Site icon SumutPos

Saddam Husein Tewas Dihabisi Sobat Karib

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

SIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – “Mancit andoraku, sosak ilala parnafasan i abang (sakit dadaku, sesak bernafas abang).” Begitu ungkapan Saddam Husein Rangkuti kepada abangnya Muhammad Sulaiman (32), beberapa menit sebelum meninggal, Selasa (5/5) pukul 02.00 WIB.

Pemuda kelahiran 24 tahun lalu ini sebelumnya ditikam sahabat sendiri, Akhiruddin Hasibuan (25) alias Ucok Monmon.

Informasi dihimpun, peristiwa bermula saat Saddam dan Ucok cekcok mulut dan berujung dengan perkelahian di persimpangan Jalan Mangga dekat Pasar Loak Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara, sekira pukul 01.00 WIB. Tak lama setelah itu, korban ditemukan tergeletak dan berlumuran darah di lokasi. Sontak, kejadian itu membuat warga heboh.

Apalagi keduanya dikenal sebagai teman karib yang kerap bersama-sama. Bahkan Saddam dan Ucok sering menjaga parkir bersamaan di sekitar Pasar Loak.

Selama ini, pasar yang beroperasi sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB itu selalu diramaikan pedagang sayur, ikan, serta buah-buahan. “Itu kawan akrabnya, sudah lama mereka berkawan. Makanya kita heran kenapa bisa seperti ini. Sampai sekarang yang belum kita tahu, kenapa si Ucok berani berbuat seperti itu,” ungkap abang korban Muhammad Sulaiman alias Leman (32) ketika disambangi di rumah duka, di Kelurahan Losung Batu, Psp Hutaimbaru.

Informasi diperoleh dari orang-orang sekitar TKP, motif perkelahian sahabat karib itu adalah perebutan lahan parkir. Karena, saat itu sekira pukul 01.00 WIB keduanya diketahui berkelahi.

“Dengar-dengar seperti itu, mereka berebut lahan parkir. Dan sebelum kejadian masih ada lagi orang situ yang lihat mereka berkelahi,” terangnya.

Sambung Leman, menurut info yang didapatnya lagi, Ucok sempat membawa pisau untuk mengejar Saddam setelah selesai berkelahi. “Selesai berkelahi, kata orang itu si Ucok sempat membawa pisau dan mengejar si Saddam,” sebutnya.

Leman yang bertempat tinggal di sekitar Kampung Jawa Psp Utara, atau berada di sekitar TKP, mengaku bahwa dirinya mengetahui peristiwa itu setelah mendapatkan informasi dari salah seorang rekannya. “Tok-tok-tok, kedengaran suara pintu. Terus ada yang mengatakan; adikmu sudah dirawat di rumah sakit. Tadi berkelahi sama si Ucok,” katanya menirukan perkataan kawannya yang meggedor pintu dan memberitahukan kabar adiknya.

“Kemudian saya langsung bergerak cepat ke RS. Di situ dia (Saddam, red) sudah terbaring dengan merintih kesakitan. Tidak sampai setengah jam atau sekira 5 atau 10 menit sewaktu saya di situ, dia menghembuskan nafas terakhirnya,” tuturnya.

Berebut Lahan Parkir
Di sekitar lokasi kejadian, menyeruak kabar bahwa perkelahian keduanya dipicu rebutan lahan parkir. Saddam disebut meminta bagian lahan parkir kawasan Jalan Mangga, tepatnya di persimpangan yang mengarah ke Jalan MH Thamrin, atau 20 meter dari gerbang Masjid Raya mengarah ke Pajak Kodok.

Namun begitu, seorang pria yang berada di antara pedagang di sana mengaku tidak mengetahui penyebab pasti perkelahian.

“Kalau kabarnya karena rebutan lapak parkir.” ujar seorang pria yang tak menyebutkan namanya. “Gak tahu gara-gara apa, cuma berantam di sini tadi. Ditusuk, lalu yang satu itu jatuh. Sedangkan si Ucok Monmon lari. Dia warga Pasar Loak ini,” terang warga lain bernama Adi. Dia menambahkan, usai mendapat tikaman, Saddam pun tumbang. Selanjutnya pemuda yang berelamat di Losung Batu, Psp Utara, ini dilarikan warga ke RSUD Kota Psp yang berjarak 400 meter dari lokasi. Sementara L Lubis (50), warga yang tinggal sejauh 30 meter dari lokasi kejadian mengungkapkan, awalnya ia kaget mendengar info ada orang yang kena tikam.

Diceritakannya, saat kejadian, warga sekitar langsung berdatangan menyaksikan peristiwa yang terjadi. Bahkan saat itu ada desas-desus kedua sahabat karib ini sempat cekcok sebelumnya. “Iya benar mereka itu kawan akrab. Orang yang mengenal mereka pun pada heran. Kenapa bisa seperti ini,” tutur Lubis. Diterangkannya, setaunya, hampir setiap hari keduanya selalu bersamaan di sekitaran Jalan Mangga. Kemudian selama ini warga tidak pernah melihat pertikaian di antara keduanya.

“Mereka sudah dikenal orang di sini karena selalu bersama-sama. Selama ini, tidak pernah kita lihat ada perkelahian antara mereka berdua, makanya warga heran kenapa bisa seperti itu kejadiannya,” tegasnya. Kapolres AKBP M Helmi Lubis SIK melalui Kasat Reskrim AKP DB Diriono Sihotang yang disampaikan KBO Reskrim Ipda H Marpaung mengatakan, sesuai informasi yang diperoleh dari TKP, motif sementara kejadian diduga akibat pekerjaan, atau pertikaian masalah lahan parkir.

“Kalau dugaan sementara masalah pekerjaan,” katanya. Terkait peristiwa itu, terangnya, keluarga korban telah membuat laporan langsung ke Polres. Hasilnya, keterangan beberapa saksi menyatakan bahwa korban dan pelaku sebelumnya berkelahi. “Kita mendapatkan laporan setelah korban meninggal dunia dan di situ kita langsung bergerak cepat ke TKP dan rumah duka. Saat itu, kita juga menyarankan kepada keluarga agar dilakukan otopsi terhadap jenazah korban. Namun, keluarga memilih untuk tidak diotopsi,” katanya.

Seterusnya, dari hasil pemeriksaan terhadap saksi, H Marpaung menyebutkan, salah satu saksi bernama Agus Salim yang diperiksa mengutarakan bahwa saat itu ia sedang membeli makanan ke Pasar Ucok Kodok. Selesai membeli makanan, Agus melihat Saddam dengan posisi terbaring di tanah dan di sekitarnya ada dua warga, yaitu Husni dan Tony.

“Sesampainya di TKP, Agus menanyakan kepada Husni dan Tony, kenapa Saddam seperti itu. Mereka (Husni dan Tony) menyebutkan bahwa Saddam tadi berkelahi dengan Ucok, sementara si Ucok sudah lari,” katanya saat membacakan hasil pemeriksaan terhadap saksi. Lalu, pada saat itu juga Saddam meminta pertolongan kepada Agus untuk dibawa ke rumah sakit. Namun sebelumnya, Agus meminta agar pisau yang berada di tangan Saddam terlebih dahulu dibuang.

“Buang dulu pisau itu, baru saya antarkan kamu ke rumah sakit. Itu yang disampaikan Agus saat Saddam meminta diantarkan ke RS,” kata Ipda H Marpaung di ruangannya. Saksi lain, Tony dalam keterangannya menyampaikan, tidak mengetahui secara detail peristiwa perkelahian antara Saddam dan Ucok. “Kalau si Tony, ia mengatakan saat itu tidak mengetahui perkelahian itu,” katanya.

Sudah Lama Saya Dendam
Polisi langsung bergerak cepat menyisir ke titik-titik yang diduga menjadi tempat kelakuan tersangka pasca kejadian. Berselang 13 jam kemudian, Akhiruddin Hasibuan alias Ucok Monmon berhasil diringkus. Saat ditangkap, Ucok sedang berdiam diri di kediaman bibinya.

“Langsung bergerak cepat, tersangka ditemukan di rumah bibinya di Kampung Selamat Kecamatan Psp Utara,” ujar Kapolres AKBP M Helmi Lubis SIK Kasat Reskrim AKP DB Diriono Sihotang yang disampaikan KBO Reskrim Ipda H Marpaung. Di ruangan KBO ketika diwawancarai, Akhiruddin mengaku berbuat nekad karena sakit hati terhadap sikap Saddam yang selalu mencacinya.

“Sudah lama saya dendam sama dia (korban, red). Dia sering mencaci-caci saya, itu yang saya rasakan. Kejadian ini tidak saya rencanakan, datang di situ saja,” katanya.

Terkait kronologis perkelahian yang berujung kematian rekannya, menurut Akhiruddin, peristiwa berawal pada Selasa (5/5) sekira pukul 01.00 WIB, ia sedang sarapan lontong di salah satu kedai yang berada di daerah Pasar Ucok Kodok.

Selesai sarapan lontong, ia beranjak ke lokasi parkir di depan Pasar Loak, untuk berjaga. “Di situ Saddam sudah ada di parkiran,” terangnya.

Sesampainya di sana, menurut pengakuannya, Saddam terus mengganggu dan mendatanginya dengan gaya seolah-olah mengajak berantam. “Di parkir itu, saya terus diganggunya. Lagian kan dia bukan orang situ. Dia itu tinggal di Losung Batu. Saat itu juga dia terus mendatangi saya. Sudah lama dia mengajak saya berantam, tapi saya tidak pernah meresponnya,” katanya.

Kemudian ia menjelaskan, di parkiran itu sempat terjadi cekok dan korban memukulnya.

“Pas cekcok dipukulnya saya. Makanya saya langsung lari ke arah Masjid Raya. Tapi dia (korban, red) terus mengejar, dan akhirnya terjatuh. Saat dia terjatuh itulah, saya melihat pisau itu jatuh dari tangannya. Makanya saya ambil pisaunya,” katanya.

Dikatakannya lagi, dengan kondisi terjatuh, korban masih ingin melakukan perlawanan kepadanya. Dan terjadilah perkelahian keduanya.

“Kemudian saya berkelahi dengannya dan kena dia sekali (kena tusuk pisau). Tapi dia masih mencoba bangkit untuk melawan. Saya tidak tau lagi berapa kali itu terjadi penikamannya, karena saat itu datang setannya bang,” katanya.

Dengan kondisi itu, ia meninggalkan korban terbaring dan pergi ke rumahnya.

“Saya lari ke rumah. Sampai di rumah saya masih kepikiran sama dia, bagaimana kondisinya,” tuturnya. Kemudian, Akhiruddin juga mengakui bahwa antara ia dan korban adalah teman akrab sejak kecil. Namun disayangkannya, akhir-akhir ini korban memang sering mencacinya.

“Iya bang, kami memang akrab sekali. Sejak SD kami sudah berkawan,” tuturnya sedikit tertunduk seolah mengenang rekannya itu, sesaat sebelum diperiksa polisi. (bsl/mag-1/smg/deo)

Exit mobile version