29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Puluhan Penambang Emas Tertimbun di Madina

MADINA-Tambang emas liar di Gunung Sarahan, Kecamatan Hutabargot, Mandailing Natal (Madina) dilanda longsor. Akibatnya satu orang penambang tewas, sementara puluhan lainnya masih tertimbun dalam lobang tambang dan belum berhasil dievakuasi.

Peristiwa ini bermula pada Senin (4/2) sekitar pukul 24.00 WIB. Korban yang sudah berhasil dievakuasi dari dalam lobang dalam kondisi sudah tewas bernama Henra Lubis (35) alias Landong, warga Desa Hutapadang, Kecamatan Huatabargot. Korban berhasil dievakuasi oleh penambang lain yang selamat karena tidak jauh berada dari dalam mulut lobang tambangn

Informasi dihimpun dari warga dan penambang, Senin malam (4/2) sekitar pukul 24.00 WIB, sekitar seratusan penambang emas masuk ke dalam lobang yang sudah ditinggal dan tidak beroperasi lagi. Dipercayai, lobang yang ditinggal tersebut masih banyak mengandung bijih emas dengan kadar yang memuaskan sehingga para penambang masuk dari lobang yang lain untuk tembus ke lobang yang ditinggal itu.

Nahas, lobang berkedalaman sekitar 170 meter itu hanya memilik penahan berupa kayu-kayu, lalu kayu itu rubuh dan terjadi longsor. Tak pelak, penambang tertimbun di dalamnya. Sebagian penambang berhasil menyelamatkan diri dan sebagian lagi belum bisa dipastikan apakah masih bisa selamat atau sudah tewas.

Sekretaris Desa Hutajulu, Baktiar atau desa terdekat dari lokasi penambangan, pun belum bisa memastikan jumlah korban. “Tetapi diperkirakan ada puluhan orang lagi di dalam karena ada ratusan orang dan masuk ke situ pada malam hari,” sebut Baktiar.

Hingga Selasa pukul 18.00 WIB sore, Camat Hutabargot Hendra yang dicoba dikonfirmasi lewat telepon selulernya belum bisa dihubungi karena tidak aktif, dan tim gabungan yang dipimpin oleh Camat Hutabargot terdiri dari sejumlah personel TNI/POLRI dan masyarakat setempat masih berada di lokasi. Dari informasi sementara, tim yang naik ke lokasi belum juga berhasil mengevakuasi para korban. Sementara, warga setempat tak banyak yang mau memberikan keterangan mengenai kronologi kejadian. Lokasi penambangan memang jauh dari desa terdekat. Butuh waktu 2-3 jam dari Desa Hutajulu untuk sampai ke lokasi tambang. (wan/smg)

MADINA-Tambang emas liar di Gunung Sarahan, Kecamatan Hutabargot, Mandailing Natal (Madina) dilanda longsor. Akibatnya satu orang penambang tewas, sementara puluhan lainnya masih tertimbun dalam lobang tambang dan belum berhasil dievakuasi.

Peristiwa ini bermula pada Senin (4/2) sekitar pukul 24.00 WIB. Korban yang sudah berhasil dievakuasi dari dalam lobang dalam kondisi sudah tewas bernama Henra Lubis (35) alias Landong, warga Desa Hutapadang, Kecamatan Huatabargot. Korban berhasil dievakuasi oleh penambang lain yang selamat karena tidak jauh berada dari dalam mulut lobang tambangn

Informasi dihimpun dari warga dan penambang, Senin malam (4/2) sekitar pukul 24.00 WIB, sekitar seratusan penambang emas masuk ke dalam lobang yang sudah ditinggal dan tidak beroperasi lagi. Dipercayai, lobang yang ditinggal tersebut masih banyak mengandung bijih emas dengan kadar yang memuaskan sehingga para penambang masuk dari lobang yang lain untuk tembus ke lobang yang ditinggal itu.

Nahas, lobang berkedalaman sekitar 170 meter itu hanya memilik penahan berupa kayu-kayu, lalu kayu itu rubuh dan terjadi longsor. Tak pelak, penambang tertimbun di dalamnya. Sebagian penambang berhasil menyelamatkan diri dan sebagian lagi belum bisa dipastikan apakah masih bisa selamat atau sudah tewas.

Sekretaris Desa Hutajulu, Baktiar atau desa terdekat dari lokasi penambangan, pun belum bisa memastikan jumlah korban. “Tetapi diperkirakan ada puluhan orang lagi di dalam karena ada ratusan orang dan masuk ke situ pada malam hari,” sebut Baktiar.

Hingga Selasa pukul 18.00 WIB sore, Camat Hutabargot Hendra yang dicoba dikonfirmasi lewat telepon selulernya belum bisa dihubungi karena tidak aktif, dan tim gabungan yang dipimpin oleh Camat Hutabargot terdiri dari sejumlah personel TNI/POLRI dan masyarakat setempat masih berada di lokasi. Dari informasi sementara, tim yang naik ke lokasi belum juga berhasil mengevakuasi para korban. Sementara, warga setempat tak banyak yang mau memberikan keterangan mengenai kronologi kejadian. Lokasi penambangan memang jauh dari desa terdekat. Butuh waktu 2-3 jam dari Desa Hutajulu untuk sampai ke lokasi tambang. (wan/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/