangkan kalau kayak masalah Dek Bunga ini, karena orangtua, apakah sibuk dengan pekerjaan mereka kemudian komunikasinya kurang, pengawasan kurang, akhirnya bisa terjadi sampai larut masalahnya,” katanya.

// Bukan Warga Binjai

Pascaviral, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Binjai menyikapi persoalan tersebut. Mira, salah satu petugas di Unit PPA Binjai bilang, Bunga telah diserahkan ke P2TP2A Langkat untuk mendapat pendampingan lebih lanjut.

“Adik (Bunga) ini warga Langkat bukan warga Binjai. Kenapa hebohnya di Binjai, karena yang membantu si adik ini warga Binjai. Jadi sekarang ini si adik ini sudah kita serahkan ke P2TP2A Langkat,” ujar Mira.

Pendamping P2TP2A, Malahayati menambahkan, saat ini pihaknya juga sudah bekerjasama dengan Unit PPA Polres Langkat dan Binjai guna tindaklanjutnya. “Kami saat ini sedang di P3AM Binjai, saat ini Unit PPA Polres Langkat dan Polres Binjai sedang kumpul,” ujar Malahayati.

Menurut dia, Bunga saat ini belum dapat terlalu banyak ditanya-tanya. “Intinya, psikisnya dulu kita pulihkan,” kata dia.

// Dikunjungi Menteri PPPA

Kisah pilu Bunga menjadi perhatian pemerintah pusat. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indoensia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati datang ke Kota Binjai hanya untuk mengunjungi Bunga.

Pembantu Presiden Joko Widodo ini juga mengakui, kisah pilu Bunga beredar luas di media sosial hingga viral. Video tersebut disebar oleh warga Binjai yang mengasuh korban selama mengandung.

Kedatangan Menteri I Gusti Ayu disambut Sekretaris Daerah Kota Binjai, Irwansyah Nasution dan instansi terkait hingga pengasuh serta orang tua Bunga. Di ruang pertemuan, Menteri PPPA berbincang panjang lebar dengan pengasuh dan orang tua korban.

Dalam perbincangan itu, wartawan dan beberapa pihak lain dilarang untuk mengikuti. Usai pertemuan, Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menjelaskan, pihaknya bersama instansi terkait Binjai-Langkat akan terus memberikan pendampingan yang terbaik kepada korban. “Untuk proses hukumnya, akan ditindak lanjuti Kanit PPA,” ucap I Gusti.

Menurut dia, korban sudah merasa nyaman dengan keluarga asuhnya untuk sementara ini. Karenanya dalam satu pekan ke depan, korban masih berada di rumah keluarga asuhnya tersebut.

“Sambil kita melakukan proses pendekatan untuk membawa korban ke rumah aman. Kita sudah sepakati dengan provinsi agar korban diberikan pendampingan. Korban ini anak-anak, dia tidak tahu untuk urus dirinya dan bagaimana proses hamil itu harus dijalani, makanya akan diberi pendampingan terbaik,” kata dia.

Terkait pendidikan Bunga, menurut Menteri Gusti, akan tetap lanjut. Namun, menunggu korban sudah merasa nyaman dengan orang orang tuanya.

“Kita sudah bertemu bupati, nanti setelah proses pemulihan dan korban nyaman ke orang tua, maka akan dilanjutkan pendidiknya. Korban masih anak-anak, dan dia generasi kita,” pungkasnya. (ted)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kisah pilu dialami oleh seorang anak berjenis kelamin perempuan yang masih berusia 12 tahun. Sebut saja namanya Bunga.

Dia menjadi korban pelecehan seksual hingga akhirnya mengandung janin bayi yang sudah berusia 8 bulan. Kisah ini terungkap berawal dari adanya postingan salah seroang wanita yang mengaku merawat Bunga pada usia hamil tua.

Si perawat Bunga, Henny mengabadikan kegiatan bocah malang tersebut. Dia dengan Bunga yang sudah membesar perutnya juga terlihat bercanda.

“Sudah dek mandi sana dulu dek, ntar lagi ujan, mandi dulu. Hati-hati di kamar mandi. Kalau ada petir bilang hai,” ucap Henny di akun Tiktoknya, Jumat (6/1/2023).

Tepat Hari Natal 2022 lalu, Henny merawat Bunga yang diduga korban pelecehan seksual. Mulanya Henny tahu kalau Bunga hamil dari sang suami.

Menurut Henny, Bunga dan orang tuanya tinggal di perkebunan mereka, daerah Sei Lepan, Langkat. “Mandor di kebun mengabari kejadian yang menimpa Bunga ke suami saya,” kata Henny.

Persoalan Bunga hamil juga pelik. Bunga dan keluarganya sempat diusir oleh warga setempat di sana.

Oleh suami Henny bersikap untuk memberi tumpangan kepada keluarga Bunga di perkebunan lain. Kepelikan yang dialami Bunga dan keluarga membuat ayahnya galau.

Ditambah lagi, Bunga sudah hamil tua. “Suami saya kemudian cerita sama saya dan tergerak gitulah untuk ngebantu,” ujar dia.

“Mengingat lokasi di tempat Bunga di sana itu juga sangat tidak memungkinkan, jauh dari kota. Jadi kalau di sini (Kota Binjai) kalau terjadi apa-apa, secepat mungkin bisa ditangani medis,” sambungnya.

Alhasil, Bunga bersama keluarga pemilik kebun bermukim di Binjai Barat. Sayangnya, Henny tidak bersedia menceritakan peristiwa memilukan yang telah merenggut masa depan Bunga yang masih cerah.

Begitu juga dengan tindak lanjut proses hukum yang dialami, Henny ogah membeberkan. Dia memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada keluarga Bunga.

Henny hanya fokus pada kesehatan Bunga saja.

“Saya fokus ke kesahatan Bunga aja dan puji tuhan satu harian ini, semua sudah peduli dengan Bunga. Dari BBKBN datang, dari PPA juga ada di sini memperhatikan Bunga,” ujar Henny.

Dia berkomitmen untuk merawat Bunga hingga selesai persalinan. Namun dia juga tetap membuka akses bagi siapa saja yang ingin memberi perhatian kepada Bunga.

“Sampai sekarang ini kami merawat dia, tapi selanjutnya dari orang BBKBN tidak tahu mau seperti apa, masih dalam pembicaraan kami,” ucap Henny.

Dia juga menerangkan tujuannya menceritakan kisah Bunga di media sosial pribadinya. Adalah semata mata hanya untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memperhatikan anaknya.

“Saya kepingin setiap orang tua lebih dekat lagi dengan anak, peduli sama anak, melindungi anak-anak. Terus bisa menjadi sahabat buat anak kita. Sedangkan kalau kayak masalah Dek Bunga ini, karena orangtua, apakah sibuk dengan pekerjaan mereka kemudian komunikasinya kurang, pengawasan kurang, akhirnya bisa terjadi sampai larut masalahnya,” katanya.

// Bukan Warga Binjai

Pascaviral, Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Binjai menyikapi persoalan tersebut. Mira, salah satu petugas di Unit PPA Binjai bilang, Bunga telah diserahkan ke P2TP2A Langkat untuk mendapat pendampingan lebih lanjut.

“Adik (Bunga) ini warga Langkat bukan warga Binjai. Kenapa hebohnya di Binjai, karena yang membantu si adik ini warga Binjai. Jadi sekarang ini si adik ini sudah kita serahkan ke P2TP2A Langkat,” ujar Mira.

Pendamping P2TP2A, Malahayati menambahkan, saat ini pihaknya juga sudah bekerjasama dengan Unit PPA Polres Langkat dan Binjai guna tindaklanjutnya. “Kami saat ini sedang di P3AM Binjai, saat ini Unit PPA Polres Langkat dan Polres Binjai sedang kumpul,” ujar Malahayati.

Menurut dia, Bunga saat ini belum dapat terlalu banyak ditanya-tanya. “Intinya, psikisnya dulu kita pulihkan,” kata dia.

// Dikunjungi Menteri PPPA

Kisah pilu Bunga menjadi perhatian pemerintah pusat. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indoensia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati datang ke Kota Binjai hanya untuk mengunjungi Bunga.

Pembantu Presiden Joko Widodo ini juga mengakui, kisah pilu Bunga beredar luas di media sosial hingga viral. Video tersebut disebar oleh warga Binjai yang mengasuh korban selama mengandung.

Kedatangan Menteri I Gusti Ayu disambut Sekretaris Daerah Kota Binjai, Irwansyah Nasution dan instansi terkait hingga pengasuh serta orang tua Bunga. Di ruang pertemuan, Menteri PPPA berbincang panjang lebar dengan pengasuh dan orang tua korban.

Dalam perbincangan itu, wartawan dan beberapa pihak lain dilarang untuk mengikuti. Usai pertemuan, Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati menjelaskan, pihaknya bersama instansi terkait Binjai-Langkat akan terus memberikan pendampingan yang terbaik kepada korban. “Untuk proses hukumnya, akan ditindak lanjuti Kanit PPA,” ucap I Gusti.

Menurut dia, korban sudah merasa nyaman dengan keluarga asuhnya untuk sementara ini. Karenanya dalam satu pekan ke depan, korban masih berada di rumah keluarga asuhnya tersebut.

“Sambil kita melakukan proses pendekatan untuk membawa korban ke rumah aman. Kita sudah sepakati dengan provinsi agar korban diberikan pendampingan. Korban ini anak-anak, dia tidak tahu untuk urus dirinya dan bagaimana proses hamil itu harus dijalani, makanya akan diberi pendampingan terbaik,” kata dia.

Terkait pendidikan Bunga, menurut Menteri Gusti, akan tetap lanjut. Namun, menunggu korban sudah merasa nyaman dengan orang orang tuanya.

“Kita sudah bertemu bupati, nanti setelah proses pemulihan dan korban nyaman ke orang tua, maka akan dilanjutkan pendidiknya. Korban masih anak-anak, dan dia generasi kita,” pungkasnya. (ted)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/