32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Wajib Kenakan Masker!, Positif Corona Sumut 56 Kasus

MASKER:  Gubsu Edy Rahmayadi mengenakan masker saat kunjungan kerja ke Tarutung, baru-baru ini. Sesuai reekomendasi WHO, semua harus kenakan masker.
MASKER: Gubsu Edy Rahmayadi mengenakan masker saat kunjungan kerja ke Tarutung, baru-baru ini. Sesuai reekomendasi WHO, semua harus kenakan masker.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) seluruh dunia terus melonjak. Hingga Minggu (5/4) sore, jumlahnya mencapai 1.204.261 kasus. Naik hampir dua ribu orang dalam waktu lima jam. Dari jumlah itu, 64.804 orang meninggal dunia. Di Indonesia, hingga kemarin jumlah terkonfirmasi ada 2.273 kasus. Sedangkan di di Sumatera Utara, tercatat 56 orang. Menyikapi semua data ini, mulai Minggu (5/4) kemarin, pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat mengenakan masker.

“MULAI HARI INI sesuai dengan rekomendasi dari WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus mengenakan masker,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (5/4).

Yuri menjelaskan, masyarakat umum dapat menggunakan berbahan dasar kain. Sedangkan tenaga kesehatan wajib mengenakan masker bedah atau masker N95. Menurut dia, penting bagi seluruh masyarakat untuk menggunakan masker, karena ketika seseorang berada di luar rumah akan ada banyak sekali ancaman penularan virusn

Disarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam. Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air dan dipastikan bersih sebelum dipakai kembali. “Lindungi diri kita, semua menggunakan masker pada saat keluar rumah terutama,” ujar Yuri.

Di samping itu, Yuri juga tetap mengingatkan pentingnya jaga jarak pada saat berkomunikasi, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta tidak keluar rumah jika tak ada kepentingan yang mendesak. “Karena kita tidak pernah tahu bahwa di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi untuk menularkan ke kita,” kata dia.

Hal senada juga disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB. Dalam keterangan persnya melalui video streaming, Minggu sore, ia mengatakan dua hari terakhir, jumlah kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara melonjak tajam menjadi 56 orang. Pada Sabtu (4/4), kasus positif bertambah 10 orang, dan pada Minggu (5/4) juga naik 10 orang. Artinya, naik 20 orang dibandingkan data hari Jumat (3/4) yang masih 36 orang.

“Positif Covid-19 sebanyak 56 orang. Terjadi peningkatan sebanyak 17,8 persen dibandingkan dengan jumlah hari kemarin (Sabtu). Namun kita mendapatkan informasi, terdapat 1 orang positif Covid-19 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang sembuh,” ujarnya.

Peningkatan pasien positif ini, menurutnya, menunjukkan bahwa penyebaran dan penularan Covid-19 sampai saat ini masih terus berlangsung. Untuk itu, kebijakan Pemprovsu yang memberlakukan status tanggap darurat di wilayah Sumut, harus tetap didukung dengan merespon upaya-upaya pencegahan. Dengan begitu, rantai penularan dapat diputus.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Sumut agar tidak bosan-bosan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19, dengan tetap tinggal di rumah bersama keluarga, tidak bepergian ke tempat-tempat keramaian, menjaga jarak minimal 2 meter. Kemudian membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Dan gunakan masker, sehingga diri kita, keluarga kita dan lingkungan di sekitar kita tetap aman dari penularan virus tersebut,” imbau Whiko.

Whiko juga menyebutkan, peningkatan jumlah juga terjadi pada Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang saat ini berjumlah 122 orang. Jumlah ini meningkat 4 persen dibanding hari Sabtu sebanyak 117 PDP. “Sedangkan jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang melapor 3.638 orang. Jumlah tersebut terjadi penurunan sebesar 4,2 persen dibanding hari Sabtu 3.794 orang,” sebutnya.

Pada Sabtu kemarin sebanyak 7.000 Alat Pelindung Diri (APD) dan 35.000 masker telah diterima Dinas Kesehatan Sumut dari Pemerintah Pusat. APD dan masker tersebut dibawa menggunakan pesawat Boeing milik TNI AU yang mendarat di Lanud Soewondo. “Selanjutnya, APD dan masker itu akan didistribusikan kepada tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 di rumah-rumah sakit rujukan penderita corona,” pungkasnya.

Berdiam di Rumah

Sementara itu, Kota Medan masuk dalam zona merah atau zona berbahaya penyebaran Covid-19. Data menunjukkan, pasien positif Covid-19, PDP dan ODP di Kota Medan terus bertambah.

Hal ini membuat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, terus melakukan langkah-langkah pencegahan penyebarannya. Salahsatunya, gugus tugas mengimbau masyarakat agar terus menjaga jarak atau menghindari kontak fisik (physical distancing) satu sama lain

“Kalau ditanya apakah physical distancing berhasil menekan penyebaran Covid-19? Ya seharusnya berhasil. Sebab di beberapa negara, hal itu terbukti mampu menekan angka penyebaran. Tapi semua kembali kepada masyarakat kita, apakah punya kesadaran untuk selalu menjaga physical distancing itu,” ucap Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring, kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Saat ini, kata Arjuna, gugus tugas bekerjasama dengan Polrestabes Medan, terus mengimbau masyarakat agar tidak lagi berkumpul-kumpul tanpa tujuan, dan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk hal-hal yang kurang penting.

“Berdasarkan maklumat Kapolri, polisi terus berkeliling mengimbau masyarakat agar menghindari kerumuman. Kita juga terus melakukan tindakan preventif seperti melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di seluruh kelurahan di Kota Medan, hingga fasilitas-fasilitas umum,” terangnya.

Sekretaris Komisi I DPRD Medan, Habiburrahman Sinuraya, menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang yang memilih berkumpul bersama rekan-rekannya di tempat umum. “Kita sangat menyayangkan sikap masyarakat yang tidak peduli imbauan ini. Kalau mereka bekerja di luar rumah, bisa kita maklumi. Tapi buat mereka yang nongkrong dan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, ini sangat tidak pantas dilakukan saat ini, di saat pemerintah, tim medis, dan seluruh pihak sedang bekerja memutus rantai Covid-19 ini,” ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Untuk itu, ia meminta pihak kepolisian bertindak. “Komisi I DPRD Medan sebagai counterpart Polrestabes Medan, meminta polisi membubarkan masyarakat yang masih saja nongkrong dan berkumpul dan diberi peringatan keras,” katanya. Ia mencontohkan cafe-cafe di Jalan Ringroad Kota Medan, yang kerap menjadi wadah berkumpulnya anak-anak muda di malam hari.

“Sebenarnya masih banyak lagi tempat di Kota Medan yang hingga kini masih ditongkrongi anak-anak muda. Polisi harus tegas menindak ini,” jelasnya.

Habib juga meminta agar Pemko Medan berkenan memperhatikan nasib para pedagang kecil atau UMKM di Kota Medan. “Pedagang juga mau di rumah, tapi siapa yang menjamin keberlangsungan hidup keluarganya? Dan pedagang warung, cafe atau restoran diminta tidak melayani tamu yang makan di tempat, tetapi memberlakukan sistem take away (bawa pulang). Ini demi kebaikan semua pihak,” ungkapnya.

Segerakan Rapid Test Massal

Mengantisipasi eskalasi kematian masyarakat lebih tinggi di Sumut terkait Covid-19, seluruh pemerintah daerah dan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumut diminta segerakan rapid test atau alat cek massal Covid-19.

“Gugus Tugas Covid-19 yang sudah terbentuk di wilayah Sumut, sifatnya masih menunggu. Dugaan saya, masyarakat yang terpapar positif di Sumut jauh lebih besar dari jumlah yang dilaporkan oleh gugus tugas,” kata Sekretaris Fraksi Nusantara DPRD Sumut, Zeira Salim Ritonga kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Diungkapkan dia, saat ini masyarakat banyak yang ingin melakukan rapid test gratis namun belum memiliki akses yang memadai. Ia menilai, pemprov, pemda, dan gugus tugas belum memiliki program jemput bola.

“Sangat membahayakan jika tidak dilakukan rapid test masal. Ditambah lagi jika aturan physical distancing tidak berjalan efektif. Karena itu, pemerintah harus cepat melakukan rapid test massal sebelum korban makin banyak,” katanya.

Menurut anggota Komisi B DPRD Sumut ini, beberapa daerah yang melakukan rapid test massal memberi hasil mengejutkan. “Provinsi Jawa Barat ketahuan terpapar puluhan orang. Jangan sampai penderita Covid-19 tanpa gejala, terus menyebarkan virus ke semua orang yang dia temui,” katanya.

Ia berpesan, tim gugus tugas dan seluruh tenaga kesehatan mesti dibekali Alat Pelindung Diri (APD) memadai dalam melakukan rapid test, dan pelaksanaannya mesti mengikuti protokoler kesehatan sesuai standar WHO dan pemerintah. “Kami mendorong cek massal Covid-19 ini segera diberlakukan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pemprov Sumut mengatakan telah mendistribusikan 4.000 rapid test kepada seluruh Dinas Kesehatan dan juga rumah sakit di seluruh kabupaten/kota se Sumut. “Rapid test itu sebagai penyaringan awal Covid-19, untuk mempermudah penanganan pasien,” kata Aris, Kamis (2/4). Tak hanya rapid test, APD juga sudah didistribusikan ke rumah sakit.

Penggunaan rapid test diprioritaskan bagi ODP, PDP, dan seluruh tenaga kesehatan yang merawat masyarakat gejala Covid-19.

Sementara dua rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RS GL Tobing dan RS Martha Friska 2 telah beroperasi. Rencananya Tim Gugus Tugas Covid-19 Sumut juga akan menyiapkan 11 RS lagi untuk dijadikan lokasi isolasi pasien Covid-19 ataupun PDP,” tambahnya. (ris/prn/map/kps)

MASKER:  Gubsu Edy Rahmayadi mengenakan masker saat kunjungan kerja ke Tarutung, baru-baru ini. Sesuai reekomendasi WHO, semua harus kenakan masker.
MASKER: Gubsu Edy Rahmayadi mengenakan masker saat kunjungan kerja ke Tarutung, baru-baru ini. Sesuai reekomendasi WHO, semua harus kenakan masker.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jumlah kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) seluruh dunia terus melonjak. Hingga Minggu (5/4) sore, jumlahnya mencapai 1.204.261 kasus. Naik hampir dua ribu orang dalam waktu lima jam. Dari jumlah itu, 64.804 orang meninggal dunia. Di Indonesia, hingga kemarin jumlah terkonfirmasi ada 2.273 kasus. Sedangkan di di Sumatera Utara, tercatat 56 orang. Menyikapi semua data ini, mulai Minggu (5/4) kemarin, pemerintah mewajibkan seluruh masyarakat mengenakan masker.

“MULAI HARI INI sesuai dengan rekomendasi dari WHO, kita jalankan masker untuk semua. Semua harus mengenakan masker,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Minggu (5/4).

Yuri menjelaskan, masyarakat umum dapat menggunakan berbahan dasar kain. Sedangkan tenaga kesehatan wajib mengenakan masker bedah atau masker N95. Menurut dia, penting bagi seluruh masyarakat untuk menggunakan masker, karena ketika seseorang berada di luar rumah akan ada banyak sekali ancaman penularan virusn

Disarankan, penggunaan masker kain tidak lebih dari empat jam. Setelahnya, masker harus dicuci menggunakan sabun dan air dan dipastikan bersih sebelum dipakai kembali. “Lindungi diri kita, semua menggunakan masker pada saat keluar rumah terutama,” ujar Yuri.

Di samping itu, Yuri juga tetap mengingatkan pentingnya jaga jarak pada saat berkomunikasi, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, serta tidak keluar rumah jika tak ada kepentingan yang mendesak. “Karena kita tidak pernah tahu bahwa di luar banyak sekali kasus yang memiliki potensi untuk menularkan ke kita,” kata dia.

Hal senada juga disampaikan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumut, Mayor Kes dr Whiko Irwan D SpB. Dalam keterangan persnya melalui video streaming, Minggu sore, ia mengatakan dua hari terakhir, jumlah kasus positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Sumatera Utara melonjak tajam menjadi 56 orang. Pada Sabtu (4/4), kasus positif bertambah 10 orang, dan pada Minggu (5/4) juga naik 10 orang. Artinya, naik 20 orang dibandingkan data hari Jumat (3/4) yang masih 36 orang.

“Positif Covid-19 sebanyak 56 orang. Terjadi peningkatan sebanyak 17,8 persen dibandingkan dengan jumlah hari kemarin (Sabtu). Namun kita mendapatkan informasi, terdapat 1 orang positif Covid-19 di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang sembuh,” ujarnya.

Peningkatan pasien positif ini, menurutnya, menunjukkan bahwa penyebaran dan penularan Covid-19 sampai saat ini masih terus berlangsung. Untuk itu, kebijakan Pemprovsu yang memberlakukan status tanggap darurat di wilayah Sumut, harus tetap didukung dengan merespon upaya-upaya pencegahan. Dengan begitu, rantai penularan dapat diputus.

“Kami mengajak seluruh masyarakat Sumut agar tidak bosan-bosan melakukan upaya-upaya pencegahan penularan Covid-19, dengan tetap tinggal di rumah bersama keluarga, tidak bepergian ke tempat-tempat keramaian, menjaga jarak minimal 2 meter. Kemudian membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Dan gunakan masker, sehingga diri kita, keluarga kita dan lingkungan di sekitar kita tetap aman dari penularan virus tersebut,” imbau Whiko.

Whiko juga menyebutkan, peningkatan jumlah juga terjadi pada Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang saat ini berjumlah 122 orang. Jumlah ini meningkat 4 persen dibanding hari Sabtu sebanyak 117 PDP. “Sedangkan jumlah ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang melapor 3.638 orang. Jumlah tersebut terjadi penurunan sebesar 4,2 persen dibanding hari Sabtu 3.794 orang,” sebutnya.

Pada Sabtu kemarin sebanyak 7.000 Alat Pelindung Diri (APD) dan 35.000 masker telah diterima Dinas Kesehatan Sumut dari Pemerintah Pusat. APD dan masker tersebut dibawa menggunakan pesawat Boeing milik TNI AU yang mendarat di Lanud Soewondo. “Selanjutnya, APD dan masker itu akan didistribusikan kepada tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 di rumah-rumah sakit rujukan penderita corona,” pungkasnya.

Berdiam di Rumah

Sementara itu, Kota Medan masuk dalam zona merah atau zona berbahaya penyebaran Covid-19. Data menunjukkan, pasien positif Covid-19, PDP dan ODP di Kota Medan terus bertambah.

Hal ini membuat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, terus melakukan langkah-langkah pencegahan penyebarannya. Salahsatunya, gugus tugas mengimbau masyarakat agar terus menjaga jarak atau menghindari kontak fisik (physical distancing) satu sama lain

“Kalau ditanya apakah physical distancing berhasil menekan penyebaran Covid-19? Ya seharusnya berhasil. Sebab di beberapa negara, hal itu terbukti mampu menekan angka penyebaran. Tapi semua kembali kepada masyarakat kita, apakah punya kesadaran untuk selalu menjaga physical distancing itu,” ucap Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Medan, Arjuna Sembiring, kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Saat ini, kata Arjuna, gugus tugas bekerjasama dengan Polrestabes Medan, terus mengimbau masyarakat agar tidak lagi berkumpul-kumpul tanpa tujuan, dan mengurangi aktivitas di luar rumah untuk hal-hal yang kurang penting.

“Berdasarkan maklumat Kapolri, polisi terus berkeliling mengimbau masyarakat agar menghindari kerumuman. Kita juga terus melakukan tindakan preventif seperti melakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di seluruh kelurahan di Kota Medan, hingga fasilitas-fasilitas umum,” terangnya.

Sekretaris Komisi I DPRD Medan, Habiburrahman Sinuraya, menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang yang memilih berkumpul bersama rekan-rekannya di tempat umum. “Kita sangat menyayangkan sikap masyarakat yang tidak peduli imbauan ini. Kalau mereka bekerja di luar rumah, bisa kita maklumi. Tapi buat mereka yang nongkrong dan tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, ini sangat tidak pantas dilakukan saat ini, di saat pemerintah, tim medis, dan seluruh pihak sedang bekerja memutus rantai Covid-19 ini,” ujarnya kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Untuk itu, ia meminta pihak kepolisian bertindak. “Komisi I DPRD Medan sebagai counterpart Polrestabes Medan, meminta polisi membubarkan masyarakat yang masih saja nongkrong dan berkumpul dan diberi peringatan keras,” katanya. Ia mencontohkan cafe-cafe di Jalan Ringroad Kota Medan, yang kerap menjadi wadah berkumpulnya anak-anak muda di malam hari.

“Sebenarnya masih banyak lagi tempat di Kota Medan yang hingga kini masih ditongkrongi anak-anak muda. Polisi harus tegas menindak ini,” jelasnya.

Habib juga meminta agar Pemko Medan berkenan memperhatikan nasib para pedagang kecil atau UMKM di Kota Medan. “Pedagang juga mau di rumah, tapi siapa yang menjamin keberlangsungan hidup keluarganya? Dan pedagang warung, cafe atau restoran diminta tidak melayani tamu yang makan di tempat, tetapi memberlakukan sistem take away (bawa pulang). Ini demi kebaikan semua pihak,” ungkapnya.

Segerakan Rapid Test Massal

Mengantisipasi eskalasi kematian masyarakat lebih tinggi di Sumut terkait Covid-19, seluruh pemerintah daerah dan tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumut diminta segerakan rapid test atau alat cek massal Covid-19.

“Gugus Tugas Covid-19 yang sudah terbentuk di wilayah Sumut, sifatnya masih menunggu. Dugaan saya, masyarakat yang terpapar positif di Sumut jauh lebih besar dari jumlah yang dilaporkan oleh gugus tugas,” kata Sekretaris Fraksi Nusantara DPRD Sumut, Zeira Salim Ritonga kepada Sumut Pos, Minggu (5/4).

Diungkapkan dia, saat ini masyarakat banyak yang ingin melakukan rapid test gratis namun belum memiliki akses yang memadai. Ia menilai, pemprov, pemda, dan gugus tugas belum memiliki program jemput bola.

“Sangat membahayakan jika tidak dilakukan rapid test masal. Ditambah lagi jika aturan physical distancing tidak berjalan efektif. Karena itu, pemerintah harus cepat melakukan rapid test massal sebelum korban makin banyak,” katanya.

Menurut anggota Komisi B DPRD Sumut ini, beberapa daerah yang melakukan rapid test massal memberi hasil mengejutkan. “Provinsi Jawa Barat ketahuan terpapar puluhan orang. Jangan sampai penderita Covid-19 tanpa gejala, terus menyebarkan virus ke semua orang yang dia temui,” katanya.

Ia berpesan, tim gugus tugas dan seluruh tenaga kesehatan mesti dibekali Alat Pelindung Diri (APD) memadai dalam melakukan rapid test, dan pelaksanaannya mesti mengikuti protokoler kesehatan sesuai standar WHO dan pemerintah. “Kami mendorong cek massal Covid-19 ini segera diberlakukan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pemprov Sumut mengatakan telah mendistribusikan 4.000 rapid test kepada seluruh Dinas Kesehatan dan juga rumah sakit di seluruh kabupaten/kota se Sumut. “Rapid test itu sebagai penyaringan awal Covid-19, untuk mempermudah penanganan pasien,” kata Aris, Kamis (2/4). Tak hanya rapid test, APD juga sudah didistribusikan ke rumah sakit.

Penggunaan rapid test diprioritaskan bagi ODP, PDP, dan seluruh tenaga kesehatan yang merawat masyarakat gejala Covid-19.

Sementara dua rumah sakit rujukan Covid-19, yakni RS GL Tobing dan RS Martha Friska 2 telah beroperasi. Rencananya Tim Gugus Tugas Covid-19 Sumut juga akan menyiapkan 11 RS lagi untuk dijadikan lokasi isolasi pasien Covid-19 ataupun PDP,” tambahnya. (ris/prn/map/kps)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/