KARO, SUMUTPOS.CO- Hujan deras pada Minggu (4/10) sore, yang berintensitas tinggi di sekitar puncak maupun lereng Gunung Sinabung, memicu banjir lahar dingin. Satu unit rumah warga Desa Sigaranggarang Kecamatan Namanteran hanyut, sedangkan 3 unit rumah lainnya terendam arus air dan material.
Sarita br Ginting(35) warga Desa Sigaranggarang , Senin (5/10), kepada Sumut Pos mengatakan pada saat terjadinya hujan di lereng Sinabung, dia bersama warga lainnya sedang bekerja upahan di ladang tetangganya antara Desa Kutarayat jalan tembus ke Kabupaten Langkat. Sekitar jam 17.00 WIB, Sarita bersama rekannya pulang bekerja dan ingin kembali dari arah Desa Sigaranggarang menuju posko pengugsian GBKP Simpang Enam Kabanjahe.
Ketika sampai di Desa Sigaranggarang, dia bersama rekannya terkejut melihat rumah warga telah hanyut dan terendam arus air maupun matrial Sinabung. Senada dengan itu, Mariati br Sembiring(40) menjelaskan, rumah warga yang hanyut disapu lahar hujan dan hancur adalah milik Jusianta Sembiring Pandia (40), Tulis Sembiring (60), Petrus Ginting(45), dan Karya Tarigan (40).
Menurut Indrawati br Ginting(42) didampingi warga lainnya, 1 unit Kamar mandi wanita juga ikut hancur disapu lahar hujan Sinabung yang terjadi sore itu. Arus air yang cukup deras turun dari puncak Sinabung yang tingginya ditaksir sekitar 2 meter.
Sejatinya, telah dibangun parit besar untuk menampung arus air yang bermuara ke jalur Sungai Borus. Namun, kali ini arus lahar dingin dari Sinabung cukup deras dan besar, sehingga parit itu tidak lagi sanggup menampung terjangan arus lahar hujan tersebut. “Dua hektare areal persawahan juga hancur disapu lahar dingin dan tertimbun matrial yang hanyut seperti batu-batuan, pasir, bongkahan kayu, dan lain sebagainya,” katanya.
Jusianta Sembiring Pandia(40) mengharapkan agar pemerintah dapat segera memberikan ganti rugi rumahnya yang telah hanyut akibat diterjang lahar hujan Sinabung. Karena barang-barang yang selama ini tersimpan di dalam rumah, seluruhnya telah hanyut. Kerugian yang mereka alami secara keseluruhan mencapai ratusan juta rupiah.
“Sebenarnya jalur lahar dingin ini tidak langsung mengarah ke desa. Namun akibat hujan deras kemarin, parit (jalur laharan) tidak mampu menahan hingga akhirnya jebol dan masuk ke rumah-rumah warga,” ungkap Pejabat Kepala Desa Sigaranggarang, Bahteria Sembiring.
Sedangkan Camat Namanteran, Kasman Sembiring, mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo untuk menanggulangi pemasalahan tersebut. “Kemungkinan akan dibuat jalur baru untuk aliran lahar dingin, sehingga ke depannya tidak terjadi lagi hal seperti ini,” kata Kasman.
Kabid Darurat Logistik BPBD Karo Natanail Peranginangin mengaku belum tahu detail soal lahar dingin tersebut. Namun, dia memastikan tidak ada korban jiwa. “Pihak kami pun hanya mendapat informasi dari Sekdes,”ujarnya, Senin (5/10) di ruang kerjanya.
Dikatakannya, warga desa sudah diungsikan beberapa waktu lalu di posko pengungsian sehingga tak ada korban jiwa. Meskipun begitu, diimbau kepada warga agar tidak memasuki wilayah yang dilarang (kawasan zona merah). “Karena di musim pancaroba ke musim hujan dikhawatirkan datangya banjir lahar dingin. Bukan hanya air yang datang melainkan komponen lainnya seperti pohon dan batu besar yang dibawa air,”pungkasnya. (des/cr7/spg/rbb)